Beberapa studi terbaru menjelaskan bahwa vaksin meningitis dapat mencegah terjadinya penyakit gonore. Seperti apa penggunaannya dan benarkah vaksin meningitis untuk gonore ini terbukti mengurangi risiko infeksi gonore? Ini penjelasannya.
Hasil penelitian vaksin meningitis untuk gonore
Peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Departemen Kesehatan Philadelphia, serta Departemen Kesehatan dan Kebersihan Mental Kota New York mengamati kasus infeksi menular seksual (IMS) gonore dan klamidia.
Observasi dilakukan pada pasien berusia 16 – 23 tahun dari 2016 hingga 2018. Hasil studi ini kemudian diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases (2022).
Peneliti mencari berapa banyak dari pasien tersebut yang telah menerima vaksin 4CMenB (empat komponen serogrup B meningokokus) untuk meningitis.
Peneliti mengidentifikasi pada 167.706 kasus IMS (18.099 kasus gonore, 124.876 kasus klamidia, dan 24.731 kasus koinfeksi gonore dan klamidia) ada 109.737 orang yang telah melakukan imunisasi.
Kemudian, ada 4.032 orang menerima dosis pertama vaksin 4CMenB, 3.596 orang menerima dua dosis (vaksinasi lengkap), dan 64 orang menerima tiga dosis.
Penelitian menemukan bahwa efikasi vaksinasi lengkap 40% efektif melawan gonore, efikasi vaksinasi satu dosis adalah 26% efektif melawan gonore. Namun, vaksin tidak efektif melawan koinfeksi gonore dan klamidia.
Temuan ini menunjukkan bahwa vaksin 4CMenB dapat menawarkan perlindungan terhadap gonore dan memberikan bukti lebih lanjut yang mendukung kelayakan vaksin meningitis untuk infeksi menular seksual.
Studi lain dari The Lancet Infectious Diseases (2022), tim yang dipimpin oleh peneliti dari University of Adelaide, Australia mengevaluasi dampak dan efektivitas program vaksinasi 4CMenB.
Penelitian ini mengobservasi efikasi vaksin meningitis untuk gonore pada anak-anak usia 0 – 3 tahun, remaja usia 15 – 16 tahun, dan dewasa muda usia 17 – 20 tahun terhadap meningitis dan gonore.
Peneliti menemukan bahwa efikasi dua dosis vaksin sebesar 32,7% terhadap infeksi gonore. Observasi dilakukan selama dua tahun sejak tahun 2019 pada hampir 100.000 remaja dan dewasa muda.
Bagaimana vaksin meningitis bekerja mencegah gonore?
Gonore adalah salah satu infeksi menular seksual yang paling umum.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae) ini mengakibatkan 82 juta kasus infeksi di seluruh dunia pada tahun 2020.
Hal ini diperparah dengan meningkatnya resistensi antibiotik selama pengobatan gonore, ada kekhawatiran kalau pilihan pengobatan gonore menjadi semakin terbatas.
Cepatnya infeksi gonore mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, ini mendorong vaksin mulai disarankan sebagai solusi untuk mengatasi penyakit tersebut.
Sementara itu, belum ada vaksin yang secara khusus dikembangkan untuk mencegah gonore, terutama bagi masyarakat yang berusia di bawah 30 tahun.
Gonore selama ini hanya bisa dihindari lewat pemakaian alat kontrasepsi.
Namun, riset akhirnya menunjukkan vaksin 4CMenB yang dirancang untuk melawan Neisseria meningitidis, rupanya turut memberikan perlindungan terhadap bakteri N. gonorrhoeae.
Seorang ahli virologi dan direktur laboratorium dari Nevada Fertility Institute dan asisten profesor klinis di University of Nevada Las Vegas School Kedokteran, dr. Cindy M. Duke menjelaskan mengapa vaksin meningitis ikut bekerja mencegah gonore.
“Bakteri meningitis dan bakteri yang menyebabkan gonore termasuk dalam keluarga bakteri yang sama. Walaupun mereka berbeda, mereka sebenarnya saudara laki-laki dan perempuan,” ujarnya.
Oleh karena itu, kedua bakteri tersebut terkait erat. Antibodi yang diproduksi dari vaksin meningitis juga dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap infeksi gonore.