Depresi bisa dialami oleh siapapun. Yang paling disayangkan, depresi dapat menjadi duri dalam hubungan Anda dan pasangan, terutama terkait dengan aktivitas di atas ranjang. Jika pasangan mengalami depresi, apakah boleh mengajaknya untuk berhubungan intim?
Psstt… seks bisa jadi obat untuk depresi
Para ahli mengatakan bahwa seks adalah salah satu obat instan untuk menyembuhkan frustasi atau depresi ringan. Hubungan seksual akan membuat tubuh Anda melepas endorfin ke dalam aliran darah, yang kemudian memproduksi rasa eforia. Hormon ini diproduksi secara alamiah oleh kelenjar otak. Hormon endorfin inilah yang menyebabkan Anda merasa bahagia.
Hormon ini diproduksi secara alamiah oleh kelenjar otak untuk mengimbangi hormon adrenalin dan kortisol yang berlimpah-limpah jumlahnya pada saat Anda merasa jengkel, marah, atau stres. Saat Anda melakukan hubungan seks, maka produksi hormon endorfin meningkat dan metabolisme tubuh lancar.
Kelancaran metabolisme inilah yang menentukan sensitivitas endorfin, sehingga saat tubuh memerlukan maka hormon ini akan tersedia berlimpah. Hasilnya, Anda merasa diri menjadi lebih ‘komplit’, dan depresi ringan serta frustasi pun akan lenyap.
Depresi bisa “menular’ pada pasangan yang sehat
Salah satu gejala depresi adalah hilangnya minat dan kesenangan pada hal-hal yang sebelumnya disukai. Salah satu aktivitas yang dimaksud tentunya adalah seks. Depresi membuat pengidapnya merasa nelangsa dan putus asa, sehingga si dia mungkin merasa enggan untuk bermesraan. Ditambah lagi, ketika salah satu pasangan depresi, pasangan yang sehat juga berisiko tinggi untuk mengalami depresi.
Lalu bagaimana cara untuk menanggulanginya?
Simak tips seks saat pasangan depresi yang diberikan seorang pakar seks terkemuka asal New York, Ian Kerner, di bawah ini jika Anda ingin tidak hanya ingin kehidupan seks Anda bergairah lagi namun juga masa depan rumah tangga Anda dapat terselamatkan.
Cara aman kalau harus berhubungan seks saat pasangan depresi
1. Cari bantuan ahli
Bila depresinya belum parah atau masih ringan, ajak pasangan Anda untuk mengikuti terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini terfokus pada upaya untuk menghilangkan pikiran dan perilaku negatif serta menggantikannya dengan hal-hal berbau positif.
2. Ganti obat
Jika Anda merasakan efek samping parah dari antidepresan yang dikonsumsi, bicarakan kepada dokter dan mintalah gantinya. Misal dengan obat yang punya efek samping terhadap kemampuan seks yang rendah (seperti bupropion) atau dapat membantu meningkatkan hasrat seksual.
3. Puasa bercinta
Ian menyarankan tak ada salahnya berhenti dulu bercinta dengan pasangan, untuk sementara. Jangan memaksakan diri untuk berhubungan seksual dengan suami atau istri yang sedang depresi. Bermesraan tanpa harus penetrasi seksual bisa menjadi cara yang efektif untuk terus mengobarkan api cinta Anda berdua, seperti berpegangan tangan, berpelukan atau bercumbu.
4. Lakukan saja
Ada yang bilang, seks tidak bisa ditunda. Oleh karena itu, rasanya sah-sah saja jika Anda memilih untuk jalan terus; bisa dengan pasangan (jika ia memang berkenan) atau masturbasi saja. Kadang ketika depresi menyerang, sedikit melakukan aktivitas seksual saja sudah cukup membantu menenangkan.
Lagipula para pakar sepakat bila seseorang merasakan orgasme, aktivitas ini akan meningkatkan kadar serotonin, endorfin serta opioid yang kerap dikatakan sebagai ‘sumber kebahagiaan’ dalam otak. Seks juga membuat rileks dan menambah kepercayaan diri.
5. Komunikasi
Konon orang yang depresi sering merasa sendiri dan terisolasi sehingga susah berkomunikasi. Itulah mengapa penting untuk membicarakan efek samping depresi yang dialami dengan pasangan dan juga kepada dokter. Komunikasi adalah cara mudah Anda untuk membicarakan seks saat pasangan depresi.
Menurut Sara Benincasa, penulis buku Agorafabulous!: Dispatches from My Bedroom, seks merupakan alat komunikasi yang dapat dimanfaatkan pasangan untuk tetap terhubung, baik dalam suka maupun duka.
[embed-health-tool-ovulation]