Orgasme palsu alias berpura-pura mengalami orgasme bisa berdampak pada tingkat kepuasan seksual, menurunkan kualitas hubungan, dan meningkatkan kecemasan. Sebaiknya Anda dan pasangan tidak membiasakan hal ini dan lebih jujur mengenai pengalaman seksual satu sama lain. Nah, Anda bisa mengenali orgasme yang dipalsukan dalam penjelasan berikut.
Berbagai ciri-ciri orgasme palsu
Berpura-pura mengalami orgasme, padahal sebenarnya tidak, biasanya dilakukan untuk menghindari konflik dengan pasangan atau memenuhi ekspektasi pasangan.
Berikut ini beberapa tanda yang bisa menunjukkan ketika seseorang melakukan orgasme palsu.
1. Ekspresi yang berlebihan atau dramatis
Salah satu ciri umum orgasme palsu adalah seseorang menunjukkan ekspresi yang berlebihan atau dramatis ketika berhubungan intim.
Hal dramatis ini bisa berupa suara yang dibuat-buat, ekspresi wajah yang dipaksakan untuk menciptakan kesan klimaks, atau gerakan tubuh yang tidak alami.
2. Tidak ada perubahan pada area genital

Orgasme pada wanita biasanya disertai dengan peningkatan cairan atau lubrikasi alami, sedangkan orgasme pada pria umumnya diikuti dengan ejakulasi.
Apabila pasangan tidak memiliki perubahan pada reaksi tubuh, seperti ejakulasi atau peningkatan cairan organ intim, ini bisa menjadi pertanda ia memalsukan orgasme.
3. Durasi orgasme yang tidak wajar
Jika orgasme terjadi terlalu cepat, tanpa adanya rangsangan seksual yang cukup, bisa jadi pasangan tidak mencapai puncak kenikmatan bercinta yang sesungguhnya.
Selain itu, pasangan yang memalsukan orgasme kemungkinan akan kembali bersikap normal bahkan terlihat aktif.
Padahal, orgasme asli akan membuat tubuh menjadi sangat rileks sehingga orang biasanya mengantuk dan ingin tidur selepas mengalami orgasme.
4. Enggan membahas mengenai pengalaman orgasme mereka
Orang yang sering melakukan orgasme palsu sering kali enggan membahas pengalaman saat mencapai orgasme.
Ketika diajak berdiskusi tentang hal tersebut, mereka cenderung menghindar atau menunjukkan rasa tidak nyaman, lalu berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Hal ini mungkin karena mereka merasa tidak memiliki pengalaman nyata untuk diceritakan atau takut ketahuan bahwa orgasme mereka tidak alami.
Perbedaan orgasme palsu dan asli
Perbedaan antara orgasme palsu dan asli dapat dilihat dari berbagai hal, mulai dari reaksi tubuh saat hubungan intim hingga ekspresi emosional.
Orgasme yang terjadi secara alami merupakan hasil dari rangsangan seksual dan biasanya ditandai dengan adanya kontraksi otot yang tidak bisa dikendalikan.
Selain kontraksi otot, orgasme asli biasanya diiringi dengan peningkatan detak jantung dan pernapasan.
Mengutip Planned Parenthood, setelah mengalami orgasme, tubuh cenderung menjadi lebih rileks karena tubuh melepaskan hormon endorfin yang menciptakan perasaan nyaman, senang, atau mengantuk.
Sebaliknya, orgasme palsu lebih banyak melibatkan ekspresi yang dibuat-buat tanpa adanya perubahan fisiologis yang nyata.
Jadi, meskipun seseorang menunjukkan tanda-tanda orgasme melalui suara atau gerakan tubuh, tidak adanya respons alami, seperti kontraksi otot atau peningkatan detak jantung, bisa menandakan orgasme tersebut tidak nyata.
Dampak orgasme palsu untuk kesehatan
Mungkin Anda tak mengira, berpura-pura orgasme dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dilakukan secara terus-menerus.
Berikut ini beberapa dampak yang bisa muncul ketika sering memalsukan orgasme.
1. Ketidakpuasan seksual

Jika Anda terus berpura-pura merasakan orgasme, tubuh bisa kesulitan merespons rangsangan seksual secara alami sehingga Anda sulit mencapai orgasme yang sebenarnya.
Studi dalam The Journal of Sex Research menunjukkan bahwa berpura-pura orgasme dapat berdampak negatif pada tingkat kepuasan seksual, hubungan, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Beberapa peserta dalam penelitian ini akhirnya memilih berhenti berpura-pura orgasme karena mereka menyadari tidak selalu mencapai orgasme bukan masalah besar untuk kehidupan mereka atau hubungan dengan pasangan.
2. Meningkatkan stres dan tekanan mental
Berpura-pura orgasme dapat menimbulkan tekanan emosional dan stres. Seseorang mungkin merasa tertekan untuk terus berpura-pura agar tidak mengecewakan pasangan.
Jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini tidak hanya memicu kecemasan tetapi juga dapat mengurangi rasa percaya diri dalam hubungan intim.
3. Masalah dalam hubungan
Orgasme palsu dapat menciptakan kesenjangan dalam hubungan, terutama jika pasangan tidak menyadari bahwa kepuasan yang ditampilkan pura-pura belaka.
Jika terus berlanjut, kurangnya kejujuran dan komunikasi pada pasangan dalam hubungan seksual dapat menyebabkan ketegangan atau bahkan perpisahan.
Berpura-pura mencapai orgasme mungkin tampak sebagai solusi sementara untuk menghindari ketidaknyamanan dalam hubungan.
Namun, hal ini bisa berdampak pada kepuasan seksual, kesehatan mental, dan keharmonisan hubungan dalam jangka panjang.
Oleh sebab itu, cobalah untuk jujur dan bicarakan dengan terbuka mengenai kebutuhan dan preferensi seksual masing-masing agar hubungan semakin intim dan harmonis.
- Ciri-ciri orgasme palsu antara lain ekspresi yang berlebihan, tidak ada perubahan pada area genital, durasi orgasme yang lebih cepat atau terlalu lama, dan komunikasi yang tidak jelas.
- Dampak orgasme palsu untuk kesehatan yaitu ketidakpuasan seksual, meningkatkan stres dan tekanan mental, dan masalah dalam hubungan.
[embed-health-tool-ovulation]