backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Wajah Seperti Kembar, Padahal Bukan Saudara. Kenapa Bisa, Ya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Satya Setiadi · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 07/07/2021

    Wajah Seperti Kembar, Padahal Bukan Saudara. Kenapa Bisa, Ya?

    Pernahkah Anda mendengar komentar dari orang-orang di sekitar Anda, seperti, “Sepertinya saya tadi melihatmu di supermarket?” atau, “Saya baru saja papasan dengan orang yang mirip banget sama kamu!”? Padahal, Anda belum pernah mengunjungi supermarket tersebut sama sekali, atau bahkan Anda sebenarnya tidak punya kembaran biologis. Nah, lho?

    Kembar identik beda ayah-ibu, mungkinkah?

    Teorinya, masing-masing manusia memiliki setidaknya tujuh kembaran yang hidup di berbagai belahan dunia tanpa kita ketahui, dan mungkin, sebagian besar dari kita tidak akan pernah bertemu dengan ‘duplikat’ kita.

    Menurut Daniele Podini, ilmuwan forensik dan pakar pengenalan wajah di George Washington University, walaupun fenomena doppelganger alias wajah ‘kembar’ tanpa hubungan darah belum bisa dibuktikan oleh sains, namun ia mengakui bahwa secara statistik, kemungkinan fenomena ini tidak bisa dipungkiri. Alasannya adalah jumlah populasi keseluruhan manusia dan fakta bahwa genetika manusia bekerja secara acak.

    Meskipun fitur dan karakteristik manusia bervariasi dari hewan lain, tapi gen kita tidak. Bahkan, manusia tidak sepenuhnya beragam secara genetika. Jadi pada akhirnya, angka-angka pembentuk gen inilah yang yang mendikte beberapa fitur tertentu akan mewakili diri Anda dan akan berkombinasi secara acak

    Tapi hal ini tidak berarti mereka adalah benar-benar duplikat Anda. Ada sedikit bias dari klaim tersebut, karena persepsi masing-masing orang didasari oleh pengalaman pribadi.

    Kerja otak dalam membangun persepsi wajah

    Pengenalan wajah memainkan peran kunci dalam interaksi manusia. Saat berusaha mengenali seseorang, otak akan bekerja mirip sebuah scanner yang memindai wajah orang tersebut dan mengubah setiap aspek dari wajahnya menjadi sebuah kode.

    Sistem pengenalan wajah oleh otak ini menjadi cara yang efektif untuk Anda bisa membedakan satu wajah dengan yang lainnya, dengan satu pengecualian. Cara Anda mengenali wajah orang lain mungkin diawali dengan urutan tertentu: mata, mulut, hidung. Ukuran dan penempatan dari mata orang tersebut, misalnya, akan menentukan bagaimana cara Anda melihat sisa dari wajahnya. Orang lain mungkin akan menafsirkan dengan cara sebaliknya, misal, mengenali wajah mulai dari hidung, mulut, mata. Kedua otak ini mendapatkan sinyal yang sama, tapi letak fitur yang acak membuat otak memfokuskan pada satu fitur (hidung) daripada menyesuaikan persepsi dari keseluruhan sisa wajahnya.

    Ini menunjukkan bahwa persepsi wajah Anda di mata satu orang belum tentu sama dengan dengan pandangan orang lain terhadap wajah Anda. Jadi bila menurut seseorang Anda berwajah sangat mirip dengan teman kantornya, belum tentu orang lain akan berpendapat sama.

    Genetika dan lingkungan mempengaruhi doppelganger?

    “Anda mungkin menemukan seseorang yang tinggal ribuan kilometer jauhnya yang terlihat seperti Anda, tetapi jika Anda melihat lebih jauh dari latar belakang leluhur Anda, Anda akan menemukan bahwa  mungkin Anda dan ‘kembaran’ Anda berasal dari tempat yang sama. Tidak mengherankan, jika Anda berasal dari latar belakang leluhur yang sama Anda mungkin akan menemukan karakteristik umum – perawakan, warna mata, bahkan temperamen,” ujar Richard E. Lutz MD, Associate Professor dari Pediatrics and Clinical Geneticist Munroe-Meyer Institute di University of Nebraska Medical Center.

    Begitu pula dengan kemiripan kepribadian yang mungkin bisa saja dimiliki oleh sepasang doppelgänger. Lutz berpendapat bahwa, sementara lingkungan (seperti pola makan yang berbeda, aktivitas fisik yang berbeda, paparan matahari dan suhu wilayah di kedua tempat yang berbeda) bisa membuat kepribadian antar doppelganger berbeda satu sama lainnya, tetapi budaya lebih memiliki andil di kasus ini.

    Ia mengatakan, bagaimanapun juga genetika akan tetap mengungguli segala perbedaan yang dibuat oleh lingkungan. Genetika Anda adalah faktor dominan yang mempengaruhi penampilan dan kepribadian Anda, sedangkan lingkungan atau budaya akan mempengaruhi sisanya.

    Ada kemungkinan seseorang di luar sana yang terlihat dan bertindak seperti Anda – dan orang itu mungkin lebih dekat dengan Anda , baik dari lokasi dan latar belakang leluhur. Tapi, kembali lagi, proses pengenalan wajah, sesuatu yang sangat kritikal dalam hidup untuk bisa membedakan mana teman dan musuh, adalah sesuatu yang kita kira bekerja dengan sangat pasti. Padahal, tidak begitu. Banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi “kemiripan” kita dengan satu sama lainnya yang tidak diperhitungkan oleh otak saat memproses fitur wajah seseorang.

    Pengenalan wajah adalah argumen kompleks dan menarik mengapa keberadaan doppelganger sampai sejauh ini masih belum bisa dipastikan penyebabnya.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Satya Setiadi

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 07/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan