Sebelum buru-buru nyebur ke kolam renang, baiknya Anda berhenti sejenak untuk menyimak artikel ini. Berenang yang seharusnya menjadi kegiatan rekreasi di akhir pekan ternyata menyembunyikan sejumlah risiko kesehatan. Ada beberapa penyakit berbahaya di kolam renang yang mengintai setiap pengunjungnya
Sebagian besar kolam berenang umum memang telah disterilkan dengan kaporit untuk membunuh bakteri-bakteri patogen yang tersebar di air kolam. Namun bukan berarti kolam berenang umum terjamin aman sepenuhnya. Efek desinfektan dari kaporit bisa memakan waktu cukup lama dan tidak mampu membunuh semua jenis bakteri yang ada di kolam. Lantas, apa saja penyakit di kolam berenang yang harus diwaspadai?
Risiko penularan penyakit di kolam renang
1. Diare
Diare setelah berenang disebabkan oleh berbagai bakteri yang bisa ditemukan di air kolam renang. Sebut saja Shigella, Cryptosporidium, Norovirus, E. coli, dan Giardia intestinalis. Beberapa parasit ini ditemukan dalam kotoran manusia, sehingga bisa menyebar saat Anda tak sengaja menelan air kolam yang terkontaminasi feses.
Faktanya, meski Anda mungkin rajin mandi, rata-rata orang memiliki sekitar 0,14 gram kotoran yang masih menempel di pantatnya. Jika terbilas air ketika berenang, tentu residunya dapat mencemari air kolam renang. Terlebih jika ada perenang yang memang sedang diare ketika berenang. Kotoran manusia mengandung jutaan kuman.
Sebagian besar infeksi diare di kolam berenang umumnya disebabkan oleh cryptosporidium. Kaporit dapat membunuh bakteri hanya dalam beberapa detik saja, namun cryptosporidium bisa hidup di air kolam renang hingga berhari-hari. Ini karena fisiknya lebih tahan banting terhadap efek kaporit daripada kuman lainnya.
2. Muntaber
Muntaber (gastroenteritis) setelah berenang pada umumnya disebabkan oleh kelompok bakteri yang sama dengan diare. Cara kerjanya pun sama. Beberapa parasit ini ditemukan dalam kotoran manusia, sehingga bisa menyebar saat Anda tak sengaja menelan air kolam renang yang terkontaminasi tinja.
Muntaber menyebabkan usus meradang, yang kemudian menimbulkan serangkaian gejala masalah pencernaan. Mulai dari sakit perut, perut kram, diare, mual dan muntah, hingga demam yang terjadi secara bertahap lebih dari 1-2 hari setelah berenang. Gejalanya bisa berlangsung hingga 5-10 hari.
3. Swimmer’s ear
Telinga yang kemasukan air ketika berenang berpotensi menyebabkan infeksi telinga yang disebut dengan swimmer’s ear. Swimmer’s ear adalah risiko penyakit di kolam renang yang terjadi akibat kelembaban dari sisa air dan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang terperangkap dalam telinga sehabis berenang.
Kuman dan bakteri yang berkembang biak meluas dalam telinga Anda dapat menyebabkan telinga bengkak dan kemerahan yang terasa panas juga nyeri, bahkan bisa keluar nanah. Pada kasus ekstrim, infeksi ini bisa mengakibatkan demam dan rasa nyeri yang menyebar pada wajah, kepala, dan leher, hingga penurunan pendengaran.
4. MRSA
MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) adalah sejenis kuman staph yang resisten terhadap antibiotik tertentu. Sebagian besar infeksi MRSA adalah infeksi kulit (jerawat, bisul) yang mungkin dianggap sebagai gigitan laba-laba; berwarna merah, bengkak, nyeri, hangat saat disentuh, dan bernanah; juga disertai demam.
MRSA tidak bertahan lama di air kolam renang yang memiliki kadar pH tepat (7,2 – 7,8) dan sudah disterilkan dengan kaporit. Belum ada laporan MRSA yang menyebar melalui kontak dengan air rekreasi. Akan tetapi, MRSA dapat disebarkan di air kolam renang dan fasilitas lainnya melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan pengunjung lain yang terinfeksi MRSA.
Penularan infeksi bisa langsung terjadi bila Anda menyentuh infeksi MRSA milik orang lain. Infeksi tidak langsung dapat terjadi saat Anda saling meminjam barang (seperti handuk atau pisau cukur) atau menyentuh permukaan benda (seperti rel tangan atau bangku ruang ganti) yang terkontaminasi MRSA. MRSA paling mungkin menyebar saat bersentuhan dengan luka atau goresan di kulit yang tidak ditutup.
5. Hepatitis A
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Tapi sementara ada banyak tipe hepatitis, hanya ada satu yang berpotensi mencemari air kolam renang — hepatitis A.
Hepatitis A ditularkan dari satu orang ke orang lainnya lewat makanan, minuman, atau air yang terkontaminasi feses mengandung virus. Anda bisa tertular hepatitis A dari menelan air kolam renang yang terkontaminasi ketika ada seseorang yang sakit hepatitis tidak sengaja buang air besar di kolam. Rata-rata orang memiliki sekitar 0,14 gram kotoran yang masih menempel di pantatnya yang jika ikut terbilas saat berenang dapat ikut mencemari air kolam.
Ditambah lagi, tidak semua orang terinfeksi virus hepatitis A akan memiliki gejala.
Sebelum berenang, cek dulu kolam renang Anda
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) merekomendasikan Anda untuk selalu cek dan ricek kolam renang sebelum menyelam, untuk memastikan keamanan dari penyakit di kolam renang.
- Lihat airnya. Air harus terlihat bersih, bersih, dan biru — sampai ke dasarnya. Anda harus bisa melihat saluran pembuangan dan garis-garis ubin di bagian bawahnya. Pastikan air terus-menerus bergerak membuih tanda sedang disaring.
- Cium baunya. Kaporit seharusnya tidak berbau kuat. Bau kaporit yang kuat dapat menandakan adanya kloramin — yang merupakan bahan kimia yang terdiri dari kaporit dicampur dengan minyak tubuh, keringat, air kencing, air liur, lotion, dan kotoran.
- Sentuh airnya. Dinding pinggiran dalam kolam harus halus, tidak licin, atau lengket. Air tidak boleh menempel di tangan Anda.
- Jangan menelan air. Ajari anak-anak dan latih diri Anda untuk tidak menelan air kolam — dan bahkan hindari memasukkan jari ke mulut Anda.
[embed-health-tool-bmi]