backup og meta

Mengenal Epidemiologi, Ilmu tentang Penyebaran Penyakit

Mengenal Epidemiologi, Ilmu tentang Penyebaran Penyakit

Perkembangan maupun kemunculan penyakit baru perlu diteliti untuk agar para pakar kesehatan dapat menemukan cara pencegahan dan penanganan terbaik. Salah satu bidang yang berperan dalam hal tersebut adalah epidemiologi.

Anda mungkin telah mendengar berbagai istilah epidemiologi sepanjang masa COVID-19 lalu. Namun, ternyata epidemiologi tidak hanya menginvestigasi kemunculan penyakit baru.

Untuk lebih mengenal seputar ilmu epidemiologi, simak informasi berikut!

Apa itu epidemiologi?

peran ilmuwan pandemi

Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari cara penyebaran dan pengendalian penyakit pada manusia.

Mudahnya, seorang ahli epidemiologi bertugas untuk menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan seperti berikut.

  • Apa yang dimaksud dengan penyakit ini?
  • Berapa orang yang terkena penyakit ini?
  • Bagaimana penyakit ini menyebar?
  • Adakah faktor tertentu yang membuat seseorang lebih rentan?
  • Bagaimana cara mencegah penyebaran penyakit ini?

Seorang ahli epidemiologi akan menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan data, pola, dan kondisi yang ada.

Cakupan investigasi epidemiologi umumnya merupakan sekelompok masyarakat. Mulai dari lingkup kecil seperti lingkungan rumah, daerah, negara, hingga dunia.

Tahukah Anda?


Ahli epidemiologi masih termasuk dalam seseorang yang bekerja pada rumpun kesehatan, tetapi mereka tidak selalu seorang dokter.

Mengenal istilah dalam epidemiologi

Terdapat berbagai istilah yang digunakan selama proses investigasi suatu penyakit. Berikut adalah beberapa istilah umum dalam dunia epidemiologi.

1. Wabah

Ketika penyakit mulai menyebar secara tiba-tiba ke sejumlah masyarakat, kondisi ini didefinisikan sebagai wabah.

Wabah bisa terjadi secara singkat atau bahkan bertahun-tahun, tetapi hanya di suatu daerah saja.

Selain untuk menyebut penemuan penyakit baru, istilah wabah juga bisa digunakan untuk menyebut penyakit lama yang muncul kembali, serta penyakit baru di daerah tersebut (sudah pernah ditemukan di daerah lain).

2. Endemi

mencegah malaria

Kondisi ketika penyakit terjadi secara rutin di suatu wilayah atau kelompok masyarakat tertentu dalam jumlah yang masih bisa dikendalikan disebut dengan endemi.

Karena kemunculannya yang rutin, endemi cukup bisa diprediksi dan ditangani.

Beberapa contoh penyakit endemi adalah malaria yang banyak ditemukan di Indonesia dan India, tetapi tidak ada di Hawaii atau Selandia Baru.

Meski bisa diprediksi, jumlah penyakit endemi mungkin berubah-ubah akibat berbagai faktor, seperti lingkungan, perilaku, dan kekebalan masyarakat.

3. Epidemi

Ketika suatu penyakit telah menyebar dalam skala yang tidak bisa dikendalikan dari satu wilayah ke wilayah lainnya, kondisi tersebut sudah termasuk dalam epidemi.

Salah satu contoh epidemi adalah ketika COVID-19 masih hanya ditemukan di wilayah Wuhan atau ketika Ebola menyebar ke berbagai negara di Afrika.

Mengutip dari laman Columbia University Mailman School of Public Health, epidemi tidak selalu berupa penyakit yang menular.

Peningkatan obesitas di beberapa daerah juga bisa disebut sebagai epidemi.

Epidemi juga bisa mengacu pada perilaku tertentu yang berhubungan dengan kesehatan, seperti merokok.

4. Pandemi

Salah satu istilah epidemiologi yang paling sering Anda dengar mungkin adalah pandemi.

Pasalnya, istilah ini belum lama digunakan untuk menggambarkan penyebaran COVID-19 yang hampir ditemukan di seluruh dunia.

Pandemi terjadi ketika belum banyak orang yang memiliki kekebalan akan penyakit tersebut. Inilah mengapa pandemi juga sempat digunakan untuk menyebut HIV/AIDS.

Status pandemi bisa berubah menjadi endemi ketika laju penularannya sudah bisa dikendalikan. Perubahan status ini hanya bisa dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, beberapa penyakit yang saat ini tampak ringan seperti influenza dulunya juga sempat menjadi pandemi.

Sebab saat itu, belum ditemukan obat maupun cara pencegahan influenza sehingga penyebarannya cukup pesat dan dinilai membahayakan.

5. Cluster

Istilah lain yang masuk dalam kamus epidemiologi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) adalah cluster.

Cluster adalah istilah untuk menyebut kumpulan kasus penyakit, terutama kanker dan cacat lahir di wilayah tertentu.

Cluster dianggap menjadi salah satu penyakit yang perlu diinvestigasi karena bisa jadi, ada keterkaitan antara kasus-kasus tersebut.

Dengan begitu, penyedia layanan kesehatan bisa mengambil langkah untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas.

6. Carrier

Seseorang bisa membawa salinan gen penyakit tertentu, tetapi tidak menampakkan gejalanya. Kondisi ini dikenal dengan carrier.

Dengan gen penyakit yang dimilikinya, maka seorang carrier masih bisa menularkan penyakit pada orang lain.

Durasi status carrier seseorang bisa berbeda-beda. Pada penyakit infeksi seperti COVID-19 lalu, status carrier mungkin hanya bertahan selama beberapa hari selama masa inkubasi virus.

Namun, pada penyakit kronis seperti kanker, carrier bisa bersifat seumur hidup. Alhasil, kanker bisa diwariskan ke keturunan seorang carrier.

7. Herd immunity 

Kekebalan kelompok atau herd immunity adalah kondisi ketika sekelompok orang sudah memiliki kekebalan atas penyakit tertentu sehingga risiko mereka tertular menjadi lebih kecil.

Semakin besar cakupan herd immunity, semakin mudah pula penyebaran penyakit dapat dikondisikan.

Salah satu upaya untuk membentuk herd immunity saat COVID-19 lalu adalah dengan menerima vaksin.

Maka, saat angka penerima vaksin meningkat, jumlah penularan COVID-19 pun menurun.

Jenis-jenis epidemiologi

Ruang lingkup epidemiologi bisa terbagi dalam beberapa jenis. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Epidemiologi penyakit menular: memahami perkembangan dan penyebaran penyakit menular seperti COVID-19 untuk menentukan langkah pencegahan dan pengendalian yang efektif.
  • Epidemiologi penyakit kronis: meneliti, mencari pengobatan, dan mencari cara pencegahan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, kanker, hipertensi, dan obesitas.
  • Epidemiologi lingkungan: menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit, seperti pencemaran lingkungan, limbah, sumber air bersih, asupan gizi, dan lain-lain.
  • Epidemiologi perilaku: cabang epidemiologi yang mempelajari tentang bagaimana gaya hidup dan perilaku seseorang bisa memengaruhi kondisi kesehatannya.
  • Epidemiologi cedera: mempelajari berbagai jenis cedera yang disebabkan oleh kecelakaan, olahraga, pekerjaan, hingga kekerasan untuk mencari cara pencegahannya.

Dengan keberadaan seorang epidemiologis, pemerintah dan ahli tenaga kesehatan akan terbantu dalam memetakan pola penyakit hingga mencari pengobatannya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Oeltmann, T. N., Bogitsh, B. J., Carter, C. E. (2019). Human Parasitology (Fifth Edition). Academic Press. Retrieved 01 August 2023 from https://doi.org/10.1016/C2016-0-00382-0.

Encyclopedia of environmental health. (2019). Elsevier. Retrieved 01 August 2023 from https://www.sciencedirect.com/referencework/9780444639523/encyclopedia-of-environmental-health.

Behavioral epidemiology | List of high impact articles | PPts | Journals | Videos. (n.d.). Open Access Journals | Scientific Conferences and Events Organizer. Retrieved 01 August 2023 from https://www.omicsonline.org/scholarly/behavioral-epidemiology-journals-articles-ppts-list.php.

Epidemiology glossary. (2019, January 16). Retrieved 01 August 2023 from https://www.cdc.gov/reproductivehealth/data_stats/glossary.html.

Epidemic, endemic, pandemic: What are the differences? (2023, March 14). Columbia University Mailman School of Public Health. Retrieved 01 August 2023 from https://www.publichealth.columbia.edu/news/epidemic-endemic-pandemic-what-are-differences.

What is epidemiology? (n.d.). NIDCD. Retrieved 01 August 2023 from https://www.nidcd.nih.gov/health/statistics/what-epidemiology.

Versi Terbaru

22/08/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

New Normal Akibat Pandemi COVID-19 dan Efek Psikologisnya

Catat! Ini 11 Tempat Tes HIV di Jakarta dan Kota Lainnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 22/08/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan