backup og meta

Mengenal Jenis-Jenis Benang Operasi dan Fungsinya

Mengenal Jenis-Jenis Benang Operasi dan Fungsinya

Untuk menutup luka terbuka, dokter akan menggunakan benang jahit operasi yang tentu berbeda dengan benang yang digunakan untuk menjahit pakaian.

Tak hanya ukurannya, bahan pembuat dan fungsinya pun berbeda. Kenali lebih lanjut tentang benang operasi melalui informasi berikut ini.

Jenis-jenis benang jahit operasi

Jarum dan benang operasi tentu berbeda dengan benang biasa yang sering Anda temui. Hal ini karena benang operasi dibuat dengan material khusus untuk menjahit luka atau bagian tubuh. 

Ada berbagai macam jenis benang untuk prosedur bedah. Dokter biasanya akan memilih yang sesuai dengan luka, bagian tubuh, dan jenis operasi yang dilakukan.

Berikut ini pembahasan tentang jenis-jenis benang jahit operasi berdasarkan penyerapan, struktur, dan bahan pembuatnya.

1. Berdasarkan penyerapannya dalam tubuh

benang jahit operasi

Secara umum, benang operasi bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yakni benang jahit yang bisa diserap (absorbable) dan yang tidak bisa diserap (non-absorbable).

  • Benang absorbable. Benang jahit yang bisa diserap artinya tidak perlu dilepas setelah dijahit pada luka atau jaringan. Benang ini disebut sebagai benang yang jadi daging karena enzim dalam jaringan tubuh dapat mengurai benang ini secara alami umumnya dalam 2 minggu atau lebih.
  • Benang non-absorbable. Benang yang tidak bisa diserap tidak akan diurai oleh enzim tubuh, sehingga perlu dilepas kembali. Benang ini berguna untuk menjahit jaringan tubuh bagian luar, termasuk yang tingkat kesembuhannya lebih lambat.

Berapa lama benang operasi dapat dilepas?

Pada dasarnya, lama benang operasi dapat dilepas tergantung dengan jenis operasi, lokasi, dan kondisi pasien. Namun, secara umum benang dapat dilepas dalam 4 – 14 hari setelah operasi.

2. Berdasarkan struktur bahan

Bahan benang jahit medis juga dapat dibedakan berdasarkan struktur bahannya, yang terdiri dari benang monofilamen dan benang multifilamen.

  • Benang monofilamen. Benang ini terdiri dari satu utas. Benang monofilamen lebih mudah menembus jaringan tubuh karena ketebalannya yang cenderung tipis. Keunggulan lainnya, permukaannya rata dan halus, sehingga membuat mikroba sulit berkembang dan risiko infeksi lebih rendah.
  • Benang multifilamen. Jenis benang ini terdiri dari beberapa utas. Benang multifilamen tersusun dari beberapa benang kecil yang dikepang bersama. Biasanya jenis benang ini memiliki karakteristik lebih kuat, tetapi juga cukup berisiko menyebabkan infeksi luka operasi karena lebih tebal.

3. Berdasarkan bahan pembuatannya

Benang jahit operasi juga dapat dibagi jadi dua kelompok berdasarkan bahan mentah pembuatannya, yaitu alami dan sintetis. 

  • Bahan alami. Benang dari serat alami biasanya terbuat dari sutera atau serat usus (gut). Jenis benang ini jarang digunakan karena cenderung memicu reaksi negatif pada jaringan.
  • Bahan sintetis (buatan). Benang sintetis terbuat dari bahan buatan manusia, seperti nilon. Benang ini biasanya yang lebih banyak digunakan untuk menjahit luka terbuka.

Bahan pembuat benang operasi

benang operasi

Perbedaan benang operasi yang jadi daging dan tidak ini didasarkan pada bahan pembuatnya, sebagian bisa diserap tubuh dan lainnya tidak.

Setiap jenis benang terbuat dari bahan yang berbeda, baik alami maupun sintetis.

1. Bahan benang yang bisa diserap (absorbable)

Jenis benang medis ini biasanya digunakan untuk menjahit bagian paling dalam dari sayatan. Meski begitu, benang ini juga bisa dokter gunakan pada permukaan kulit. 

Berikut ini merupakan bahan-bahan pembuat benang yang bisa diserap tubuh.

  • Serat usus (gut). Benang ini berasal dari serat dinding usus hewan, seperti sapi, kambing, dan domba. Fungsinya untuk menjahit jaringan lunak bagian dalam tubuh. Namun, benang ini tidak bisa digunakan untuk bedah kardiovaskular dan sistem saraf karena dapat memicu efek samping operasi.
  • Polydioxanone (PDS). Benang monofilamen sintesis ini bisa digunakan untuk memperbaiki luka jaringan lunak, seperti untuk perut atau jantung bayi dan anak-anak.
  • Poliglecaprone (Monocryl). Benang monofilamen sintetis ini digunakan untuk memperbaiki jaringan lunak yang terbuka. Benang ini paling sering digunakan untuk menutup luka di kulit, tetapi tidak boleh digunakan untuk bedah kardiovaskular atau sistem saraf.
  • Poliglaktin (Vicryl). Benang multifilamen ini biasanya digunakan untuk memperbaiki luka robek tangan atau wajah. Benang ini juga tidak boleh digunakan untuk prosedur penjahitan bagian kardiovaskular atau sistem saraf.

2. Bahan benang yang tidak dapat diserap (non-absorbable)

Semua jenis bahan benang operasi yang tidak dapat diserap biasanya bisa digunakan untuk memperbaiki jaringan lunak, termasuk untuk prosedur kardiovaskular dan sistem saraf.

Benang ini juga digunakan untuk jaringan yang memerlukan proses penyembuhan yang lama, seperti tendon, dinding perut, dan luka kulit yang perlu dijahit.

Adapun, berikut beberapa bahan benang yang tidak bisa diserap tubuh.

  • Nilon, benang monofilamen alami.
  • Polypropylene (Prolene), benang monofilamen sintetis.
  • Sutra, benang multifilamen alami (berbentuk jalinan yang dikepang).
  • Poliester (Ethibond), benang multifilamen sintesis (berbentuk jalinan yang dikepang).

Mungkinkah benang operasi menyebabkan infeksi?

melepas jahitan luka bekas operasi

Benang jahit operasi pada dasarnya sangat steril. Oleh sebab itu, penggunaan benang untuk menjahit luka robek atau sayatan jarang menyebabkan infeksi setelah operasi.

Meski begitu, benang multifilamen lebih berisiko memicu infeksi daripada benang monofilamen. Ini disebabkan benang yang lebih tebal sehingga lebih sulit melewati jaringan saat penjahitan. 

Namun, Anda tidak perlu khawatir. Risiko ini tentu akan sangat kecil bila prosedur dilakukan oleh dokter ahli atau profesional terlatih di bidangnya.

Hal yang umumnya menyebabkan infeksi ialah ketika pasien tidak merawat luka operasi dengan benar.

Anda harus merawat luka jahitan dengan telaten agar infeksi bisa terhindarkan. Untuk itu, pastikan tangan dalam keadaan bersih saat memegang luka jahitan. 

Selain itu, lakukan perawatan lain yang dokter Anda rekomendasikan untuk menjaga luka jahitan tetap steril dan lekas sembuh.

Kesimpulan

  • Benang untuk operasi dibedakan berdasarkan dengan struktur bahan, bahan pembuatannya, dan penyerapannya dalam tubuh.
  • Bahan pembuat benang ada yang bisa diserap tubuh, seperti serat usus, polydioxanone, atau poliglecaprone. Ada pula bahan yang tidak dapat diserap tubuh seperti nilon, polypropylene, atau sutra.
  • Benang ini biasanya steril dan umumnya jarang menyebabkan infeksi. Risiko infeksi biasanya terjadi ketika pasien tidak merawat luka operasi dengan benar.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Suture Materials. Queen’s School of Medicine. Retrieved 02 October 2024, from https://elentra.healthsci.queensu.ca/assets/modules/basic_suturing/suture_materials.html

Sajid, M. (2014). Systematic review of absorbable vs non-absorbable sutures used for the closure of surgical incisions. World Journal Of Gastrointestinal Surgery, 6(12), 241. 

Suture Questions. (2023). Retrieved 02 October 2024, from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/suture-questions/ 

Rose, J. (2023). Sutures And Needles. Retrieved 02 October 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539891/ 

Timing of Suture Removal to Reduce Scarring in Skin Surgery, v1. (2021). Retrieved 02 October 2024, from https://www.hra.nhs.uk/planning-and-improving-research/application-summaries/research-summaries/timing-of-suture-removal-to-reduce-scarring-in-skin-surgery-v1/

Versi Terbaru

07/10/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Ciri-Ciri dan Penyebab Luka Jahitan Caesar Terbuka

5 Tanda-Tanda Luka Dalam Operasi Caesar Mau Sembuh


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan