Human papillomavirus atau HPV selama ini dikenal sebagai virus yang menjadi penyebab infeksi menular seksual dan kanker serviks. Menariknya, ternyata tidak semua tipe virus HPV berbahaya.
Lantas, bagaimana membedakan jenis HPV berbahaya dengan yang tidak?
Jenis HPV yang tidak berbahaya
Ada dua jenis virus HPV, yaitu HPV risiko tinggi dan HPV risiko rendah. HPV risiko rendah biasanya tidak berbahaya dan tidak menyebabkan penyakit.
Infeksi HPV risiko rendah juga sering terjadi tanpa gejala dan hilang begitu saja oleh sistem imun. Maka dari itu, infeksinya tidak berpotensi menjadi kanker.
Meski begitu, infeksi virus HPV jenis ini tetap dapat menyebabkan penyakit menular seksual, khususnya kutil kelamin. Infeksi ini bisa terjadi pada vulva, penis, leher vagina, hingga anus.
Dua tipe HPV tidak berbahaya yang paling sering menjadi penyebab kutil kelamin ialah HPV 6 dan HPV 11. Kedua virus tersebut berkontribusi dalam 90% kasus kutil kelamin.
Tipe HPV yang berbahaya
HPV risiko tinggi merupakan jenis virus yang bisa menyebabkan beberapa jenis kanker. Terdapat 14 jenis virus HPV yang menjadi penyebab kanker, yaitu HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, dan 68.
Dari 14 jenis virus HPV berbahaya, ada dua tipe yang paling sering menyebabkan kanker. Kedua tipe tersebut yaitu HPV 16 dan HPV 18.
Berikut jenis-jenis kanker yang bermula dari infeksi virus HPV.
1. Kanker serviks
Menurut National Cancer Institute, hampir seluruh kanker serviks disebabkan oleh HPV. Cara mencegah kanker jenis ini yaitu dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
Lewat pemeriksaan rutin, dokter bisa menemukan dan membunuh sel kanker secepat mungkin sebelum bertambah parah. Berikut sejumlah kondisi yang menjadi tanda kanker serviks.
- Perdarahan tidak wajar dari vagina.
- Tidak teraturnya siklus menstruasi.
- Hubungan seks terasa sakit.
- Nyeri pada panggul, pinggang, dan kaki.
2. Kanker tenggorokan
Sekitar 70% kasus kanker tenggorokan disebabkan oleh jenis virus HPV tertentu. Infeksi virus HPV biasanya terjadi akibat perilaku seks berisiko.
Beberapa kondisi yang menjadi tanda Anda mengalami kanker tenggorokan, di antaranya:
- kesulitan untuk menelan,
- bengkak pada kelenjar getah bening leher,
- tidak dapat berbicara dengan jelas, serta
- batuk dan radang tenggorokan yang tak kunjung sembuh.
3. Kanker anus
Lebih dari 90% kanker anus bermula dari infeksi virus HPV. Jumlah kasus kanker anus pada wanita hampir dua kali lipat lebih banyak dibanding pria.
Tanda-tanda kanker anus yang perlu diwaspadai, meliputi:
- keluar cairan dari anus,
- anus terasa gatal,
- perdarahan pada anus, dan
- muncul benjolan di dalam rektum atau anus.
4. Kanker penis
Kanker penis merupakan jenis kanker yang jarang terjadi. Lebih dari 60% kasus kanker jenis ini disebabkan oleh virus HPV.
Berikut beberapa kondisi yang dapat menjadi gejala kanker penis.
- Kulit penis menjadi lebih tebal.
- Muncul benjolan pada kulit penis.
- Kulup penis mengeluarkan darah atau cairan berbau tidak sedap.
- Pembengkakan pada ujung penis.
- Muncul benjolan pada kelenjar getah bening sekitar penis, terutama di area pangkal paha.
5. Kanker vagina
Setidaknya, sekitar 75% kasus kanker vagina terjadi akibat infeksi virus HPV. Pada stadium awal, Anda mungkin tidak merasakan kemunculan gejala.
Namun, ketika kanker sudah memasuki tahap lanjut, gejala kanker vagina baru mulai terlihat, seperti:
- benjolan pada bagian dalam vagina,
- buang air kecil terasa menyakitkan,
- perdarahan tidak biasa pada vagina, hingga
- keluarnya cairan keputihan yang encer.
6. Kanker vulva
Kanker vulva merupakan jenis kanker yang menyerang bagian luar vagina. Hampir 70% kasus kanker jenis ini disebabkan oleh infeksi virus HPV.
Beberapa tanda Anda terkena kanker vulva, di antaranya:
- vagina terasa nyeri saat ditekan,
- muncul benjolan seperti kutil di bagian luar vagina,
- kulit luar vagina menjadi lebih tebal, dan
- gatal tak tertahankan pada vagina yang tidak kunjung hilang.
Beberapa gejala kanker umumnya baru terasa saat sudah memasuki stadium lanjut. Maka dari itu, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.
Cara membedakan jenis HPV yang berbahaya dan tidak berbahaya
Cara membedakan jenis HPV yang berbahaya dan tidak berbahaya yaitu dengan melakukan serangkaian tes. Berikut jenis tes untuk mendeteksi jenis virus HPV dalam tubuh Anda.
1. Pap smear
Pap smear merupakan tes yang dilakukan dengan mengumpulkan sampel sel dari serviks atau leher rahim. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan kanker serviks.
Jika ditemukan tanda-tanda sel kanker, sudah bisa dipastikan virus HPV di dalam tubuh Anda berbahaya. Apabila hasil tes positif, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis.
2. Tes HPV DNA
Tes HPV DNA biasa dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Pada tes ini, dokter akan mengambil sampel sel dari serviks.
Apabila hasil yang ditunjukkan abnormal, artinya Anda terinfeksi tipe HPV yang berbahaya. Pemeriksaan lanjutan biasanya akan dilakukan untuk melihat potensi infeksi menjadi kanker.
Infeksi HPV sering kali muncul tanpa gejala. Maka dari itu, pemeriksaan rutin perlu dilakukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin sekaligus menjaga kesehatan organ reproduksi Anda.
Kesimpulan
Human papillomavirus (HPV) dibedakan menjadi dua, yaitu:
- HPV risiko rendah yang tidak menyebabkan penyakit, dan
- HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan beberapa jenis kanker.
Temukan semua yang perlu Anda ketahui tentang HPV di link ini.
[embed-health-tool-ovulation]