Selama ini, istilah “trauma” mungkin lebih identik dengan kondisi mental atau pengalaman di masa lalu. Akan tetapi, pernahkah Anda mendengar tentang polytrauma?
Meski mungkin jarang terdengar, politrauma rupanya merupakan salah satu kondisi medis yang cukup umum terjadi. Kondisi apakah ini?
Apa itu polytrauma?
Polytrauma adalah istilah untuk pasien yang mengalami beberapa cedera tubuh dalam waktu bersamaan sehingga berisiko tinggi mengalami gangguan fisik, kognitif, psikologis, dan psikososial atau bahkan meninggal dunia.
Penyebab utama polytrauma adalah benturan keras pada tubuh, seperti ketika kecelakaan kendaraan, jatuh dari ketinggian, penyerangan, trauma benda tumpul, atau terkena ledakan.
Berbagai kondisi tersebut sering kali menyebabkan cedera yang tidak terlihat. Artinya, korban polytrauma mungkin terlihat tidak mengalami luka serius secara kasatmata, tetapi memiliki luka bagian dalam tubuh yang mengancam nyawa.
Itulah alasan mengapa seseorang yang mengalami kecelakaan sebaiknya tetap mendapat pemeriksaan di rumah sakit meski tidak terlihat mengalami cedera serius.
Salah satu contoh politrauma yang cukup sering terjadi adalah cedera otak traumatis (TBI).
TBI dapat disebabkan oleh benturan keras di kepala yang kerap terjadi bersamaan dengan cedera lain, seperti patah tulang atau cedera organ dalam.
Tanda dan gejala polytrauma
Pada dasarnya, tidak ada gejala khusus dari polytrauma karena kondisi ini bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh korban.
Gejala langsung yang biasanya terjadi adalah nyeri hebat atau perdarahan dari bagian tubuh yang cedera.
Perdarahan hebat umumnya menyebabkan syok hipovolemik yang ditandai dengan takikardia (detak jantung lebih dari 100 kali per menit), peningkatan laju pernapasan, dan penurunan tingkat kesadaran.
Selain itu, berikut adalah gejala lain dari polytrauma yang sering kali tidak disadari.
- Hilang ingatan.
- Pusing atau sakit kepala terus-menerus.
- Sulit konsentrasi.
- Telinga berdenging terus-menerus.
- Kesulitan mengambil keputusan.
- Mudah tersinggung.
Karena banyaknya gejala yang mungkin timbul dari politrauma, seseorang yang mengalaminya harus mendapatkan pemeriksaan dari petugas kesehatan.
Dengan begitu, dokter bisa menentukan bagian tubuh mana yang perlu segera mendapatkan penanganan.
Diagnosis politrauma
Selain melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan memeriksa gejala yang dialami pasien, dokter biasanya menyarankan pasien polytrauma untuk menjalani rontgen atau CT scan.
Pemeriksaan tersebut akan memperlihatkan kondisi tulang belakang pasien serta kemungkinan cedera organ dalam, termasuk trauma pada abdomen, dada, dan kepala yang sering kali tidak terlihat.
Di samping itu, laman Tampa General Hospital menyebutkan bahwa dokter mungkin melakukan penilaian berikut untuk menentukan perawatan bagi pasien politrauma.
- Tingkat kesadaran.
- Kemampuan berpikir.
- Tingkat nyeri.
- Kemampuan komunikasi.
- Mobilitas atau pergerakan fisik.
- Kekuatan tubuh.
- Kesehatan emosional.
Setiap pasien mungkin mendapatkan saran pemeriksaan yang berbeda karena dokter perlu menentukan cedera mana yang paling membutuhkan penanganan awal.
Selalu ikuti saran dari dokter untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat dan perawatan yang tepat.
Penanganan untuk polytrauma
Karena cedera bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, penanganan pasien politrauma mungkin melibatkan beberapa tenaga medis sekaligus, seperti ahli ortopedi, jantung, bedah saraf, dan fisioterapis.
Seseorang yang mengalami polytrauma perlu segera mendapatkan perawatan intensif. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan kematian yang tidak berselang lama dari waktu kejadian.
Dokter akan menyesuaikan perawatan sesuai dengan kondisi pasien. Artinya, apabila pasien mengalami cedera di bagian kepala dan kaki, dokter akan menentukan perawatan mana yang akan menjadi prioritas.
Dokter juga akan berupaya sebisa mungkin untuk memastikan bahwa perawatan pada salah satu bagian tubuh tidak berpengaruh buruk pada bagian tubuh lainnya.
Di samping perawatan satu waktu tepat setelah terjadinya cedera, pasien politrauma sering kali membutuhkan perawatan jangka panjang, contohnya fisioterapi untuk memulihkan keterbatasan fisik karena cedera.
Dalam kondisi seperti ini, pasien politrauma mungkin membutuhkan perawatan tambahan, termasuk dukungan mental dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Kesimpulan
- Polytrauma adalah kondisi ketika seseorang mengalami beberapa cedera tubuh yang terjadi pada waktu yang bersamaan dan berisiko mengancam nyawa.
- Tidak ada gejala spesifik dari politrauma. Akan tetapi, gejala langsung yang paling sering terlihat adalah nyeri hebat atau perdarahan dari bagian tubuh yang cedera.
- Penanganan politrauma akan disesuaikan dengan cedera yang dialami pasien. Dokter perlu melakukan diagnosis untuk menentukan perawatan yang menjadi prioritas.
[embed-health-tool-bmi]