backup og meta

Infeksi Feline Immunodeficiency Virus (FIV) pada Kucing

Infeksi Feline Immunodeficiency Virus (FIV) pada Kucing

Anda mungkin sudah tidak asing dengan penyakit infeksi human immunodeficiency virus alias HIV. Kucing pun ternyata bisa mengalami penyakit serupa. Hanya saja, penyakit FIV pada kucing disebabkan oleh infeksi feline immunodeficiency virus

Ketika sistem kekebalan tubuh dirusak oleh virus, anabul (anak bulu) akan menjadi lebih mudah terkena penyakit kucing yang lain. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara merawat kucing dengan FIV, simak informasi berikut!

Apa itu feline immunodeficiency virus?

Feline immunodeficiency virus atau FIV adalah infeksi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh (imun) pada kucing.

Virus ini menyerang sel darah putih (limfosit) yang tugasnya adalah menghalau penyakit. Sebagai akibatnya, anabul dengan FIV menjadi lebih rentan terkena penyakit lainnya.

Melansir dari laman International Cat Care, jenis virus yang menyebabkan FIV pada kucing disebut lentivirus.

Anabul yang terinfeksi virus ini tetap bisa beraktivitas dan tidak menunjukkan gejala selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.

Meski begitu, kucing dengan FIV pada akhirnya tetap bisa mengalami gangguan imunodefisiensi, yaitu melemahnya sistem imun sehingga tidak lagi bisa melindungi tubuh dari infeksi.

Dalam kondisi ini, bakteri, virus, atau jamur yang biasanya tidak berbahaya bisa menimbulkan penyakit yang parah pada kucing.

Tanda dan gejala FIV pada kucing

fip kucing

Gejala umum yang paling sering ditemukan pada kucing dengan infeksi FIV adalah seperti berikut.

  • Penurunan berat badan.
  • Demam berulang.
  • Lesu.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Radang gusi dan mulut.
  • Penyakit kulit kronis.
  • Masalah neurologis.
  • Gangguan pernapasan, mata, atau pencernaan secara berulang.

Ciri-ciri kucing sakit FIV memang tidak spesifik. Namun, kucing yang terinfeksi FIV biasanya lebih mudah terkena penyakit dengan dampak yang lebih buruk dibandingkan kucing yang sehat.

Selain itu, infeksi FIV juga menurunkan respons tubuh kucing terhadap pengobatan berbagai penyakit. Dengan kata lain, kucing jadi sulit sembuh dari penyakitnya.

Fase atau periode FIV pada kucing

Mengutip laman Cornell University of Veterinary Medicine, infeksi feline immunodeficiency virus terbagi menjadi tiga fase, yaitu akut, laten, dan progresif.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fase tersebut.

1. Fase akut

Pada fase ini, virus mulai masuk ke kelenjar getah bening dan menyerang limfosit yang berperan sebagai pelindung tubuh. Fase akut biasanya terjadi setelah 1–3 bulan anabul terinfeksi.

Virus dari limfosit kemudian menyebar ke kelenjar getah bening lain di seluruh tubuh sehingga menyebabkan pembengkakan.

Pembengkakan kelenjar getah bening sering kali disertai demam dan penurunan nafsu makan. Namun, gejala tersebut sering kali sangat ringan sehingga tidak disadari pemilik anabul.

2. Fase tanpa gejala

Selama fase tanpa gejala, virus memperbanyak diri (bereplikasi) dengan sangat lambat sehingga kucing tidak menunjukkan tanda penyakit apa pun.

Fase tanpa gejala bisa berlangsung selama beberapa bulan atau bahkan tahun.

Pada fase ini, beberapa kucing mungkin menunjukkan kelainan fungsi darah, seperti kadar sel darah putih yang rendah atau peningkatan kadar protein dalam darah.

3. Fase progresif

Ketika virus terus menyebar, kucing bisa memasuki fase imunokompromais progresif yang menyebabkan infeksi sekunder.

Artinya, pada fase ini kucing bisa mengalami berbagai penyakit yang sebenarnya bukan disebabkan oleh virus FIV, tetapi karena sistem kekebalan tubuh yang terus melemah.

Tingkat keparahan penyakit kucing pada fase ini bisa sangat bervariasi. Beberapa di antaranya mungkin mengalami gangguan saluran pernapasan dan ada juga kucing yang terkena kanker.

Kabar baiknya, tidak semua kasus infeksi feline immunodeficiency virus berkembang ke fase progresif.

Penting untuk diketahui!

Angka harapan hidup rata-rata pada kucing dengan FIV masih cukup tinggi selama kucing tidak terinfeksi penyakit lain. Namun, angka ini bisa berkurang drastis jika kucing juga terkena virus leukemia (FeLV).

Penyebab FIV pada kucing

Kucing sakit calicivirus

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan anabul terkena FIV. Namun, FIV memang termasuk penyakit yang bisa menular ke sesama kucing.

Meski begitu, penularan FIV tidak semudah penularan virus pada umumnya. FIV biasanya hanya menular melalui gigitan.

Inilah salah satu alasan mengapa FIV lebih banyak ditemukan pada kucing jantan yang hidup secara liar dan memang lebih mudah berkelahi.

Sementara itu, risiko penularan FIV dari berbagi tempat makan atau minum sangatlah kecil. Pasalnya, virus penyebab FIV tidak bisa bertahan lama di luar tubuh.

Diagnosis FIV pada kucing

Saat seekor kucing pertama kali terinfeksi virus, sistem kekebalan tubuhnya akan membentuk antibodi untuk mencegah perkembangan virus.

Maka, cara diagnosis yang selama ini kerap dilakukan untuk memastikan feline immunodeficiency virus pada kucing adalah dengan pemeriksaan antibodi.

Namun, karena tubuh membutuhkan waktu selama 2–6 bulan untuk membentuk antibodi FIV, pemeriksaan pertama mungkin menunjukkan hasil false negative.

Ini berarti hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kucing negatif terinfeksi feline immunodeficiency virus, padahal hasil tersebut sebenarnya keliru.

Jika dokter mencurigai anabul Anda mengidap infeksi FIV, pemeriksaan ulang biasanya dijadwalkan dengan jeda waktu 60 hari.

Perawatan FIV pada kucing

Sampai saat ini, belum ditemukan pengobatan yang secara pasti bisa mengatasi FIV.

Pengobatan biasanya bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi sekunder atau penyakit lain serta mencegah penularan ke kucing lain.

Berikut ini adalah beberapa perawatan yang bisa diberikan pada kucing dengan FIV supaya infeksi tidak berkembang atau menyebar.

  • Pisahkan kucing yang sakit dari kucing lain.
  • Pilih makanan kucing yang bernutrisi.
  • Hindari pemberian daging dan telur mentah serta produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Sterilkan kucing.
  • Berikan vaksin kepada kucing.

Dokter hewan mungkin meresepkan obat antivirus, seperti AZT yang juga diberikan pada pasien HIV.

Pasalnya, infeksi FIV dinilai serupa dengan HIV pada manusia. Meski begitu, infeksi ini tidak bisa menular ke manusia.

Pemilik kucing dengan feline immunodeficiency virus biasanya disarankan untuk melakukan kunjungan ke dokter hewan setidaknya setiap enam bulan sekali.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Feline immunodeficiency virus (FIV). (2023, August 23). Cornell University College of Veterinary Medicine. Retrieved 13 November 2023 from https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/cornell-feline-health-center/health-information/feline-health-topics/feline-immunodeficiency-virus-fiv.

Cats with FIV – Care and prevention | RSPCA. (n.d.). The Largest Animal Welfare Charity in the UK | RSPCA. Retrieved 13 November 2023 from https://www.rspca.org.uk/adviceandwelfare/pets/cats/health/fiv.

Feline immunodeficiency virus (FIV). (2019, October 6). International Cat Care | For the love of cats. Retrieved 13 November 2023 from https://icatcare.org/advice/feline-immunodeficiency-virus-fiv/.

FIV in cats. (2015, April 8). Blue Cross. Retrieved 13 November 2023 from https://www.bluecross.org.uk/advice/cat/health-and-injuries/fiv-in-cats.

Versi Terbaru

20/11/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Kenali Ciri Kucing Cacingan dan Langkah Pengobatan yang Tepat

8 Ciri-Ciri Stres pada Kucing dan Cara Tepat Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

drh. Hevin Vinandra Louqen

Kesehatan · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 20/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan