Jajan sembarangan tak hanya perlu diwaspadai oleh anak-anak, tapi juga orang dewasa. Pasalnya, ada sejumlah risiko masalah kesehatan yang bisa dialami jika tidak cermat memilih jajanan yang dikonsumsi.
Dampak jajan sembarangan untuk kesehatan
Anak-anak biasanya sering dinasihati untuk tidak terlalu sering jajan sembarangan, misalnya jajanan pedagang kaki lima (PKL), warung-warung, atau pedagang asongan.
Nasihat ini sebenarnya berlaku juga untuk orang dewasa.
Hal ini berkaitan dengan keamanan dan kebersihan makanan mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga pengemasan.
Jajanan yang tidak bersih dan aman akan berisiko menimbulkan sejumlah masalah kesehatan seperti di bawah ini.
1. Diare
Jajan sembarangan bisa menyebabkan diare karena makanan bisa tercemar berbagai jenis bakteri makanan, virus, dan kotoran.
Hal ini timbul akibat pengolahan, pengemasan, hingga penyimpanan makanan yang tidak higienis.
Seperti yang Anda ketahui, makanan yang dijual di pinggir jalan biasanya cenderung mudah terkena polusi lingkungan.
Tak jarang, pedagang sendiri tidak memperhatikan kebersihan wadah pembuatan dan lupa mencuci tangan saat menjual makanan.
Karena banyaknya kontaminasi ini, bakteri baik di usus kalah dalam melawan patogen yang masuk sehingga mengakibatkan gangguan pencernaan.
2. Masalah gigi
Jajan sembarangan juga dapat mengakibatkan Anda mengalami masalah gigi seperti karies (tooth decay).
Karies adalah kondisi gigi berlubang yang terjadi akibat adanya plak yang menempel dan perlahan-lahan merusak lapisan gigi.
Menurut WHO, salah satu penyebab karies adalah asupan makanan mengandung tinggi gula secara terus-menerus tanpa disertai perawatan gigi yang tepat.
Bila Anda perhatikan, makanan dan minuman manis yang dijual di pinggir jalan ditambahkan banyak gula agar rasanya jadi lezat.
Gula tersebut digunakan sebagai campuran bahan maupun tambahan topping.
3. Demam tifoid
Selain diare, akibat jajan sembarangan bisa memicu demam tifoid atau yang lebih sering dikenal sebagai tipes.
Demam ini diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi yang mencemari makanan atau minuman.
Selain itu, bakteri ini dapat ditularkan oleh seseorang yang terinfeksi melalui urine atau feses.
Proses pengolahan makanan yang tidak higienis hingga makanan sampai ke tangan Anda dapat menjadi perantara masuknya bakteri ini ke dalam tubuh.
Gejala yang ditimbulkan dari infeksi ini adalah demam yang meningkat setiap hari, pusing, lemas, sakit perut, hingga nafsu makan menurun.
Untuk memastikan seseorang terinfeksi tipes, perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Bila ditemukan positif tipes, biasanya pasien akan disarankan untuk istirahat total, mengonsumsi makanan dari rumah, dan minum obat-obatan bila diperlukan.
4. Radang tenggorokan
Akibat jajan sembarangan, Anda bisa mengalami radang tenggorokan.
Menurut situs CDC, radang tenggorokan adalah infeksi pada tenggorokan dan amandel yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A.
Radang tenggorokan yang diakibatkan oleh bakteri ini cukup cepat menular, yaitu melalui droplet atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Kondisi ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang tidak ditangani dengan baik.
Tak hanya disebabkan oleh bakteri strep A, radang tenggorokan juga dapat dipicu oleh kandungan bumbu sintetis atau proses menggoreng makanan dengan minyak yang jarang diganti.
Gejala yang muncul dapat berupa rasa gatal di tenggorokan hingga batuk. Pada anak-anak, tak jarang kondisi ini disertai demam dan kesulitan menelan.
5. Keracunan makanan
Tahukah Anda bahwa jajan sembarangan dapat berisiko mengandung bahan kimia berbahaya?
Mengutip situs Kementerian Kesehatan RI, makanan yang dijajakan oleh PKL umumnya tidak dipersiapkan secara baik dan bersih.
Bahkan, besar kemungkinan jajanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, pengawet, hingga pewarna yang dilarang (rhodamin B).
Jamak diketahui bahwa bahan kimia berbahaya tersebut tidak semestinya dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak.
Sebagai contoh, rhodamin B yang digunakan untuk memberikan warna cerah mencolok pada makanan.
Bahan pewarna tekstil ini mengandung senyawa klorin yang bersifat toksik yang dapat menyebabkan Anda keracunan.
Gejala keracunan sendiri bisa beragam, yaitu mual dan muntah, diare, dan kram perut.