Kematian memang tak bisa diprediksi datangnya. Anda bisa kehilangan nyawa saat duduk, bersujud, tidur, hingga berdiri. Namun, fenomena mati berdiri sebenarnya cukup langka.
Ketahui apa sebenarnya penyebab seseorang bisa meninggal berdiri dalam penjelasan di bawah ini.
Apa itu mati berdiri?
Mati berdiri mungkin termasuk fenomena yang sulit dipercaya karena umumnya tubuh seseorang akan langsung jatuh mengikuti gravitasi saat sudah meninggal.
Namun, ada kondisi di mana tubuh bisa menjadi kaku sehingga meninggal dalam kondisi berdiri pun mungkin terjadi. Kondisi tubuh kaku ini disebut dengan rigor mortis.
Menurut studi dalam International Journal Of Applied And Basic Medical Research (2011), rigor mortis adalah perubahan kondisi organ dan reaksi kimia dalam tubuh yang mengakibatkan otot-otot berkontraksi dan menjadi kaku ketika meninggal.
Posisi tubuh saat rigor mortis menunjukkan posisi tubuh sebenarnya saat seseorang meninggal, termasuk saat sedang berdiri.
Fenomena langka ini pernah terjadi lewat dari autopsi pada seorang prajurit asal Jepang yang dikabarkan lewat situs Daily Mail pada tahun 2012.
Prajurit tersebut diketahui mati berdiri kaku setelah bertempur untuk melindungi prajurit lainnya.
Namun, kabar ini belum diketahui secara pasti kebenarannya.
Penyebab mati berdiri
Mati berdiri dan meninggal dalam posisi tubuh lainnya yang terasa kaku dapat diakibatkan oleh terhentinya asupan oksigen di sekujur tubuh setelah kematian.
Tidak adanya oksigen di dalam tubuh menyebabkan produksi senyawa kimia ATP (adenosine triphosphate) ikut terhenti.
ATP adalah salah satu sumber energi tubuh yang digunakan untuk membantu otot berkontraksi ketika digunakan dan melemas ketika beristirahat.
Menurut Journal Of Forensic Sciences and Criminal Investigation (2018), konsentrasi ATP dalam otot yang menurun saat meninggal inilah yang menyebabkan otot mengeras.
ATP jugalah yang membantu regenerasi sel otot yang rusak. Seiring menipisnya asupan oksigen dan kadar ATP, metabolisme tubuh juga berhenti sehingga tubuh akan kaku.
Proses pasca kematian ini juga akan terjadi pada seseorang yang meninggal berdiri.
Pelemasan otot-otot ini memicu usus untuk mendorong dan membuang sisa-sisa racun dan cairan keluar dari dalam tubuh.
Namun, risiko seseorang untuk meninggal dalam keadaan berdiri kaku akan lebih tinggi bila sesaat sebelum kematian tubuhnya telah menghabiskan ATP dalam jumlah banyak.
Hal ini sangat mungkin terjadi jika seseorang melakukan olahraga berat saat kelelahan atau berada dalam situasi perang yang menguras energi.
Namun, untuk mengetahui penyebab kematian dengan posisi berdiri, diperlukan pemeriksaan menyeluruh oleh ahlinya.
Perlu Anda ketahui
Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat meninggal?
Saat meninggal, semua sistem tubuh Anda akan berhenti, sehingga tidak lagi mampu lagi mengendalikan kinerja organ apa pun pada tubuh.
Ciri-ciri kematian ini ditandai dengan berhentinya detak jantung, napas, tidak adanya refleks tubuh, hingga pupil mata yang tidak berubah saat kena rangsangan cahaya terang.
Mengutip dari situs Cleveland Clinic, berikut ini perubahan pada tubuh saat meninggal berdiri maupun dalam posisi lainnya.
1. Otot melemas
Setelah meninggal, otot-otot tubuh akan mengendur, tak terkecuali pada bagian usus dan kandung kemih.
Akibatnya, banyak jenazah yang mengeluarkan kotoran atau pipis saat mati berdiri maupun posisi lainnya.
2. Suhu tubuh menurun
Suhu tubuh biasanya akan menurun secara bertahap setelah seseorang meninggal. Karena reaksi inilah, umumnya tubuh orang meninggal jadi cenderung lebih dingin.
Biasanya, suhu tubuh menurun sekitar 16 °C setiap jam hingga mencapai suhu lingkungan.