Pil KB adalah metode kontrasepsi yang paling difavoritkan wanita karena kemudahan cara pakainya dan kemanjurannya mencegah kehamilan. Namun ternyata, tidak semua wanita boleh minum pil KB. Siapa saja yang tidak boleh, dan apa alasannya? Cari tahu di sini.
Ada lima wanita yang tidak boleh minum pil KB
Sebelum mulai pakai alat kontrasepsi, sebaiknya Anda konsultasi dulu ke dokter kandungan apakah pil KB benar-benar tepat dan aman untuk Anda.
Pasalnya meski pil KB secara umum aman dikonsumsi dan minim efek samping, tidak demikian untuk wanita-wanita yang:
1. Punya migrain
Pil KB dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik pada wanita pengidap migrain yang disertai aura.
Ini karena pil KB mengandung jenis estrogen sintetik yang disebut ethinyloestradiol. Peningkatan kadar estrogen dalam tubuh bisa menjadi pemicu munculnya stroke iskemik.
Risikonya memang kecil, tapi bukan berarti mustahil. Maka jika Anda punya migrain dan sedang berniat untuk mulai pakai kontrasepsi, pertimbangkan metode yang lain seperti KB spiral (IUD).
Jika tetap ingin minum pil KB, dokter mungkin akan menyarankan pil KB mini yang hanya mengandung progesteron dosis rendah. Pil mini dilaporkan cenderung lebih aman.
2. Berusia lebih dari 40 tahun
Seiring bertambah tua, tubuh akan mulai mengalami banyak penurunan fungsi.
Wanita berusia 40 tahun ke atas berisiko sangat tinggi untuk mengalami penggumpalan darah ketika menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
Selain itu, risiko Anda mengalami penyumbatan arteri akibat bekuan darah ini juga meningkat 2 kali lipat akibat minum pil KB.
Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke dokter mengenai alternatif kontrasepsi mana yang lebih aman untuk Anda.
3. Perokok aktif
Wanita perokok tidak boleh minum pil KB karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, termasuk komplikasinya seperti stroke dan serangan jantung.
Apalagi jika Anda merokok dan sudah memasuki usia 40 tahun. Risikonya bisa meningkat berkali-kali lipat.
Jika Anda berniat untuk pakai kontrasepsi, umumnya dokter akan menyarankan Anda untuk lebih dulu mulai berhenti merokok demi menghindari risiko tersebut.
Dokter mungkin juga akan mencarikan alternatif metode KB yang lebih aman setelahnya.
4. Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
Kandungan estrogen dalam pil KB dapat mengganggu proses pembekuan darah (koagulasi).
Dikutip dari WebMD, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pil KB meningkatkan peluang Anda terkena gangguan pembekuan darah sekitar 2-6 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak pakai alat kontrasepsi.
Risiko ini dapat meningkat terutama jika Anda memang sudah memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, misalnya hemofilia, sejak sebelum memutuskan ingin pakai pil KB.
5. Berisiko tinggi kanker payudara (atau sudah terdiagnosis)
Mengutip berbagai penelitian, penggunaan rutin pil KB dosis tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Apalagi jika Anda juga memiliki “bakat’ keturunan kanker payudara dan memiliki sel abnormal di payudara. Maka risiko Anda akan jauh lebih tinggi.
Bahkan, konsumsi pil KB dosis tinggi juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan pada mantan pengidap kanker payudara.
[embed-health-tool-ovulation]