backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sering Merasa Kebelet Pipis Saat Berhubungan Seks, Normalkah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    Sering Merasa Kebelet Pipis Saat Berhubungan Seks, Normalkah?

    Mengompol normalnya dialami oleh bayi atau anak kecil yang belum bisa buang air kecil sendiri. Namun pada kenyataannya, ngompol bisa terjadi di semua usia. Bahkan tak jarang orang dewasa yang tak sengaja ngompol saat seks. Apa ini normal?

    Ngompol saat seks lebih sering dialami perempuan

    Ngompol saat seks adalah masalah yang sangat umum. Namun ini lebih sering ditemui pada wanita dewasa, karena tubuh pria memiliki mekanisme alami yang mencegah urin keluar saat mereka berejakulasi.

    Pria tidak bisa kencing dan ejakulasi di saat bersamaan. Ketika seorang pria akan ejakulasi, bukaan kantung kemihnya menutup untuk mencegah agar air seni tidak bercampur dengan air mani.

    Namun bagi wanita, prosesnya sedikit lebih rumit. Akan sangat mungkin bagi seorang wanita untuk buang air kecil dan berorgasme di saat yang bersamaan.

    Sebagai akibatnya, beberapa wanita memilih untuk menunda orgasme untuk mencegah ngompol saat seks. Hampir 60 persen wanita setidaknya pernah mengalami ngompol saat seks sekali dalam seumur hidup.

    Sensasi kebelet pipis saat seks mungkin timbul akibat respon tubuh yang kebingungan saat menerima begitu banyak rangsangan di tempat-tempat yang paling sensitif.

    Letak klitoris dan bukaan vagina berada sangat dekat dengan lubang kandung kemih (uretra).

    Selama seks, jari tangan, penis, atau mainan seks yang dipakai untuk merangsang mungkin tak sengaja ikut menekan kandung kemih wanita. Akan tetapi, ngompol saat seks bukanlah ejakulasi wanita.

    Ngompol saat seks dan ejakulasi wanita adalah dua hal yang berbeda

    Ejakulasi wanita sering disebut sebagai squirting. Squirting adalah cairan ejakulasi wanita mirip air mani pria, namun lebih encer, yang keluar dari lubang kandung kemih. 

    Meski keluar dari lubang kemih, cairan ini bukan urin karena tidak mengandung urea, kreatinin, atau asam urat yang umum ditemukan dalam air seni.

    Cairan ejakulasi wanita juga bukan termasuk pelumas alami dinding wanita.

    Cairan squirting mengandung karakteristik khas plasma prostat yang berasal dari kelenjar Skene, yang kurang lebih berfungsi sebagai kelenjar prostat wanita.

    Ejakulasi wanita biasanya merupakan hasil dari stimulasi berlanjut di G-spot. Oleh karena itu, menekan area G-spot juga akan memengaruhi kelenjar Skene.

    Beda dengan cairan yang Anda keluarkan ketika ngompol saat seks. Cairan yang keluar adalah benar-benar urin, persis sama seperti saat Anda buang air kecil.

    Alasan kenapa ngompol bisa terjadi saat seks masih belum sepenuhnya dipahami, tapi kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh inkontinensia urin, kandung kemih yang meradang (cystitis), atau otot-otot leher kandung kemih yang lemah.

    Dasar panggul yang lemah juga bisa menyebabkan ngompol selama orgasme.

    Pada beberapa kasus, terkadang masalah ini disebabkan oleh ukuran vagina dan penis yang kurang “klop” untuk memfasilitasi penetrasi.

    Penis besar kadang dapat menciptakan sensasi kebelet pipis tak terbendung pada wanita yang memiliki ukuran lubang vagina lebih kecil.

    Posisi seks tertentu juga kadang membuat perasaan kebelet pipis makin menjadi-jadi, misalnya doggy style (penetrasi dari belakang) dan wanita di atas.

    Ngompol saat seks yang bisa jadi gejala penyakit

    Ngompol saat seks adalah hal yang umum terjadi, dan tak perlu terlalu dikhawatirkan. Tapi jika hal ini terus berlanjut dan volume urinnya selalu sedikit, hubungi dokter.

    Ini mungkin menandakan Anda mengalami prolaps rahim. Selain itu, infeksi saluran kencing atau infeksi jamur vagina juga bisa jadi penyebabnya.

    Konsultasikan ke dokter jika air kencing Anda berbau aneh dan/atau mengandung selaput putih atau keabuan yang mirip seperti keputihan.

    Antibiotik mungkin diresepkan dokter untuk menyembuhkan gejalanya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan