Pemberian cairan infus tidak boleh sembarangan. Perawat atau tenaga medis harus menguasai cara menghitung dan mengatur tetesan infus supaya dosis obat yang diterima pasien sesuai kebutuhan.
Persiapan sebelum menghitung tetesan infus
Saat menangani kondisi darurat medis, seperti dehidrasi, keracunan, hingga serangan jantung, dokter dapat meresepkan terapi intravena atau yang dikenal sebagai infus.
Infus adalah metode pemberian obat yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah vena. Cara ini bertujuan agar obat diserap dengan cepat melalui aliran darah.
Sebelum mulai menghitung tetesan infus, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat.
Perawat akan mempersiapkan peralatan untuk infus, di antaranya cairan infus, set infus, jarum infus, sarung tangan medis, alcohol swab, plester, kain kasa, dan tourniquet.
Pada set infus, ada dua jenis tetesan utama, yaitu macro drop dan micro drop. Pada umumnya, informasi ini tercetak pada kemasan set infus.
Perbedaan keduanya terletak pada faktor tetes (drop factor) yang diukur dengan jumlah tetesan per milliliter (gtt/ml) seperti berikut.
- Macro drip: menghasilkan tetesan yang lebih besar, sekitar 10–20 tetesan per mililiter. Umumnya digunakan oleh orang dewasa atau untuk keperluan yang membutuhkan waktu cepat, seperti penggantian elektrolit dan transfusi darah.
- Micro drip: menghasilkan tetesan yang lebih kecil, sekitar 60–80 tetesan per mililiter. Diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 7 kilogram atau digunakan dalam pengobatan penyakit tertentu, seperti gagal jantung dan gagal ginjal.
Perhatian!
Cara menghitung tetesan infus
Perawat bisa memberikan cairan infus secara manual ataupun dengan mesin pompa otomatis.
Ketika memberikan infus dengan mesin pompa otomatis, perawat cukup memasukkan volume cairan infus dan waktu yang dibutuhkan untuk memasukan cairan ke dalam tubuh.
Sementara bila cairan infus diberikan secara manual, perawat harus menghitung tetesan infus untuk mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM).
Menurut University of Southern Queensland, rumus hitung tetesan infus yakni sebagai berikut.
Faktor tetes akan memengaruhi laju pemberian infus pasien. Berikut adalah contoh cara menghitung tetesan infus untuk faktor tetes makro dan mikro.
1. Faktor tetes makro
Pasien A membutuhkan cairan saline normal atau NaCl 0,9% sebanyak 1.000 ml selama 8 jam. Infus diberikan menggunakan set makro dengan faktor tetes 15 gtt/ml.
Jadi, jumlah tetesan per menit yang dibutuhkan adalah:
2. Faktor tetes mikro
Pasien B membutuhkan cairan dextrose 5% sebanyak 500 ml selama 12 jam. Infus diberikan menggunakan set mikro dengan faktor tetes 60 gtt/ml.
Cara menghitung tetesan infus yang dibutuhkan yaitu:
Macam-macam cairan infus
Dosis dan lama waktu pemberian infus bergantung pada jenis cairan infus serta kondisi pasien, meliputi berat badan, usia, maupun kesehatan secara keseluruhan.
Dikutip dari Cleveland Clinic, dua macam cairan infus yang umum digunakan terdiri dari cairan kristaloid dan cairan koloid.
1. Cairan kristaloid
Cairan kristaloid mengandung molekul kecil, seperti garam dan gula, yang dilarutkan dalam air.
Jenis cairan infus intravena yang paling umum ini digunakan untuk menggantikan elektrolit dan cairan tubuh yang hilang, misalnya akibat diare atau muntah hebat.
Beberapa contoh dari cairan infus kristaloid adalah sebagai berikut.
- Cairan saline: mengandung natrium dan klorida untuk mengganti elektrolit dan cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi.
- Dextrose: mengandung gula sederhana atau glukosa untuk meningkatkan kadar gula darah, misalnya pada pengidap gula darah rendah (hipoglikemia).
- Ringer laktat: mengandung natrium, kalium, klorida, kalsium, dan laktat untuk mengganti elektrolit dan cairan tubuh yang hilang pascacedera dan operasi.