Familiar dengan tokoh Mr. Freeze, musuh bebuyutan Batman yang membekukan jenazah istrinya dan dirinya sendiri agar bisa bersatu kembali di masa depan? Ternyata, ini bukan sekadar fiksi!
Di tahun 2015, seorang gadis Thailand berusia dua tahun menjadi orang termuda di dunia yang dibekukan tubuhnya sebagai jalan untuk “mengawetkan” otaknya segera setelah kematian akibat kanker otak langka. Cara ini ditempuh oleh kedua orangtuanya dengan harapan bahwa buah hatinya suatu saat akan dihidupkan kembali. Gagasan pendinginan tubuh ini dilakukan melalui teknologi yang dikenal sebagai cryonics.
Apa itu cryonics?
Cryonics adalah teknologi teranyar dalam dunia sains kedokteran yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan melibatkan mendinginkan tubuh orang yang “mati” menggunakan nitrogen cair di mana pembusukan fisik akan berhenti, dengan harapan bahwa prosedur ilmiah di masa depan suatu hari nanti akan dapat menghidupkan kembali orang-orang ini dan mengembalikan mereka ke kesehatan yang baik.
Kondisi preservasi cryonic kadang digambarkan sebagai penangguhan waktu kematian, atau “menunda kematian,” karena status kondisi pasien cryonics tidak mengalami perubahan sama sekali sampai tiba waktu penghidupan kembali — seperti mesin waktu.
Di negara-negara tempat praktik cryonics berkekuatan legal secara hukum, mereka yang bertanggung jawab atas proses ini hanya boleh melakukannya pada orang yang mati — sampai saat ini, melakukan cryonics pada orang yang hidup dan sehat walafiat digolongkan melanggar hukum.
Yang lebih menariknya lagi, teknologi cryonics tidak hanya menyediakan jasa pendinginan tubuh manusia. Neurocryopreservation adalah satu fitur layanan cryonics yang mengacu pada pengangkatan kepala — ya, kepalanya saja! — dari seseorang yang telah dinyatakan mati secara hukum. Teorinya, otak menyimpan informasi penting yang tak terhingga, seremeh apapun itu, dan bahwa tubuh baru bisa dibuat dengan kloning atau tubuh aslinya bisa diregenerasikan di masa depan. Dalam beberapa kasus, proses pendinginan ini juga digunakan untuk memastikan kelestarian masa depan spesies dengan membekukan sperma dan telur dari spesies yang terancam punah.
Proses pendinginan tubuh melalui cryonics artinya dibekukan, seperti es?
Pendinginan tubuh lewat cryonics sangat berbeda dari apa yang kebanyakan orang anggap sebagai pembekuan, seperti menempatkan daging dalam freezer Anda di rumah. Perbedaan utama adalah proses yang disebut vitrifikasi, di mana lebih dari 60% air di dalam sel tubuh diganti dengan bahan kimia pelindung yang mencegah pembekuan dan pembentukan kristal es bahkan pada suhu cryonic (sekitar -124° C). Tujuan dari pendinginan tubuh ini adalah untuk memperlambat gerakan molekuler sehingga berada dalam keadaan statik, efektif melestarikan sel dan jaringan tanpa batas dalam keadaan aslinya.
Masalah utama dengan anggapan umum “membekukan tubuh” adalah timbulnya kerusakan yang terkait dengan pembekuan, di mana pembentukan kristal es dapat merusak jaringan tubuh, khususnya jaringan otak dan sistem saraf yang sangat sensitif. Vitrifikasi berupaya untuk mencegah pembekuan selama pendinginan mendalam. Vitrifikasi dikombinasikan dengan sistem pendinginan tubuh yang terkontrol ketat telah terbukti secara dramatis mengurangi dan bahkan menghilangkan kerusakan struktural yang akan terjadi dengan proses pembekuan biasa. Para ilmuwan telah berhasil mengembalikan pembuluh darah yang pernah diawetkan dengan vitrifikasi, dan ginjal utuh juga pernah diselamatkan dan dicangkok kembali menggunakan vitrifikasi.
Cryonics menggunakan peralatan pendukung kehidupan medis untuk terus menjaga sirkulasi darah dan oksigen mengalir ke paru-paru untuk mempertahankan kelangsungan hidup jaringan dan organ selama proses pendinginan awal. Proses cryonics adalah sangat mirip dengan prosedur darurat standar untuk serangan jantung, termasuk alat bantu pernapasan dan peralatan kompresi jantung, seperti AED.
Adakah orang yang telah menjalani proses pendinginan tubuh canggih ini?
Ya. Selain contoh kasus terbaru dari anak perempuan Thailand di atas dan hewan-hewan percobaan lab, ada 300 orang di dunia yang sampai detik ini masih berada dalam kondisi “beku” sejak pertama kali mereka menjalani pendinginan tubuh. Siapa saja di antaranya?
- Dr. James Bredford, seorang profesor psikologi University of California adalah orang pertama dalam sejarah yang pernah dibekukan secara krionik. Meninggal di tahun 19867, sampai saat ini tubuhnya masih membeku dan laporan terakhir menyatakan bahwa kondisinya masih sama seperti sedia kala.
- Dick Clair Jones, seorang produser, aktor, dan penulis lawas. Ia meninggal akibat komplikasi AIDS. Jones juga merupakan anggota Cryonics Society of California.
- Thomas K. Donaldson, pakar matematika. Ia percaya bahwa bahkan setelah kematian, otak masih terus aktif berfungsi dan manusia saat ini belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk mengaksesnya.
- FM-2030, nama “baru” untuk Fereidoun M. Esfandiary saat kelak permintaannya untuk dihidupkan kembali di tahun 2030 berhasil dikabulkan. Esfandiary meninggal tahun 2000 akibat kanker pankreas dan berharap sains di masa depan akan dapat menggantikan organ tubuh asli dengan yang sintetik.
- Dora Kent, adalah ibu dari Saul, anggota direksi Alcor Life Extension Foundation (59 orang telah dibekukan oleh Alcor dan disimpan dalam fasilitas mereka). “Kematian”nya di tahun 1987 dikatakan kontroversial, karena Saul percaya bahwa ibunya masih hidup saat dibekukan — yang menjadikannya sebagai upaya pembunuhan.
- Jerry Leaf, adalah wakil presiden Alcor Life Extension Foundation yang meninggal akibat serangan jantung tahun 1991.
- Ted Williams dan John-Henry Williams, adalah ayah dan anak yang menjalani krionik atas dasar keputusan pribadi dan sukarela. Ted menginginkan dirinya untuk dibekukan melalui cryonics dan meminta keluarganya untuk mengikuti wasiatnya agar bisa berkumpul kembali sebagai keluarga utuh di masa yang akan datang. John-Henry kemudian menyusul sang ayah menjalani pendinginan tubuh di tahun 2004.
Apakah ada orang yang berhasil dihidupkan kembali setelah dibekukan?
Di komik, Mr. Freeze berhasil hidup kembali untuk balas dendam meneror kota Gotham. Sayangnya, di dunia nyata tidak ada yang benar-benar berhasil dihidupkan kembali. Teknologi untuk membatalkan efek pendinginan tubuh masih belum ditemukan.
Ilmuwan yang melakukan cryonics mengatakan mereka belum berhasil menghidupkan kembali siapa pun — dan tidak berharap untuk dapat melakukannya dalam waktu dekat. Salah satu masalah adalah bahwa jika proses pemanasan tidak dilakukan tepat pada kecepatan yang tepat, sel-sel dalam tubuh bisa berubah menjadi es dan hancur.
Walaupun bukti keberhasilan kebangkitan kembali pada manusia masih nihil, namun organisme hidup dapat — dan telah berhasil — dihidupkan kembali dari keadaan mati atau hampir mati. Defibrillator dan CPR mengembalikan korban kecelakaan dan serangan jantung kembali dari kematian hampir setiap hari. Ahli bedah saraf sering mendinginkan tubuh pasien sehingga mereka dapat membedah aneurisme — pembuluh darah yang membesar di otak — tanpa merusak atau memecahkan pembuluh. Embrio manusia yang dibekukan di klinik kesuburan, dicairkan dan ditanam dalam rahim seorang ibu bertumbuh besar menjadi manusia normal.
Cryobiologists berharap bahwa teknologi baru yang disebut nanoteknologi akan membuat “bangkit dari kematian” menjadi kenyataan suatu hari nanti. Nanoteknologi menggunakan mesin mikroskopik untuk memanipulasi atom tunggal — unit terkecil dari suatu organisme — untuk membangun atau memperbaiki hampir semuanya, termasuk sel-sel manusia dan jaringan tubuh. Harapannya adalah bahwa, suatu hari nanti, nanoteknologi tidak hanya akan memperbaiki kerusakan sel yang disebabkan oleh proses pembekuan, tetapi juga kerusakan yang disebabkan oleh penuaan dan penyakit.
Apa yang mungkin terjadi jika seseorang berhasil dibangkitkan dari kematian?
Seandainya pembangkitan kembali bisa dilakukan, reinkarnasi ini lebih dari sekadar membuka mata dan menyatakan akhir yang bahagia untuk mereka yang berhasil. Mereka akan segera menghadapi tantangan untuk membangun kembali kehidupan mereka sebagai orang asing di dunia yang asing bagi mereka. Bagaimana kesuksesan mereka beradaptasi akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk berapa lama mereka “membeku”, seperti apa kondisi masyarakat saat mereka kembali, apakah mereka kenal seseorang dari masa lalu ketika mereka dihidupkan kembali, dan dalam bentuk apa mereka kembali. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah masalah perandaian belaka.
Beberapa yang optimis memprediksi bahwa dalam 30 sampai 40 tahun ke depan manusia bisa mengembangkan teknologi medis yang mampu meningkatkan sistem biologis, mencegah penyakit, dan bahkan membatalkan proses penuaan. Jika benar berhasil, maka ada kemungkinan bahwa mereka yang dibekukan saat ini benar-benar akan disambut kembali oleh orang-orang yang mereka kenal di kehidupan pertama mereka — cucu mereka yang kini dewasa, misalnya.
Tapi, bisa saja mata uang dan metode pembayaran tidak lagi efektif di masa depan, dan orang-orang tidak akan lagi harus bekerja untuk hidup. Sebuah masyarakat yang telah mencapai terobosan medis yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakit dan mengakhiri penuaan mungkin juga sekaligus mampu menghapus kemiskinan dan keserakahan duniawi. Dalam sebuah skenario seperti ini, pakaian, makanan dan rumah — mungkin saja dibuat dengan printer 3D atau cara super canggih lainnya — akan melimpah dan tersedia secara bebas.
Di sisi lain, ketimpangan antara kehidupan di masa lalu dan di masa setelah ia bangkit kembali akan mempengaruhi mental orang tersebut dengan kerugian yang tidak main-main. Kebingungan akan waktu, terasing dari masyarakat, dan menyadari bahwa semua orang dan segala sesuatu yang mereka pernah ketahui kini hilang, kemungkinan besar mereka akan menderita gejala trauma yang intens. Dan, belum lagi beberapa orang mungkin harus dihadapkan kenyataan untuk beradaptasi dengan tubuh baru karena hanya kepala mereka yang dipertahankan — menimbulkan satu lagi spekulasi masalah baru: krisis jati diri. Trauma, seperti depresi, bisa datang dalam berbagai bentuk, sehingga trauma cryonics dapat memicu seseorang dalam bentuk dan gejala yang mungkin tidak pernah kita lihat sebelumnya.
Meskipun banyak yang harus dipertaruhkan, beberapa orang masih akan bersedia untuk menolak peluru kematian dengan cara apapun, jika diberi kesempatan. Apakah Anda salah satunya?
BACA JUGA:
- ‘Ketindihan’ Saat Tidur, Makhluk Gaib Atau Gangguan Tidur?
- 5 Makanan Bernutrisi Baik untuk Kesehatan Otak
- Benarkah Menguap Itu Menular?
[embed-health-tool-bmi]