backup og meta

Waspadai Bahaya Sering Kerokan di Leher bagi Kesehatan

Waspadai Bahaya Sering Kerokan di Leher bagi Kesehatan

Kerokan di leher menjadi cara yang dianggap paling mujarab dan praktis untuk menghilangkan masuk angin. Meski begitu, kerokan pada bagian tubuh yang satu ini juga memiliki sejumlah bahaya bagi kesehatan.

Apa itu kerokan?

Kerokan sudah tidak asing untuk sebagian besar kalangan masyarakat di Indonesia. Metode pengobatan tradisional ini mirip seperti gua sha yang kerap dilakukan di Tiongkok.

Sama seperti yang sering Anda temui sehari-hari, pengobatan tradisional ini dilakukan dengan cara mengerok bagian tubuh tertentu, biasanya mulai dari leher hingga punggung.

Kerokan umumnya dilakukan dengan uang logam. Ini berbeda dengan gua sha yang menggunakan benda lain yang dipercaya punya manfaat kesehatan.

Benda-benda tersebut dipercaya memiliki energi yang baik untuk tubuh. Beberapa di antaranya yaitu batu Giok, batu Bian, dan batu Mawar Kuarsa.

Metode pengobatan ini tak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di negara Asia Tenggara lain.

Namun, tetap saja gua sha berbeda dengan kerokan. Praktik pengobatan gua sha dilakukan dengan aman karena ditangani oleh profesional yang memiliki sertifikat khusus.

Mengapa kerokan di leher mungkin berbahaya?

leher

Berbeda dari negara di Asia Tenggara lainnya, kerokan di Indonesia sudah menjadi pengobatan tradisional yang sangat lumrah untuk dilakukan oleh berbagai kalangan. 

Hampir semua kalangan masyarakat tidak ragu untuk meminta dikerok ketika merasakan keluhan masuk angin, seperti batuk, pilek, dan tidak enak badan.

Bahkan bila mengalami sakit kepala, kebanyakan orang lebih memilih kerokan di leher depan atau belakang untuk menghilangkan ketegangan pada bagian tubuh ini.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pain Medicine (2011) mencari tahu efektivitas gua sha pada 48 partisipan wanita yang merasakan sakit leher kronis.

Partisipan terbagi ke dalam dua grup. Grup pertama menerima pengobatan pada leher dengan menggunakan heat therapy, sedangkan grup kedua menerima pengobatan dengan teknik gua sha. 

Hasilnya, grup yang menerima pengobatan dengan teknik gua sha melaporkan dirinya merasa lebih baik daripada grup heat therapy setelah pengobatan selama satu minggu.

Para peneliti juga menjelaskan bahwa teknik gua sha aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh.

Lantas, apa bahaya dari kerokan di leher? Kerokan menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di dekat permukaan kulit. Hal inilah yang membuat kulit memerah setelah dikerok.

Warna kemerahan akibat pecahnya pembuluh darah ini dipercaya sebagai tanda bahwa angin dalam tubuh sudah “keluar” sehingga keluhan yang Anda rasakan akan cepat hilang.

Terkadang, orang akan makin bersemangat untuk kerokan di leher hingga warna merah yang timbul makin pekat. Ini dianggap sebagai tanda bahwa ada banyak angin dalam tubuh.

Namun, kerokan terlalu keras pada leher bagian depan maupun belakang bisa menyebabkan nyeri dan memar.

Oleh sebab itu, diperlukan keahlian khusus agar Anda terhindar dari efek yang tidak diinginkan tersebut.

Tidak semua orang boleh kerokan

gejala saraf leher kejepit

Semua orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda. Bahkan, kerokan sebaiknya dihindari oleh orang-orang yang memiliki kondisi seperti berikut.

  • Memiliki kondisi yang berhubungan dengan kulit, seperti luka, lebam, dan bengkak.
  • Mengidap gangguan pembekuan darah sehingga mudah berdarah atau memar.
  • Sedang mengalami infeksi dan luka yang belum pulih sepenuhnya.
  • Mengonsumsi obat antikoagulan untuk mengencerkan darah.
  • Mempunyai riwayat trombosis vena dalam (deep vein thrombosis).

Orang yang sering atau kebanyakan kerokan akan terus mengandalkan pengobatan ini untuk menyembuhkan keluhannya.

Ini bisa membuatnya terlambat menangani penyakit atau kondisi medis yang lebih serius sehingga terjadi komplikasi yang lebih berbahaya.

Selain itu, kerokan di leher berisiko menyebabkan pembuluh darah pecah. Ini dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada kesehatan orang yang melakukannya.

Apalagi, kebanyakan orang mungkin melakukan kerokan tidak berdasarkan pengetahuan, berbeda dengan metode pengobatan seperti gua sha.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa terlalu sering kerokan tidak baik untuk kesehatan. Lebih baik konsultasikan keluhan Anda dengan dokter. 

Namun, apabila Anda masih penasaran ingin dikerok, carilah orang dengan keahlian khusus atau profesional agar tidak membahayakan kesehatan Anda.

Kesimpulan

  • Gua sha dan kerokan memiliki teknik yang mirip, yakni dengan cara mengerok bagian tubuh tertentu, biasanya mulai dari leher hingga punggung.
  • Kerokan di leher telah dipercaya membantu meredakan masuk angin dan sakit kepala.
  • Meski begitu, kerokan mungkin berbahaya karena menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dekat kulit yang dapat menimbulkan nyeri dan memar.
  • Berhati-hatilah dan bila perlu, berkonsultasilah dengan dokter sebelumnya karena tidak semua orang boleh kerokan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Why Gua Sha Might Be Good For You. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved March 17, 2023, from https://health.clevelandclinic.org/why-gua-sha-might-be-good-for-you/

Braun, M., Schwickert, M., Nielsen, A., Brunnhuber, S., Dobos, G., Musial, F., Lüdtke, R., & Michalsen, A. (2011). Effectiveness of traditional Chinese “gua sha” therapy in patients with chronic neck pain: a randomized controlled trial. Pain medicine (Malden, Mass.), 12(3), 362–369. https://doi.org/10.1111/j.1526-4637.2011.01053.x

Lee, M. S., Choi, T. Y., Kim, J. I., & Choi, S. M. (2010). Using Guasha to treat musculoskeletal pain: a systematic review of controlled clinical trials. Chinese medicine, 5, 5. https://doi.org/10.1186/1749-8546-5-5

Versi Terbaru

02/04/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Ragam Penyebab Leher Kaku, Pundak Berat, dan Kepala Pusing

Anak Kerokan Saat Masuk Angin, Amankah?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/04/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan