Pernikahan sedarah telah lama menjadi suatu hal yang kontroversial bagi masyarakat. Meski demikian, kenyataannya masih banyak orang di berbagai belahan dunia yang menikah dengan sepupu mereka sendiri.
Lantas, apakah benar menikahi sepupu memiliki risiko terhadap kesehatan nantinya? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.
Apakah boleh menikah dengan sepupu?
Menikah dengan sepupu, atau dikenal dengan pernikahan sedarah, akan menggabungkan dua komponen genetik yang serupa dari ayah dan ibu.
Saat dua orang dengan hubungan sedarah menikah, keturunannya akan memiliki peluang lebih besar untuk menerima salinan alel (variasi dari suatu gen dalam kromosom) dari orang tuanya.
Sebaliknya, saat dua orang dari keluarga yang berbeda menikah, keturunannya akan menerima sifat genetik dari orang tua yang lebih bervariasi. Pasalnya, mereka tidak memiliki riwayat genetik yang sama.
Setiap alel memunculkan suatu karakteristik pada tubuh Anda, tapi ini tergantung pada apakah sifat gen tersebut dominan atau resesif. Sifat dominan akan dihasilkan saat keturunan hanya menerima satu salinan alel, sedangkan sifat resesif muncul jika ada dua salinan alel.
Suatu alel bisa memunculkan karakteristik fisik seperti rambut ikal dan warna kulit gelap hingga masalah kesehatan serius seperti fibrosis kistik, penyakit Huntington, kanker, dan bahkan cacat lahir.
Sifat tersebut bisa saja tidak muncul jika alel bersifat resesif. Namun, jika Anda melakukan pernikahan sedarah, dua alel resesif bisa bertemu sehingga muncullah sifat resesif yang tidak diinginkan, seperti penyakit keturunan atau kondisi kesehatan lainnya.
Jadi, apakah boleh menikah dengan sepupu? Hal ini sebaiknya dihindari, sebab homozigositas (kesamaan komponen genetik) keturunan akan meningkat sehingga sifat resesif yang disembunyikan bisa muncul.