Beberapa orang memelihara kucing untuk membasmi tikus yang berkeliaran di rumahnya. Hal inilah yang kerap dianggap sebagai manfaat kucing bagi lingkungan.
Namun, apakah manfaat kucing tersebut sudah tepat? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apakah kucing memiliki manfaat bagi lingkungan?
Anda mungkin sudah mengenal sejumlah hewan yang bermanfaat bagi lingkungan, misalnya lebah yang membantu penyerbukan tanaman atau cacing yang meningkatkan kesuburan tanah.
Lantas, bagaimana dengan kucing yang berkeliaran di sekitar lingkungan tempat tinggal Anda?
Kucing nyatanya membawa manfaat tersendiri bagi manusia dan lingkungan. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang mungkin dapat Anda rasakan.
1. Mengendalikan populasi hama
Penelitian dalam jurnal PLoS One (2017) menyebutkan bahwa kucing peliharaan bisa berperan sebagai predator alami untuk mengendalikan hama tikus di sekitar rumah.
Tikus yang berkeliaran di rumah berpotensi membawa penyakit yang berbahaya untuk manusia.
Selain memangsa tikus, kucing juga dapat membasmi kecoak atau serangga lain yang menjadi gangguan di rumah.
Dengan hadirnya kucing peliharaan, gangguan tersebut bisa dikurangi secara alami tanpa penggunaan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan, seperti racun tikus dan racun serangga.
2. Mengurangi risiko zoonosis
Manfaat kucing bagi manusia dan lingkungan yang selanjutnya adalah mengurangi risiko zoonosis atau penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Kehadiran kucing di sekitar rumah akan mencegah beberapa penyakit, termasuk leptospirosis yang ditularkan melalui urine tikus atau infeksi bakteri yang dibawa tubuh kecoak.
Seperti dijelaskan sebelumnya, kucing berperan sebagai predator alami sehingga secara tidak langsung membantu mengendalikan populasi hewan pembawa penyakit.
3. Menambah kehangatan di rumah
Kehadiran kucing peliharaan di rumah juga memiliki tujuan untuk membawa rasa nyaman serta kehangatan bagi pemiliknya.
Selain itu, perilaku kucing peliharaan yang lucu dan menggemaskan juga mampu meningkatkan kualitas hubungan antarpenghuni rumah.
Dalam kepercayaan tertentu, kucing dianggap sebagai simbol keberuntungan. Dengan hadirnya kucing, hal ini dapat memberikan efek psikologis yang baik untuk penghuni rumah.
4. Menurunkan stres di lingkungan kerja
Banyak tempat kerja mempertimbangkan keberadaan peliharaan, seperti kucing, sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Adapun, manfaat memelihara kucing di tempat kerja terbukti dapat menciptakan suasana yang lebih santai dan mengurangi tingkat stres karyawan.
Tidak hanya itu, belakangan ini juga bermunculan toko dan kafe kucing (cat cafe) yang menjadi daya tarik bagi pelanggan serta dapat menciptakan suasana yang lebih nyaman.
5. Mengurangi jejak karbon
Kucing meninggalkan jejak karbon yang lebih sedikit dibandingkan dengan anjing. Jejak karbon (carbon footprint) adalah jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu.
Sebuah studi pada tahun 2017 memperkirakan bahwa 1.000 kucing menghasilkan sekitar 962,5 ton karbon dioksida per tahun.
Sementara itu, dibandingkan dengan jumlah yang sama, anjing diperkirakan bisa menghasilkan hingga 2.060 ton karbon dioksida setiap tahunnya.
Dengan demikian, kucing dapat menjadi pilihan hewan peliharaan yang ramah serta membawa manfaat bagi manusia dan lingkungan.
Perhatikan dampak kucing bagi lingkungan
Meski kucing memiliki beberapa fungsi bagi manusia atau lingkungan, ada pula dampak buruk yang harus diperhatikan.
Salah satu dampak terbesar kucing yang dibiarkan berkeliaran bebas tanpa pengawasan yakni ancaman terhadap satwa liar, terutama burung dan mamalia kecil.
Populasi kucing liar yang tidak terkontrol bisa menurunkan jumlah hewan kecil di suatu daerah.
Kondisi ini berisiko menyebabkan sejumlah spesies hewan menjadi terancam punah serta bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.
Beberapa dampak lain kucing terhadap manusia dan lingkungan adalah sebagai berikut.
- Overpopulasi kucing. Kucing liar yang tidak steril akan berkembang biak dengan cepat sehingga membuat populasinya sulit dikendalikan.
- Zoonosis. Kucing bisa menularkan sejumlah penyakit, termasuk rabies, cacing pita, dan scabies ke manusia, bila dibiarkan bebas berkeliaran di luar rumah.
- Kotoran kucing yang tidak terurus. Kucing yang buang kotoran sembarangan berisiko mencemari lingkungan serta menyebarkan parasit, seperti Toxoplasma gondii, yang berbahaya bagi manusia.
Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut yakni dengan tidak memberi makan kucing liar sembarangan.
Pasalnya, hal tersebut berpotensi meningkatkan populasi kucing liar hingga tidak bisa terkontrol.
Sebagai alternatif, lakukanlah program Trap-Neuter-Return (TNR), yakni menangkap kucing liar, mensterilkan, dan melepaskan kembali ke habitatnya.
Jika tidak dapat melakukan TNR ataupun merawat kucing sendiri, carilah organisasi kesejahteraan hewan yang bisa menangani populasi kucing liar dengan bertanggung jawab.
Kesimpulan
- Beberapa manfaat kucing bagi lingkungan yakni mengendalikan hama, menurunkan risiko zoonosis, dan menciptakan suasana nyaman di rumah atau tempat kerja.
- Namun, kucing yang dibiarkan berkeliaran bebas bisa menyebabkan overpopulasi yang mengancam satwa liar dan menularkan penyakit ke manusia.
- Untuk mengurangi dampak tersebut, program Trap-Neuter-Return (TNR) bisa dilakukan untuk mengendalikan populasi kucing liar secara bertanggung jawab.
[embed-health-tool-bmi]