Tungau di telinga kucing sering menjadi suatu masalah yang sering diabaikan para pemilik kucing. Padahal, kondisi ini dapat menimbulkan masalah serius karena telinga kucing adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting untuk dijaga kesehatannya.
Kira-kira apa penyebab tungau telinga kucing dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu tungau telinga kucing?
Tungau atau kutu telinga kucing (ear mites) adalah hewan kecil dan parasit yang cukup umum menyerang kucing dan anjing.
Tungau ini tampak seperti titik putih kecil, tetapi hampir tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
Parasit ini termasuk dalam keluarga Acaridae yang biasa dikenal dengan nama ilmiah Otodectes cynotis.
Tungau telinga ini hidup di kulit saluran telinga dan memakan sel-sel kulit mati serta kotoran telinga. Ini dapat menyebabkan peradangan pada telinga kucing, bahkan infeksi.
Kutu dapat berkembang biak dengan cepat, yaitu hanya 4 hari untuk menetas dan 3 minggu berikutnya untuk berkembang menjadi tungau dewasa yang siap berkembang biak.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik kucing peliharaan untuk mengenali gejalanya dan segera mencari perawatan guna mengatasi kondisi ini.
Apa saja tanda atau gejala tungau di telinga kucing?
Tungau atau ear mites yang menempel pada telinga kucing dapat membuatnya merasa tidak nyaman karena rasa gatal yang ditimbulkan.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa tanda umum yang mungkin terjadi pada kucing yang memiliki kutu di telinganya.
- Telinga bau.
- Telinga merah, nyeri, dan bengkak.
- Kucing suka menggosok muka atau kepala.
- Kotoran telinga berwarna cokelat tua atau gelap dan bertekstur seperti lilin atau berkerak.
- Iritasi telinga, yang dapat menyebabkan garukan pada telinga.
- Ruam berkerak di sekitar telinga.
Pada kasus yang lebih parah, ear mites dapat menyebar ke area tubuh lain dari kucing dan mungkin akan menimbulkan gejala, seperti berikut ini.
- Kulit yang mengeras dan bersisik di sekitar leher atau ekor.
- Kucing akan sering merasa sangat gatal dan menggaruk tubuhnya.
Apakah tungau telinga kucing bisa menular ke manusia?
Apa penyebab tungau telinga pada kucing?
Tungau telinga pada kucing dapat menyebar dengan cepat dan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
1. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi
Menurut The People Dispensary for Sick Animal, penyebab paling utama hewan peliharaan Anda ini terinfeksi tungau telinga adalah melalui kontak dengan kucing atau hewan lainnya yang sudah terinfeksi.
Penularan ini dapat terjadi ketika kucing sedang main bersama, saling menjilat, atau kucing menyentuh permukaan yang terkontaminasi dengan tungau, seperti alas tidur.
2. Kondisi lingkungan yang buruk
Kucing yang tinggal di tempat penampungan juga berisiko mengalami tungau pada telinganya.
Apalagi bila tempat tersebut kotor dan lembap. Hal ini karena tempat dengan kelembapan tinggi menjadi tempat yang ideal untuk tungau berkembang biak.
3. Usia kucing
Kitten atau kucing kecil memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi tungau telinga ini.
Hal ini bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh kucing pada usia ini belum sepenuhnya berkembang.
4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Kucing dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akan rentan tertular infeksi kutu telinga.
Salah satu kondisi yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuhnya adalah stres pada kucing.
Bagaimana cara mengobati tungau telinga kucing?
Untuk mengobati tungau telinga pada kucing perlu melibatkan perawatan yang diberikan oleh dokter hewan.
Nantinya, dokter mungkin akan meresepkan obat tungau telinga kucing berupa obat tetes yang mengandung zat aktif untuk membasmi tungau.
Tidak hanya itu, obat ini juga dapat mengatasi peradangan, nyeri, dan infeksi yang terjadi akibat kutu ini.
Agar obat efektif dalam memusnahkan tungau, pastikan Anda untuk mengikuti petunjuk pemakaian obat yang telah disarankan oleh dokter.
Sebelum memberikan obat tetes, dokter hewan mungkin akan membersihkan telinga kucing dari kotoran atau kerak yang mungkin berada di dalam telinga.
Bila diperlukan, dokter mungkin akan memberikan obat tambahan, seperti antibiotik untuk mengatasi infeksi ataupun peradangan yang terjadi.