backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tanda Anda Mengalami Tekanan Batin dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/09/2023

Tanda Anda Mengalami Tekanan Batin dan Cara Mengatasinya

Tidak semua hal yang terjadi di dalam hidup ini bisa kita kontrol. Terkadang, hal-hal buruk seperti ditinggalkan, pemutusan hubungan kerja, hingga perundungan bisa saja terjadi. Pengalaman buruk itu tidak jarang meninggalkan tekanan batin bagi orang yang mengalaminya.

Jika tidak ditangani dengan tepat, tekanan batin bisa menyebabkan seseorang mengalami berbagai gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengenali kondisi ini sedini mungkin demi mendapatkan penanganan terbaik.

Apa itu tekanan batin?

Tekanan batin adalah suatu kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan gugup, marah, atau frustrasi terhadap keadaan tertentu.

Kondisi ini bisa muncul akibat kehilangan orang yang dicintai, perundungan, pemutusan hubungan kerja, maupun peristiwa buruk lainnya.

Tekanan batin juga bisa disebabkan oleh perilaku orang lain yang meninggalkan beban bagi Anda. Ini bisa berupa sikap kurang menyenangkan hingga tuntutan yang memberatkan.

Meski begitu, tidak semua tekanan batin membahayakan. Terutama jika kondisi ini berlangsung selama kurang dari dua minggu dan tidak berdampak pada kehidupan Anda.

Namun, jika rasa takut, stres, dan frustrasi tersebut berlangsung selama lebih dari dua minggu, segera temui dokter. Tekanan batin yang terlalu lama bisa menjadi tanda-tanda depresi.

Gejala tekanan batin

Setiap orang yang mengalami tekanan batin bisa memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung penyebab dan kondisi mental orang tersebut sebelumnya.

Namun, beberapa kondisi berikut merupakan ciri-ciri umum yang kerap ditemukan pada seseorang dengan batin tertekan.

  • Rasa takut berlebihan.
  • Mudah tersinggung.
  • Kehilangan rasa percaya diri.
  • Lelah mental.
  • Tidak merawat diri dengan baik, seperti jarang mandi.
  • Perhatian mudah teralihkan atau sulit konsentrasi.
  • Detak jantung meningkat.
  • Hasrat seksual menurun.
  • Menarik diri dari pergaulan.
  • Sulit tidur.
  • Sedih tanpa sebab.

Mengutip dari laman Cleveland Clinic, tekanan batin yang menciptakan stres juga bisa menimbulkan berbagai gangguan fisik seperti nyeri dada, sakit kepala, ketegangan otot, hingga tekanan darah tinggi.

Gangguan fisik tersebut terjadi sebagai respons sistem saraf otonom terhadap stres.

Cara mengatasi tekanan batin

Langkah pertama untuk mengatasi tekanan batin adalah dengan mengetahui apa saja yang menjadi penyebabnya. Pasalnya, setiap orang bisa memiliki pemicu yang berbeda-beda.

Dengan begitu, Anda bisa meminimalkan stres dan perasaan tertekan yang selama ini Anda alami. Setelah itu, Anda bisa melakukan beberapa tips berikut untuk mengatasi tekanan batin.

1. Perbaiki pola makan

Tekanan batin sering kali membuat seseorang enggan merawat diri, bahkan untuk sekedar makan. Alhasil, asupan gizi sehari-hari pun tidak terpenuhi.

Padahal, asupan makanan yang sehat, bergizi seimbang, dan memberikan kesenangkan juga memiliki peran penting untuk membantu mengatasi batin yang tertekan.

Oleh karena itu, usahakan untuk tetap makan makanan sehat saat stres. Pastikan makanan Anda mengandung berbagai zat gizi, seperti protein, vitamin, omega-3, dan karbohidrat kompleks.

2. Cerita dengan orang terdekat

Menceritakan kondisi batin Anda akan membuat perasaan menjadi lebih lega. Namun, pastikan bahwa Anda memilih orang yang tepat ketika memutuskan akan berkeluh-kesah.

Dengan memilih teman curhat yang tepat, Anda juga bisa menerima dukungan emosional. Bila berkenan, Anda juga bisa meminta masukan tentang cara yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi kondisi yang ada.

3. Rutin olahraga

Kesehatan fisik dan mental merupakan dua hal yang saling berhubungan. Oleh karena itu, agar mental senantiasa sehat, Anda juga perlu melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.

Tidak perlu terlalu berat, Anda bisa mulai rutin berolahraga ringan seperti jogging atau bahkan jalan kaki.

Setelah memilih olahraga sesuai kemampuan, jangan lupa untuk melakukannya secara rutin, minimal 15 menit setiap hari sebanyak tiga hari seminggu.

Tahukah Anda?

Dengan berolahraga, tubuh akan memproduksi endorfin, hormon yang dapat memperbaiki suasana hati dan meredakan stres. 

4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan

Cara lain untuk mengatasi tekanan batin adalah dengan melakukan sesuatu yang membuat Anda senang, seperti membaca buku, nonton film, atau bepergian.

Selain itu, Anda juga bisa mulai mencari hobi baru atau mengikuti kegiatan sosial untuk mendapatkan sumber kebahagiaan lainnya.

5. Cukupi kebutuhan istirahat

Meski batin yang tertekan kerap menyebabkan sulit tidur, usahakan untuk tetap mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

Anda bisa melakukan berbagai cara seperti menghindari kafein, mengurangi penggunaan perangkat elektronik mendekati waktu tidur, dan menerapkan teknik relaksasi supaya bisa terlelap lebih cepat.

Dengan kebutuhan istirahat yang terpenuhi, Anda memiliki lebih banyak waktu untuk menenangkan tubuh dan pikiran.

6. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa alkohol dan obat-obatan terlarang dapat meredakan stres. Namun, nyatanya, berbagai kandungan yang ada di dalam keduanya justru bisa memperburuk tekanan batin.

Selain itu, alkohol dan obat-obatan terlarang juga bisa menyebabkan ketergantungan, kerusakan organ, hingga gangguan mental.

7. Ikuti sesi konseling

Jika berbagai cara di atas tidak juga meringankan batin yang tertekan, jangan ragu untuk mengikuti sesi konseling dengan psikolog atau psikiater.

Melalui sesi konseling, Anda akan dibantu untuk mengenali penyebab kondisi tersebut sehingga dapat mengetahui perawatan yang paling tepat.

Selalu ikuti saran perawatan dari psikolog atau psikiater Anda. Selain itu, jangan lewatkan jadwal konseling untuk mendapatkan hasil perawatan yang optimal.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan