backup og meta

8 Jamur yang Bisa Menyerang Kucing, Plus Penanganannya

8 Jamur yang Bisa Menyerang Kucing, Plus Penanganannya

Salah satu penyakit pada kucing yang umum terjadi adalah infeksi jamur. Kondisi ini bisa menjadi masalah yang serius dan memerlukan perhatian khusus dari pemiliknya. Ketahui informasi lebih lanjut tentang infeksi jamur pada kucing dalam artikel berikut ini. 

Jenis-jenis jamur pada kucing

Baik kucing liar maupun kucing rumahan dapat mengalami jamuran. Kucing liar lebih berisiko terinfeksi karena paparan dari tanah, air, atau tertular dari kucing liar lain.

Pada kucing rumahan, jamuran pada kucing disebarkan lewat mainan, tempat makan, tempat minum, dan tempat tidur kucing yang tidak bersih.

Tidak hanya umum menginfeksi kulit, beberapa jamur ternyata bisa menyerang saluran pernapasan kucing.

Nah, Anda perlu mewaspadai tanda-tanda kucing jamuran. Apabila sudah terserang jamur, gejala yang muncul pada kulit berupa:

  • bulu kucing rontok
  • muncul lesi pada kulit, 
  • kulit menebal,
  • kucing sering garuk-garuk,
  • kemerahan pada kulit,
  • kulit bersisik, dan
  • muncul bintil-bintil kecil.

Sementara itu, gejala yang muncul jika jamur menyerang sistem pernapasan yaitu:

  • batuk-batuk, 
  • tidak nafsu makan, 
  • berat badan turun, 
  • kucing bersin
  • kejang, dan 
  • kucing ingusan.

Nah, berikut ini beberapa jenis jamur pada kucing yang umum menyerang kucing.

1. Aspergilosis

Aspergilosis adalah penyakit pada kucing yang disebabkan oleh jenis jamur Aspergillus. Infeksi jamur ini menyerang infeksi pernapasan pada kucing.

Hampir semua jenis hewan dapat mengalami aspergilosis tak terkecuali kucing, baik rumahan maupun liar.

Kucing sudah terinfeksi jamur ini bisa mengalami peradangan pada sinus, wajah membengkak, dan pneumonia. Jamur ini juga dapat menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kejang.

2. Dermatofitosis

ringworm kucing

Dermatofitosis atau dikenal sebagai ringworm merupakan penyakit infeksi jamur yang menyerang kulit, bulu, dan cakar pada kucing. Pada kucing, sekitar 98% kasus ringworm disebabkan oleh jenis jamur Microsporum canis.

Dikutip dari iCatCare, gejala umum dermatofitosis yaitu munculnya lesi kulit yang khas berupa lingkaran dan rambut rontok di sekitar area tersebut. Jamur ini sangat mudah menular kepada kucing lainnya. 

Selama terinfeksi, bulu kucing menyebarkan jamur ke lingkungan sekitar kemudian menyerang kucing lainnya.

Oleh karena itulah, kucing bulu panjang lebih rentan mengalami ringworm daripada kucing bulu pendek

3. Coccidioidomycosis 

Coccidioidomycosis merupakan infeksi tidak menular yang disebabkan karena debu yang mengandung spesies jamur Coccidioides immitis. 

Penyakit ini juga dikenal sebagai “demam lembah” atau “demam gurun” karena dapat ditemukan di daerah dengan cuaca kering dan semi-kering. 

Coccidioidomycosis menyerang sistem pernapasan ini umumnya kucing mengalami penyakit ini setelah badai debu, hujan lebat, gempa bumi, atau terdapat konstruksi sekitar rumah.

4. Kandidiasis

Kandidiasis adalah penyakit jamur pada kucing yang menyerang kulit dan area tubuh lainnya. Penyakit ini umum ditemukan di seluruh dunia dan disebabkan oleh spesies jamur Candida albicans.

Kucing dengan lipatan kulit yang berlebihan atau yang sering basah lebih berisiko mengalami pertumbuhan jamur Candida pada kulit mereka.

Meski cukup jarang terjadi, infeksi jamur ini menimbulkan gejala berupa diare, lelah, saliva berlebih, kulit kemerahan, dan nafsu makan berkurang.

5. Kriptokokosis

Kriptokokosis merupakan penyakit jamur yang dapat menyerang saluran pernapasan anabul, sistem saraf pusat, mata, dan kulit.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans dan Cryptococcus gattii, yang ditemukan pada tanah dan kotoran merpati. 

Pada kucing, tanda-tanda penyakit ini jika menyerang saluran pernapasan yaitu bersin, keluar ingus, adanya massa seperti polip di lubang hidung, dan pembengkakan keras di bawah kulit dan di atas batang hidung. 

Jika jamur menyerang sistem saraf pusat, gejalanya berupa kejang, perubahan perilaku, dan lumpuh ringan.

6. Blastomikosis

gambar jamur pada kucing

Blastomikosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Blastomyces dermatitidis. Jamur ini umumnya disebarkan lewat kotoran merpati dan kelelawar.

Jamur ini dapat terhirup kemudian menyerang paru-paru lalu menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah. 

Gejala umum yang muncul berupa lesu, demam, tidak nafsu makan, batuk, sulit bernapas, dan berat badan turun.

7. Sporotrikosis

Sporotrikosis adalah penyakit jangka panjang yang disebabkan oleh Sporothrix schenckii.

Infeksi biasanya terjadi ketika jamur masuk ke dalam tubuh kucing melalui luka kulit terbuka, atau benda tajam yang menembus kulit, seperti ranting dan duri tumbuhan. 

Kucing liar jantan paling sering terinfeksi penyakit ini karena suka berjelajah, sehingga lebih mudah terpapar lewat serpihan, kotoran, dan tanah yang terkontaminasi. Penyakit ini juga ditularkan melalui perkelahian dengan kucing lain. 

Sporotrikosis juga dapat menjadi menyebar lewat aliran darah dan mempengaruhi hati, paru-paru, dan tulang.

8. Histoplasmosis

Histoplasmosis adalah infeksi tidak menular yang disebabkan oleh jamur Histoplasma capsulatum.

Penyakit ini dapat menyerang paru-paru dan kelenjar getah bening dan bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Apabila sudah terinfeksi, gejala yang muncul berupa demam, sesak napas, dan batuk. Jika dibiarkan, jamur dapat mudah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti usus, hati, limpa, dan sumsum tulang. 

9. Phaeohyphomycosis

Phaeohyphomycosis infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh spesies Dematiaceae. Gejala khas yang muncul yaitu muncul massa atau benjolan yang membesar di bawah kulit. Umumnya, massa ini muncul di jari kaki, telinga, wajah, dan lapisan saluran hidung.

Gejala phaeohyphomycosis lainnya berupa bulu sekitar area terinfeksi rontok, kemerahan, bengkak, dan luka.

Selain kulit, penyakit ini menyerang bagian tubuh lain, seperti mata, hidung, dan sistem saraf.

Cara mengobati jamur pada kucing

Cara memandikan kucing

Apabila anabul terkena infeksi jamur, pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut.

  • Jika Anda memiliki lebih dari 1 kucing di rumah, pisahkan kucing yang terinfeksi dengan kucing yang sehat.
  • Oleskan bedak antijamur untuk mengurangi gatal-gatal pada kucing.
  • Potong kuku kucing agar tidak menyebabkan infeksi saat anabul sering menggaruk.
  • Mandikan dengan cairan antiseptik untuk membantu menghilangkan jamur.
  • Bersihkan area tempat tidur, tempat main, sofa, selimut, mainan, dan berbagai hal lain yang sering disentuh kucing untuk mengurangi penyebaran jamur.

Setelah itu, menghilangkan jamur pada kucing harus ditangani oleh dokter hewan. Pasalnya, dokter harus memastikan diagnosis terlebih dulu apakah benar gejala yang muncul disebabkan oleh jamur atau bukan.

Mengobati jamur pada kucing dilakukan berdasarkan penyebabnya. Biasanya dokter memberikan obat jamur salep untuk meredakan infeksi jamur pada kulit, seperti miconazole dan ketoconazole. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat oral.

Apakah kucing terkena jamur bisa sembuh?

Apabila dilakukan penanganan yang tepat, menggunakan obat dari dokter dan menjaga kebersihan lingkungan, jamur pada kucing dapat segera sembuh. Semakin cepat infeksi diidentifikasi dan diobati, semakin baik peluang penyembuhan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Skin Fungal Infections in Cats. (2022). Retrieved 5 Desember 2023, from https://www.petmd.com/cat/conditions/skin/skin-fungal-infections-cats 

Taboada, J. (2023). Fungal Infections in Cats – Cat Owners. Retrieved 5 Desember 2023, from https://www.msdvetmanual.com/cat-owners/disorders-affecting-multiple-body-systems-of-cats/fungal-infections-in-cats 

Bajwa J. (2020). Feline dermatophytosis: Clinical features and diagnostic testing. The Canadian veterinary journal = La revue vétérinaire canadienne, 61(11), 1217–1220.

CDC issues warning about spread of cat-transmitted sporotrichosis. (2023). Retrieved 5 Desember 2023, from https://www.avma.org/news/cdc-issues-warning-about-spread-cat-transmitted-sporotrichosis 

Merchant, S. R. (2023). Ringworm (Dermatophytosis) in Cats – Cat Owners. Retrieved 5 Desember 2023, from https://www.msdvetmanual.com/cat-owners/skin-disorders-of-cats/ringworm-dermatophytosis-in-cats 

Care, I. C. (2018). Retrieved 5 Desember 2023, from https://icatcare.org/advice/ringworm-in-cats/ 

Versi Terbaru

12/12/2023

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Apakah Memberikan VCO untuk Kucing Aman? Ini Jawabannya

Kaki Kucing Pincang? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya


Ditinjau secara medis oleh

drh. Hevin Vinandra Louqen

Kesehatan Hewan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 12/12/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan