Pemberian cairan infus tidak boleh sembarangan. Perawat atau tenaga medis harus menguasai cara menghitung dan mengatur tetesan infus supaya dosis obat yang diterima pasien sesuai kebutuhan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Pemberian cairan infus tidak boleh sembarangan. Perawat atau tenaga medis harus menguasai cara menghitung dan mengatur tetesan infus supaya dosis obat yang diterima pasien sesuai kebutuhan.
Saat menangani kondisi darurat medis, seperti dehidrasi, keracunan, hingga serangan jantung, dokter dapat meresepkan terapi intravena atau yang dikenal sebagai infus.
Infus adalah metode pemberian obat yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah vena. Cara ini bertujuan agar obat diserap dengan cepat melalui aliran darah.
Sebelum mulai menghitung tetesan infus, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat.
Perawat akan mempersiapkan peralatan untuk infus, di antaranya cairan infus, set infus, jarum infus, sarung tangan medis, alcohol swab, plester, kain kasa, dan tourniquet.
Pada set infus, ada dua jenis tetesan utama, yaitu macro drop dan micro drop. Pada umumnya, informasi ini tercetak pada kemasan set infus.
Perbedaan keduanya terletak pada faktor tetes (drop factor) yang diukur dengan jumlah tetesan per milliliter (gtt/ml) seperti berikut.
Perawat bisa memberikan cairan infus secara manual ataupun dengan mesin pompa otomatis.
Ketika memberikan infus dengan mesin pompa otomatis, perawat cukup memasukkan volume cairan infus dan waktu yang dibutuhkan untuk memasukan cairan ke dalam tubuh.
Sementara bila cairan infus diberikan secara manual, perawat harus menghitung tetesan infus untuk mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM).
Menurut University of Southern Queensland, rumus hitung tetesan infus yakni sebagai berikut.
Faktor tetes akan memengaruhi laju pemberian infus pasien. Berikut adalah contoh cara menghitung tetesan infus untuk faktor tetes makro dan mikro.
Pasien A membutuhkan cairan saline normal atau NaCl 0,9% sebanyak 1.000 ml selama 8 jam. Infus diberikan menggunakan set makro dengan faktor tetes 15 gtt/ml.
Jadi, jumlah tetesan per menit yang dibutuhkan adalah:
Pasien B membutuhkan cairan dextrose 5% sebanyak 500 ml selama 12 jam. Infus diberikan menggunakan set mikro dengan faktor tetes 60 gtt/ml.
Cara menghitung tetesan infus yang dibutuhkan yaitu:
Dosis dan lama waktu pemberian infus bergantung pada jenis cairan infus serta kondisi pasien, meliputi berat badan, usia, maupun kesehatan secara keseluruhan.
Dikutip dari Cleveland Clinic, dua macam cairan infus yang umum digunakan terdiri dari cairan kristaloid dan cairan koloid.
Cairan kristaloid mengandung molekul kecil, seperti garam dan gula, yang dilarutkan dalam air.
Jenis cairan infus intravena yang paling umum ini digunakan untuk menggantikan elektrolit dan cairan tubuh yang hilang, misalnya akibat diare atau muntah hebat.
Beberapa contoh dari cairan infus kristaloid adalah sebagai berikut.
Cairan koloid mengandung molekul yang lebih besar. Ini membuatnya tidak melewati membran sel dengan mudah dan cenderung tetap berada dalam pembuluh darah.
Tergantung pada kandungan di dalamnya, cairan infus ini biasanya diberikan kepada pasien yang mengalami sakit kritis atau menjalani operasi besar.
Beberapa contoh dari cairan infus koloid adalah sebagai berikut.
Dengan memahami cara menghitung tetesan cairan infus, perawat bisa memastikan pasien menerima obat dengan aman untuk mengatasi kondisi medis yang dialaminya.
Sebagai pasien, Anda pun tidak boleh mengutak-atik alat infus. Jika infus Anda tidak bekerja dengan semestinya, tanyakan pada perawat atau tenaga medis yang menangani Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar