backup og meta

Cara Kerja dan Efektifivitas Post Exposure Prophylaxis (PEP)

PengertianEfektivitasRisikoCara mendapatkan

Jika Anda secara tidak sengaja terpapar HIV, misalnya ketika berhubungan seks tanpa menggunakan kondom dengan seseorang yang terduga positif HIV. Anda harus segera melakukan perawatan post exposure prophylaxis (PEP). Apa itu PEP dan seberapa efektif untuk mencegah HIV?

Cara Kerja dan Efektifivitas Post Exposure Prophylaxis (PEP)

Apa itu Post Exposure Prophylaxis (PEP)?

Post Exposure Prophylaxis atau biasa disingkat dengan PEP adalah bentuk perawatan darurat untuk mencegah HIV.

Perawatan ini biasanya dilakukan setelah terjadinya tindakan-tindakan yang berisiko menyebabkan HIV.

Misalnya, seseorang yang bekerja di pelayanan kesehatan yang secara tidak sengaja tertusuk jarum suntik bekas pasien HIV, korban pemerkosaan, serta seks tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin positif HIV.

Cara kerja perawatan ini adalah dengan memberikan obat-obatan antiretroviral (ARV) dalam kurun waktu 72 jam (3 hari) setelah paparan virus HIV.

Hal ini bertujuan untuk mencegah atau menghentikan paparan terhadap virus HIV agar tidak menjadi infeksi seumur hidup. Dokter biasanya akan meresepkan obat PEP HIV untuk dikonsumsi selama 28 hari.

Perlu Anda ketahui, PEP adalah bentuk perawatan yang hanya bisa dilakukan saat situasi darurat medis pada orang yang berstatus HIV negatif. Jadi, apabila Anda berstatus positif HIV, Anda tidak bisa melakukan perawatan ini.

Apakah PEP efektif untuk mencegah HIV?

Obat PEP efektif untuk mencegah infeksi HIV jika diberikan dengan tepat. Meski begitu, obat ini tidak 100 persen menjamin Anda terbebas dari infeksi HIV .

Mengutip situs HIV Info, efektivitas post exposure prophylaxis dalam mengurangi risiko HIV adalah lebih dari 80 persen. 

Efektivitasnya sangat bergantung pada kedisiplinan untuk mengonsumsi obat setiap hari selama 28 hari dan tidak ada paparan tambahan terhadap HIV. 

Pengobatan juga perlu dilakukan dalam 72 jam setelah terpapar virus HIV. Semakin cepat Anda memulai tindakan PEP akan semakin baik karena dapat mengurangi risiko terkena HIV,

Selama minum obat PEP, Anda tetap disarankan untuk menggunakan metode pencegahan HIV lainnya, seperti menggunakan kondom dengan benar dan selalu menggunakan jarum suntik steril.

PEP tidak dapat melindungi Anda dari risiko penyakit menular seksual lainnya karena obat ini hanya berfungsi untuk mengurangi risiko infeksi HIV. 

Apabila Anda sering terpapar risiko HIV, dokter mungkin akan menyarankan untuk minum obat PrEP atau Pre-Exposure Prophylaxis, yakni obat untuk mencegah HIV sebelum terpapar.

Risiko melakukan PEP

Post Exposure Prophylaxis merupakan perawatan darurat medis yang tergolong aman untuk dilakukan. Namun, perawatan ini mungkin akan menimbulkan efek samping bagi beberapa orang.

Efek samping yang paling umum ketika seseorang melakukan perawatan ini adalah diare, mual, pusing, dan kelelahan.

Meski begitu, efek samping ini tergolong ringan dan cenderung mudah diatasi sehingga tidak mengancam jiwa.

Dalam beberapa kasus, obat PEP mungkin dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti masalah liver atau lactic acidosis yang membutuhkan penanganan medis. Namun, efek samping ini jarang terjadi.

Hal yang terpenting, jangan berhenti melakukan perawatan tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter Anda. 

Kedisiplinan dalam menjalankan perawatan ini memiliki pengaruh besar untuk mencegah infeksi HIV.

Cara mendapatkan PEP

PEP merupakan perawatan penting yang umumnya bisa Anda dapatkan di klinik atau rumah sakit.

Sayangnya, tidak semua rumah sakit di Indonesia menyediakan PEP. Hal ini karena PEP belum masuk dalam program pencegahan HIV dari pemerintah.

Dalam beberapa kasus, obat ARV (antiretroviral) hanya tersedia untuk mereka yang positif HIV.

Artinya, jika mereka yang negatif HIV ingin mendapatkan obat-obatan Post Exposure Prophylaxis di dalam negeri, prosesnya tentu tidak mudah.

Pasalnya, hal ini berkaitan dengan persiapan fasilitas kesehatan seperti logistik dan ketersediaan obat-obat ARV itu sendiri.

Meski begitu, segera konsultasikan ke dokter Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat apabila Anda secara tidak sengaja terpapar HIV. 

Hal ini penting dilakukan untuk mencegah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh Anda terlalu jauh

Semakin cepat PEP diberikan, semakin besar peluangnya untuk mencegah HIV. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila Anda merasa terpapar virrus HIV. 

Kesimpulan

  • Post Exposure Prophylaxis (PEP) adalah perawatan darurat berupa pemberian obat HIV untuk mencegah infeksi HIV. Perawatan ini harus dilakukan dalam 72 jam setelah seseorang terpapar HIV.
  • Jika pengobatan dikonsumsi secara disiplin dan benar, PEP memiliki efektivitas lebih dari 80% untuk mencegah HIV.
  • Perawatan PEP dapat memicu beberapa efek samping ringan, seperti diare, mual, kelelahan, dan sakit kepala.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Post-Exposure Prophylaxis. (2025). Retrieved 16 June 2025, from https://www.hiv.gov/hiv-basics/hiv-prevention/using-hiv-medication-to-reduce-risk/post-exposure-prophylaxis

Emergency HIV Treatment (PEP) Fact Sheet. (n.d). Retrieved 16 June 2025, from https://www.avert.org/learn-share/hiv-fact-sheets/emergency-treatment

Clinical Guidance for PEP.  (2025). CDC. Retrieved 16 June 2025, from https://www.cdc.gov/hiv/basics/pep.html

Post-Exposure Prophylaxis (PEP). (2025). HIV Info. Retrieved 16 June 2025, from https://hivinfo.nih.gov/understanding-hiv/fact-sheets/post-exposure-prophylaxis-pep 

PEP (post-exposure prophylaxis for HIV). (2023). Retrieved 16 June 2025,  from https://www.tht.org.uk/hiv/protection/pep-post-exposure-prophylaxis-hiv

Versi Terbaru

16/06/2025

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Memahami Masa Infeksi HIV di dalam Tubuh dan Stadiumnya

Memahami Hasil Tes HIV: Negatif, Positif, Reaktif, Samar


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes. · Magister Kesehatan · None · Ditulis oleh Risky Candra Swari · Diperbarui 16/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan