backup og meta

Mengapa Makanan Pedas Membuat Tuli Sementara?

Mengapa Makanan Pedas Membuat Tuli Sementara?

Makanan pedas yang dikenal karena kemampuannya membangkitkan selera ternyata dapat memicu reaksi tubuh yang tidak terduga. Makanan pedas bisa menyebabkan telinga tersumbat sehingga Anda merasa seperti tuli. Bagaimana bisa? Berikut penjelasan kenapa hal ini terjadi.

Kenapa makanan pedas bikin tuli?

Makan makanan pedas tidak secara langsung menyebabkan tuli, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan sensasi telinga tersumbat setelah mengonsumsi makanan pedas.

Berikut adalah penyebab utama mengapa makanan pedas menyebabkan sensasi tuli.

1. Reaksi dari capsaicin

Kandungan capsaicin dalam makanan pedas merangsang reseptor panas di mulut dan tenggorokan, yang dapat menyebabkan peningkatan aliran darah dan produksi lendir.

Akibatnya, lendir yang diproduksi bisa menyumbat saluran pernapasan dan mengakibatkan sumbatan di sinus.

Ketika hidung tersumbat atau sinus mengalami peradangan akibat makanan pedas, tekanan dapat meningkat di telinga, menyebabkan sensasi telinga tuli mendadak atau pendengaran berkurang.

2. Peningkatan aliran darah

Makanan pedas bisa membuat telinga terasa tuli juga karena efek vasodilatasi. Ini adalah pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan aliran darah ke berbagai bagian tubuh, termasuk kepala.

Vasodilatasi tidak hanya membuat tubuh terasa lebih hangat, tetapi juga bisa meningkatkan tekanan darah terutama di area kepala dan leher.

Peningkatan tekanan darah ini dapat memengaruhi telinga, menyebabkan sensasi tidak nyaman, seperti rasa penuh atau tersumbat.

3. Reaksi pelepasan endorfin

Dikutip dari Salisbury University, konsumsi makanan pedas memicu pelepasan endorfin yang dapat menyebabkan perasaan euforia atau peningkatan kewaspadaan.

Namun, perubahan ini dalam sistem saraf pusat memengaruhi persepsi sensori alias cara tubuh merespons sensasi dari luar, termasuk indra pendengaran.

Dalam beberapa kasus, makanan pedas bisa mengganggu otak memproses sinyal suara dengan baik. Alhasil, Anda mengalami sensasi pendengaran yang berbeda. 

4. Laringitis

ibu menyusui makan pedas

Merasa tuli setelah makan makanan pedas juga diduga berkaitan dengan kondisi laringitis.

Laringitis adalah peradangan pada laring (kotak pita suara) yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus, iritasi, atau penggunaan suara yang berlebihan.

Ketika seseorang mengonsumsi makanan pedas, kandungan capsaicin dapat memengaruhi saluran yang menghubungkan telinga dan tenggorokan, yaitu saluran eustachius.

Saluran eustachius ini bisa terpengaruh oleh peradangan laring. Akibatnya, konsumsi makanan pedas bisa meningkatkan tekanan di telinga bagian tengah sehingga menciptakan sensasi telinga tersumbat atau pendengaran berkurang.

5. Keringat berlebih 

Keringat berlebih merupakan reaksi umum yang dialami banyak orang setelah mengonsumsi makanan pedas.

Hal ini terjadi karena capsaicin, senyawa aktif dalam cabai, memicu peningkatan suhu tubuh dan merangsang kelenjar keringat untuk mendinginkan tubuh.

Ketidakseimbangan cairan dapat mengganggu keseimbangan suhu tubuh dan bahkan menyebabkan perasaan pusing atau sensasi berkurangnya pendengaran.

Tips agar telinga tidak sakit setelah makan pedas

Jika Anda sering mengalami tuli setelah makan makanan pedas, ada beberapa tips yang dapat membantu meringankan gejala tersebut.

  • Batasi konsumsi makanan pedas.
  • Konsumsi susu, nasi, atau roti untuk mengurangi efek pedas.
  • Minum banyak air untuk membersihkan capsaicin dari mulut dan tenggorokan.
  • Makan dengan posisi tegak dapat membantu mencegah refluks asam lambung (GERD) yang sering kali menjadi penyebab ketidaknyamanan di tenggorokan dan berpotensi memengaruhi telinga.

Sensasi tuli setelah makan pedas bersifat sementara. Telinga bisa kembali menangkap suara dengan jelas setelah Anda selesai makan atau melakukan beberapa cara di atas.

Ringkasan

  • Makanan pedas sering kali menyebabkan sensasi telinga tersumbat atau berkurangnya pendengaran pada beberapa orang, meskipun tidak secara langsung menyebabkan tuli.
  • Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti reaksi capsaicin, peningkatan aliran darah, pelepasan endorfin, laringitis, dan keringat berlebih.
  • Untuk mencegah rasa sakit di telinga setelah makan pedas, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan pedas, mengonsumsinya bersama makanan lain, dan tetap terhidrasi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Salisbury University. (n.d.). World of Spices: Spicy Foods. Retrieved 7 October 2024,  from https://www.salisbury.edu/administration/student-affairs/dining-services/newsletter/march-1-2022/wordl-of-spices.aspx

Kawakami, S., Sato, H., Sasaki, A. T., Tanabe, H. C., Yoshida, Y., Saito, M., Toyoda, H., Sadato, N., & Kang, Y. (2016). The Brain Mechanisms Underlying the Perception of Pungent Taste of Capsaicin and the Subsequent Autonomic Responses. Frontiers in human neuroscience, 9, 720. https://doi.org/10.3389/fnhum.2015.00720

Laryngitis. (n.d.). Retrieved 7 October 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/laryngitis/symptoms-causes/syc-20374262 

UHBlog. (2022). Spicy Food Challenges: Harmful or Healthy? Retrieved 7 October 2024, from https://www.uhhospitals.org/blog/articles/2022/06/spicy-food-challenges-harmful-or-healthy 

North Carolinians Enrolled in Food and Nutrition Services Can Use Benefits to Buy Hot Food Following Hurricane Helene. (2024). Retrieved 7 October 2024, from https://www.ncdhhs.gov/news/press-releases/2024/10/04/north-carolinians-enrolled-food-and-nutrition-services-can-use-benefits-buy-hot-food-following 

Versi Terbaru

10/10/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Inilah Kenapa Ada yang Suka Makanan Pedas, Ada Juga yang Tak Kuat

5 Manfaat Makan Makanan Pedas untuk Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 10/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan