Tidak hanya menjadi kurus, banyak juga yang menginginkan untuk lebih tinggi. Sama seperti usaha dalam menurunkan berat badan, orang yang mau tingginya bertambah juga akan melakukan berbagai cara seperti olahraga dengan giat dan mengonsumsi obat penambah tinggi badan. Sekarang ini semakin banyak produk obat penambah tinggi badan, tapi apakah benar obat penambah tinggi badan bisa membuat tinggi bertambah?
Kapan puncak pertumbuhan tinggi badan terjadi?
Sebenarnya, setiap orang akan mengalami masa di mana terjadi pertumbuhan tinggi yang sangat pesat dan kemudian berhenti selamanya. Pertumbuhan yang pesat ini terjadi ketika seorang anak akan menjelang masa pubertasnya, yaitu 9 tahun pada anak perempuan, dan 11 tahun pada anak laki-laki. Pertambahan tinggi yang terjadi saat itu bisa mencapai 20% dari total tingginya ketika dewasa kelak.
Percepatan pertumbuhan ini akan terjadi kira-kira 24 hingga 36 bulan, tergantung dengan masing-masing anak. Setelah itu, grafik pertumbuhan anak akan menurun dan berhenti pada suatu titik. Masa pertumbuhan akan berhenti sama sekali, rata-rata terjadi pada perempuan saat ia berusia 18 tahun, dan 20 tahun pada laki-laki.
Ketika Anda berada di titik akhir masa pertumbuhan, maka epifisis – yaitu bagian tulang yang paling ujung – yang biasanya akan bertambah saat masa pertumbuhan, akan berhenti bertambah seketika.
Obat penambah tinggi badan, apakah efektif?
Ada banyak sekali produsen yang membuat obat penambah tinggi badan dan menyatakan bahwa produknya bisa berhasil dan efektif untuk meninggikan badan. Namun, hampir semua obat-obatan tersebut biasanya tidak memiliki bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa obat tersebut dapat meninggikan badan atau menambah tinggi badan seseorang.
Bahkan Food and Drug Administration, Amerika menyatakan bahwa mereka tidak mengkonfirmasi dan mengatur terkait obat penambah tinggi badan. Hal ini berarti obat-obat tersebut tidak tercatat dalam FDA dan mungkin saja menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan kesehatan. Berbagai produk obat penambah tinggi badan tersebut menyatakan bahwa mereka mengandung hormon pertumbuhan yang dapat membuat seseorang menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Padahal, sampai saat ini pemakaian hormon pertumbuhan harus melalui persetujuan dokter.
Seputar hormon pertumbuhan yang bisa menambah tinggi badan
Pada usia anak-anak dan remaja, hormon pertumbuhan diproduksi oleh kelenjar pituitari dan bertanggung jawab atas proses pertumbuhan, metabolisme gula dan lemak, menjaga fungsi hati tetap normal, serta mengatur komposisi tubuh. Dalam beberapa kasus, menggunakan hormon pertumbuhan adalah anjuran dari dokter.
Pemberian hormon pertumbuhan biasanya dilakukan melalui suntikan dan yang mendapatkan hormon ini adalah anak-anak yang mengalami masalah pertumbuhan serta metabolisme seperti sindrom turner yang merupakan penyakit genetik, sindrom prader-willi, gangguan fungsi ginjal kronis, tidak bekerjanya hormon pertumbuhan dalam tubuh anak, serta anak yang lahir prematur.
Sedangkan untuk orang dewasa, pemakaiannya juga diatur dengan cukup ketat, yaitu hanya boleh diberikan pada orang yang mengalami short bowel syndrom yaitu ketidakmampuan usus untuk menyerap zat gizi yang masuk serta penurunan massa otot yang sering terjadi pada penderita HIV/AIDS. Pemberian hormon pertumbuhan sampai saat ini harus melalui persetujuan dokter dan hanya diberikan melalui suntikan. Bahkan, tidak ada aturan yang menyatakan bahwa hormon pertumbuhan boleh dikemas dalam bentuk pil atau obat-obatan.
Efek samping hormon pertumbuhan
Pada orang yang memiliki pertumbuhan normal, kemudian mengonsumsi obat penambah tinggi badan yang diperkirakan mengandung hormon pertumbuhan di dalamnya, tentu saja akan menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi kesehatan. Pada dasarnya hormon pertumbuhan dapat membuat proses penuaan semakin cepat, oleh karena itu pemakaian yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan penuaan dini.
Tidak hanya itu, risiko pemakaian hormon pertumbuhan yang tidak tepat juga akan menyebabkan beberapa hal berikut:
- Nyeri pada otot, sendi, dan saraf
- Mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh (edema)
- Mengalami carpal tunnel syndrome, yaitu sindrom yang menyebabkan nyeri serta kehilangan rasa pada tangan akibat adanya tekanan pada sistem saraf tangan.
- Meningkatkan kadar kolesterol dalam darah
- Membuat beberapa bagian kulit menjadi mati rasa
- Berisiko mengalami gynecomastia (tumbuh payudara) pada pria
[embed-health-tool-bmi]