backup og meta

Penyebab Kucing Hiperaktif dan Cara Mengatasinya

Penyebab Kucing Hiperaktif dan Cara Mengatasinya

Meski kucing tampak menggemaskan, mereka tetap memiliki naluri predator alami. Sangatlah wajar jika kucing kadang bersikap agresif, suka melompat ke tempat tinggi, dan senang mengejar objek bergerak. Namun, perilaku kucing yang terlalu aktif bisa menunjukkan tanda ketidaknyamanan. Kenapa kucing menjadi hiperaktif dan bagaimana cara menanganinya?

Ciri-ciri kucing hiperaktif

Kucing bisa menghabiskan 12 – 18 jam dalam sehari hanya untuk tidur. Kucing biasanya akan beraktivitas tinggi pada pagi dan sore hari yang menjadi waktu berburu mereka secara alami. 

Dalam periode aktif, normalnya kucing suka bermain, berlarian, atau melompat. Namun, tingkah-laku kucing yang hiperaktif, atau sering disebut kucing reog, berbeda dengan perilaku kucing yang aktif secara normal.

Berikut ciri-ciri yang menandakan kucing peliharaan Anda menjadi hiperaktif.

  • Tidak bisa diam dan selalu ingin bergerak, seperti berlari, melompat, atau memanjat tanpa henti.
  • Sering bermain sendiri, seperti mengejar bayangan atau benda kecil.
  • Bermain dengan kasar, seperti menggigit atau mencakar tanpa alasan yang jelas.
  • Tidak mudah lelah meski sudah bermain dalam waktu yang lama.
  • Tertarik mengejar apa saja yang bergerak, seperti serangga, kain yang berkibar, atau bahkan tangan pemiliknya.
  • Terkadang menyerang pemilik atau hewan lain di sekitarnya saat sedang terlalu bersemangat.
  • Merusak barang-barang di rumah, seperti menggigit kabel, mencakar sofa, atau menjatuhkan benda dari meja.
  • Suka menjelajah tempat yang tidak biasa, seperti masuk ke dalam lemari atau memanjat rak tinggi.
  • Sering mengeong dengan suara keras atau terus-menerus untuk menarik perhatian.
  • Tidak bisa fokus pada satu mainan atau aktivitas, sering kali cepat beralih ke hal lain.

Selain itu, perilaku termasuk hiperaktif jika kucing beraktivitas tinggi atau menunjukkan ciri-ciri di atas pada waktu-waktu mereka biasanya tidur atau beristirahat.

Penyebab kucing hiperaktif

kucing agresif

Perilaku hiperaktif dan agresif bisa menjadi perilaku bawaan alami, misalnya ketika anabul masih kecil dan melalui proses tumbuh kembang.

Seiring kucing bertambah dewasa, perilaku ini akan berkurang dan mereka bisa lebih mengendalikan diri.

Nah, kucing dewasa yang menunjukkan perilaku terlalu aktif bisa disebabkan oleh rasa bosan atau kondisi tertentu yang perlu Anda perhatikan. Lebih lengkapnya, berikut penjelasan penyebab kucing hiperaktif.

1. Sedang dalam masa perkembangan

Perilaku kucing yang sangat aktif biasanya disebabkan oleh proses alami pertumbuhan, terutama pada anak kucing.

Anak kucing sering menunjukkan perilaku agresif, seperti menggigit atau mencakar, sebagai bagian dari melatih kemampuan berburu mereka untuk bertahan hidup.

Pada usia muda, kucing belum memahami batasan dalam bermain sehingga mereka cenderung bermain dengan cara yang lebih agresif.

Ketika kucing mendekati usia remaja (4-6 bulan), perubahan hormon juga dapat memicu kucing berperilaku sangat aktif.

2. Sedang bosan

Kucing yang bosan bisa menunjukkan perilaku hiperaktif. Mereka bisa mencari aktivitas sendiri dengan cara yang tidak biasa, seperti bermain dengan barang di sekitar, memanjat tempat terlarang, atau mengejar benda kecil yang bergerak.

Rasa bosan ini bisa muncul karena kurangnya waktu bermain dengan Anda dan tidak adanya mainan kucing untuk mengasah insting berburu. 

Luas rumah yang terlalu kecil juga bisa jadi penyebab kucing cepat merasa jenuh dan menjadi terlalu aktif di luar ruangan.

3. Stres

Kucing yang stres mungkin menunjukkan hiperaktivitas sebagai cara melampiaskan kegelisahan. 

Mereka bisa berlarian tanpa arah, mengeong berlebihan, atau melakukan tindakan destruktif seperti mencakar furniture.

Apabila hal ini terjadi, Anda sebaiknya menyelidiki apa penyebab stres pada kucing. Mungkin kucing tertekan karena ada hewan peliharaan baru di rumah, perubahan lingkungan, atau ada suara bising dari luar rumah.

4. Terdapat kutu pada kucing

Kutu yang tinggal dan berkembang biak di bulu dan kulit kucing bisa membuat kucing menjadi gelisah dan tidak nyaman. Kucing merasa seolah-olah ada sesuatu yang “menyerang” mereka.

Gigitan kutu memang bisa menyebabkan rasa gatal, iritasi, atau bahkan reaksi alergi pada kulit kucing.

Tanda-tanda perilaku hiperaktif yang disebabkan oleh kutu kucing biasanya ditunjukkan dari gerak-gerik anabul yang sering menggaruk-garuk tubuhnya, menggigit bulu, bergerak gelisah, dan muncul bintik hitam pada kulit.

5. Feline hyperesthesia syndrome (FHS)

Dikutip dari PetMD, sindrom hiperestesia kucing adalah gangguan yang ditandai dengan kontraksi otot berlebihan yang tidak dapat dikendalikan kucing.

Gejala kucing hiperaktif karena FHS berupa pupil mata melebar, melompat dan berlari seolah terkejut, mengeong berlebihan, mengejar ekornya sendiri, hingga menggigit dan menjilati badannya.

Hiperaktivitas pada kucing akan makin memburuk apabila ada yang menyentuh atau membelaiknya. 

Penyebab FHS belum diketahui secara pasti, tetapi masalah neurologis, masalah kulit, faktor genetik, dan kecemasan diduga berkontribusi pada kondisi ini.

6. Petting-induced aggression

Petting-induced aggression adalah jenis agresi pada kucing yang terjadi secara tiba-tiba saat kucing sedang dibelai atau disentuh. 

Perilaku ini sering membingungkan pemilik karena kucing awalnya tampak menikmati perhatian kemudian berubah menjadi agresif. 

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, beberapa teori menduga penyebab kondisi ini adalah overstimulasi. Kucing memiliki batas toleransi terhadap sentuhan yang jika terlampaui akan menimbulkan ketidaknyamanan. 

Pengalaman buruk sebelumnya juga dapat membuat kucing mengasosiasikan sentuhan dengan ancaman.

Beberapa ras kucing juga memiliki sifat alami yang lebih aktif dan energik, seperti kucing Bengal, kucing Siam, atau kucing Oriental Shorthair.

Cara mengatasi kucing hiperaktif

calico cat

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kucing yang hiperaktif.

  • Berikan stimulasi mental saat kucing dalam masa pertumbuhan. Gunakan alat makan interaktif yang membuat mereka harus “berusaha” mendapatkan makanan.
  • Berikan aktivitas fisik yang cukup jika kucing bosan. Gunakan mainan seperti tongkat bulu, laser pointer, terowongan, tempat memanjat, atau bola untuk mengajak kucing bermain. Jangan lupa ajak bermain kucing secara rutin.
  • Pastikan lingkungan mereka nyaman dan aman dengan memberikan tempat tenang, hindari kebisingan, atau berikan catnip kucing agar tenang.
  • Hindari merangsang berlebihan. Jangan terus-menerus mengganggu kucing saat mereka sedang tenang atau istirahat.
  • Pertimbangkan kebiri kucing. Kucing yang belum disterilisasi cenderung lebih hiperaktif, terutama saat mereka mencapai usia dewasa seksual. Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku gelisah yang berlebihan.

Jika Anda telah melakukan cara di atas dan hiperaktivitas masih berlanjut, periksakan kesehatan kucing kepada dokter hewan untuk memastikan hal yang mendasari perilaku tersebut.

Rangkuman

  • Kucing hiperaktif menunjukkan perilaku seperti terus bergerak, bermain kasar, merusak barang, atau mengejar benda yang bergerak.
  • Penyebab hiperaktivitas pada kucing bisa termasuk masa perkembangan, kebosanan, stres, kutu, sindrom hiperestesia kucing (FHS), atau agresi akibat belaian berlebihan.
  • Penanganan hiperaktivitas pada kucing yaitu pastikan kucing mendapatkan cukup aktivitas fisik, stimulasi mental dengan mainan interaktif, ciptakan lingkungan yang nyaman, hindari gangguan berlebihan, dan pertimbangkan sterilisasi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Feline Behavior Problems: Aggression. (n.d.). Retrieved 7 January 2025, from https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/cornell-feline-health-center/health-information/feline-health-topics/feline-behavior-problems-aggression

Feline Hyperesthesia Syndrome (Twitchy Cat Syndrome). (n.d.). Retrieved 7 January 2025, from https://www.petmd.com/cat/conditions/skin/feline-hyperesthesia-syndrome

5 Ways to Calm Down a Crazy Cat. (n.d.). Retrieved 7 January 2025, from https://www.petmd.com/cat/behavior/5-ways-calm-down-crazy-cat

San Diego Humane Society. (2024). Behavior Challenges: Overexcited and Energetic Cat Tips. Retrieved 7 January 2025, from https://resources.sdhumane.org/Resource_Center/Behavior_and_Training/Cats_and_Kittens/Behavior_Challenges/Behavior_Challenges%3A_Overexcited_and_Energetic_Cat_Tips

Overstimulation to Petting. (n.d.). Retrieved 7 January 2025, from https://www.wihumane.org/behavior/ask-the-experts/cat-behavior/overstimulation-to-petting

Amengual Batle, P., Rusbridge, C., Nuttall, T., Heath, S., & Marioni-Henry, K. (2019). Feline hyperaesthesia syndrome with self-trauma to the tail: retrospective study of seven cases and proposal for an integrated multidisciplinary diagnostic approach. Journal of Feline Medicine and Surgery, 21(2), 178-185.

Versi Terbaru

31/01/2025

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

8 Penyebab Kucing Marah dan Cara Mengatasinya

8 Penyebab Kucing Mengeluarkan Air Liur, Apakah Normal?


Ditinjau secara medis oleh

drh. Hevin Vinandra Louqen

Kesehatan Hewan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 3 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan