Sebelum meninggal, setiap orang akan melewati fase sekarat. Dalam fase ini, beberapa perubahan akan terjadi pada tubuh Anda sebelum akhirnya meninggal. Seperti apa tahapannya?
Apa yang dimaksud dengan sekarat?
Sekarat adalah serangkaian tahapan yang dialami tubuh menjelang kematian. Pada fase ini, tubuh Anda mempersiapkan diri untuk berhenti berfungsi dan bekerja.
Umumnya, kondisi masing-masing orang saat sekarat akan berbeda. Perbedaan juga bisa terjadi pada rentang waktu dari kondisi sekarat hingga meninggal dunia.
Beberapa orang akan mengalami ketidaksadaran dalam beberapa hari selama proses sekarat. Namun, tidak sedikit juga yang mengalami sekarat pada beberapa jam, bahkan tiba-tiba, sebelum kematian.
Lama atau tidaknya tubuh sekarat hingga meninggal tak bisa diprediksi. Ini tergantung dengan seberapa cepat tubuh mematikan “mesinnya”, dari berhentinya detak jantung hingga fungsi pernapasan.
Selain itu, lama-tidaknya sekarat dipengaruhi faktor seperti tingkat keparahan penyakit dan pengobatan yang dilakukan. Tentunya, akan tampak ciri-ciri fisik menjelang kematian yang bisa beragam pada tiap orang.
Proses dari sekarat hingga meninggal
Kondisi sekarat dari satu orang ke yang lainnya bisa berbeda-beda. Meskipun begitu, ada beberapa pola yang biasanya sama dan terjadi secara umum.
Berikut proses seseorang sekarat sebelum akhirnya meninggal.
1. Tubuh menjadi lemah
Ketika sekarat, perubahan yang paling bisa dilihat dan dirasakan yaitu tubuh menjadi lemah. Akibatnya, Anda menjadi sangat mudah lelah meskipun hanya melakukan sedikit aktivitas.
Pada pengidap sakit parah, tubuh yang lemah sering membuatnya tidak sadarkan diri. Untuk mencegahnya, kurangi aktivitas dan lebih banyak habiskan waktu dengan beristirahat.
2. Linglung dan dipenuhi kecemasan
Saat mendekati kematian, beberapa orang akan menjadi sangat gelisah, linglung, dan dipenuhi kecemasan. Kondisi-kondisi tersebut umumnya muncul tanpa alasan jelas.
Obat penenang terkadang dibutuhkan untuk membuat kondisi mereka lebih baik. Lingkungan yang tenang dan dukungan dari orang terdekat dapat membantu meringankan gejala.
3. Gangguan pada beberapa bagian tubuh
Jelang kematian, tubuh akan mematikan “mesinnya”. Dimulai dari bagian terluar, sebelum kemudian organ vital seperti detak jantung, aktivitas kimia di otak, dan pernapasan.
Awalnya, tubuh Anda akan menurunkan sirkulasi darah yang dikirimkan ke anggota gerak, yaitu tangan dan kaki. Ini akan membuat keduanya terasa lebih dingin dibanding bagian tubuh lain
Dilansir dari Palliative Care South Australia, menurunnya sirkulasi darah ini dimaksudkan untuk cadangan semua darah ke organ-organ vital.
4. Pernapasan menjadi tidak normal
Penurunan aliran darah membuat tekanan darah semakin menurun menjelang kematian. Kondisi tersebut kemudian akan berpengaruh terhadap kemampuan Anda untuk bernapas.
Ketika sekarat, orang biasanya akan bernapas dengan cepat beberapa kali, yang diikuti periode tidak bernapas. Kondisi ini dikenal sebagai pernapasan Cheyne-Stokes.
Selain pola napas berubah, batuk juga menjadi kejadian paling umum menjelang kematian. Batuk disebabkan oleh penumpukan cairan pada faring yang menimbulkan getaran pada pernapasan.
5. Perubahan warna kulit
Semakin mendekati ajal, warna kulit akan mengalami perubahan. Warna kulit umumnya akan berubah menjadi lebih gelap dan kusam.
Selain kulit, warna jari di balik kuku mungkin juga akan berubah. Biasanya, warna jari di balik kuku berubah menjadi kebiruan atau kuku menjadi hitam.
6. Penurunan kemampuan sistem saraf
Orang yang mengalami sekarat juga biasanya tetap terjaga tapi tidak responsif. Hal ini terkait dengan kondisi sistem saraf pusat mereka.
Sistem saraf pusat merupakan sistem yang terkena dampak langsung dari proses sekarat. Bagian dari sistem saraf pusat antara lain sel saraf, otak, dan sumsum tulang belakang.
Beberapa orang mungkin akan mengalami koma sebelum meninggal. Orang yang koma diduga masih bisa mendengar apa yang dikatakan meskipun mereka tidak lagi merespons.
Mereka juga diduga masih bisa merasakan sesuatu yang membuat mereka sakit. Bahkan, pasien koma pun bisa makan dan minum meski dengan bantuan. Namun, mereka tidak bisa memberikan respons secara fisik.
7. Telinga menjadi indera terakhir yang berfungsi
Telinga memang merupakan alat indera terakhir yang masih berfungsi sebelum kematian. Oleh karena itu, orang yang sekarat masih bisa mendengar meskipun tanpa respons.
Alat indera lainnya seperti mata, kulit, lidah, hidung biasanya akan mengalami kerusakan lebih dahulu. Setelah itu, jika pernapasan dan detak jantung berhenti, kematian pun terjadi.
Kematian dapat terjadi ketika pasien sadar atau koma. Namun, tidak sedikit pula kasus kematian yang terjadi saat tidur.
[embed-health-tool-bmi]