Meski cukup sering terjadi, sakit pada bagian belakang lutut tidak boleh diabaikan. Pasalnya, kondisi ini bisa menandakan cedera otot, robeknya jaringan, hingga peradangan yang bisa menimbulkan masalah lainnya jika dibiarkan.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab rasa nyeri di belakang lutut agar Anda bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Penyebab rasa sakit di belakang lutut
Lutut terdiri atas jaringan otot, ligamen, dan tendon yang menghubungkan tiap sendi dan tulang.
Cedera pada berbagai jaringan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit pada lutut, termasuk pada bagian belakangnya.
Berikut beberapa faktor yang kerap menjadi penyebabnya.
1. Kram kaki
Rasa sakit yang khas saat kram terjadi ketika otot dan saraf kaki mengencang atau menegang. Kondisi ini dapat terjadi bila Anda kurang pemanasan sebelum berolahraga.
Meski dapat terjadi pada siapa saja, seseorang dengan gangguan saraf kaki, penyakit hati, infeksi tetanus, dan dehidrasi lebih rentan mengalami kram.
Kram biasanya hanya bertahan selama beberapa detik hingga sepuluh menit, tetapi mungkin kembali lagi. Pertolongan pertama yang bisa diberikan saat kram adalah dengan kompres air hangat.
2. Terkilir
Keseleo atau terkilir merupakan cedera yang terjadi pada jaringan penghubung tulang dan sendi. Kondisi ini kerap disebabkan oleh ligamen yang robek atau terpelintir.
Masalah pada ligamen tersebut kerap terjadi saat lutut mengalami benturan keras, misalnya ketika bermain sepak bola atau kecelakaan.
Bahkan, benturan keras juga bisa menyebabkan robekan ligamen parah yang disebut cedera anterior cruciate ligaments (cedera ACL). Kondisi ini harus segera ditangani secara medis.
3. Jumper’s knee
Penyebab sakit di bagian belakang lutut yang selanjutnya adalah jumper’s knee, yaitu cedera pada tendon penghubung tempurung dan tulang betis.
Kondisi yang juga dikenal dengan patellar tendonitis ini kerap terjadi ketika Anda melakukan lompatan atau pergantian arah kaki secara tiba-tiba. Itulah mengapa jumper’s knee banyak ditemukan pada atlet.
Gerakan tersebut bisa menyebabkan robekan pada tendon sehingga bagian belakang lutut terasa nyeri.
4. Iliotibial band syndrome
Anda yang memiliki hobi bersepeda mungkin perlu lebih hati-hati. Pasalnya, risiko mengalami iliotibial band syndrome akan menjadi lebih besar.
Iliotibial band syndrome terjadi ketika jaringan ligamen bagian luar paha bergesekan dengan tulang belakang lutut.
Lama-kelamaan, gesekan tersebut bisa menyebabkan iritasi dan pembengkakan yang disertai dengan rasa sakit di belakang lutut.
5. Kista Baker
Cairan sinovial atau cairan pelumas di bagian belakang sendi, termasuk lutut, akan melindungi sendi dari gesekan.
Akan tetapi, jika jumlahnya berlebih, cairan sinovial justru bisa membentuk kista Baker.
Kista ini bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, jika ukurannya terus membesar hingga sebesar bola tenis, segera hubungi dokter untuk mendapat pengobatan.
6. Radang sendi (artritis)
Artritis terjadi ketika ada kerusakan secara bertahap pada tulang rawan yang melapisi tulang sendi lutut. Kondisi ini tentu akan menimbulkan rasa sakit pada lutut bagian belakang.
Terdapat dua jenis artritis yang bisa menyebabkan sakit di belakang lutut, yaitu rematik (rheumatoid arthritis) dan osteoartritis atau pengapuran sendi.
Rematik adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat pada persendian sehingga sendi mengalami kerusakan.
Sementara itu, osteoartritis adalah penyakit pada sendi yang kerap menyerang lansia dan orang-orang dengan obesitas.
7. Cedera otot hamstring
Hamstring merupakan sekumpulan otot di belakang paha. Jika ditarik terlalu jauh, otot ini bisa cedera atau bahkan robek karena adanya ketegangan berlebih.
Cedera otot hamstring kerap ditemukan pada atlet yang mengandalkan lari cepat, seperti pemain sepak bola atau tenis.
Proses pemulihan cedera otot hamstring bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.
8. Kondromalasia
Chondromalacia patellae atau kondromalasia adalah kondisi saat tulang rawan di bawah tempurung melunak atau cedera.
Akibatnya, tulang lutut dan paha bisa saling bergesekan sehingga timbul nyeri di bagian belakang lutut.
Selain rasa nyeri, kondromalasia juga kerap disertai dengan lutut yang berbunyi saat digerakkan hingga rasa sakit saat kaki ditekuk dan diluruskan.
Cara mengatasi sakit pada belakang lutut
Setelah mengetahui penyebab rasa sakit di belakang lutut, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk beristirahat, melakukan peregangan, dan mengurangi aktivitas berat.
Selain itu, dokter juga akan memberikan pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi Anda secara keseluruhan.
Berikut merupakan cara mengatasi sakit lutut belakang secara umum.
1. Metode RICE
Salah satu hal yang bisa Anda lakukan saat merasakan nyeri pada lutut adalah metode RICE atau resting, icing, compressing, dan elevating.
Melansir dari laman UK Health Care, berikut adalah cara melakukan metode RICE.
- Resting atau mengistirahatkan bagian yang terasa sakit selama beberapa menit.
- Icing atau kompres dingin di belakang lutut. Tunggu sampai rasa nyeri berkurang.
- Compressing atau memasang perban yang dililitkan pada area yang cedera. Jangan melilitkan terlalu kencang.
- Elevating atau mengangkat bagian lutut yang cedera. Posisikan lutut lebih tinggi dari jantung.
2. Terapi
Jika rasa sakit pada bagian belakang lutut Anda terjadi karena cedera olahraga, Anda mungkin memerlukan terapi untuk memperbaiki pola gerakan yang menjadi penyebab terjadinya cedera.
Seorang terapis profesional akan melakukan pelatihan untuk membuat otot di sekitar lutut kembali stabil. Saran yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab utama rasa sakit Anda.
3. Pemberian suntikan
Dalam beberapa kasus, untuk mengurangi rasa sakit pada belakang lutut, dokter Anda mungkin menyuntikkan obat langsung ke sendi Anda.
Berikut adalah beberapa jenis suntikan obat tersebut.
- Kortikosteroid untuk mengurangi gejala radang sendi.
- Asam hialuronat untuk melumasi sendi dan meredakan nyeri.
- Platelet-Rich Plasma (PSP) untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.
Selain pemberian obat melalui suntikan, dokter mungkin juga meresepkan Anda obat pereda nyeri yang bisa dimakan secara langsung. Contoh obat pereda nyeri yang banyak digunakan adalah ibuprofen.
Pada kasus yang lebih serius, misalnya pada cedera ACL, dokter mungkin menyarankan operasi untuk memperbaiki kondisi tendon, ligamen, atau jaringan lainnya.
Oleh karena itu, penting untuk segera pergi ke dokter jika Anda merasakan sakit di belakang lutut. Terutama jika rasa sakit sudah disertai pembengkakan atau hilangnya kemampuan kaki dalam menopang tubuh.
Kesimpulan
- Cedera pada bagian belakang lutut kerap dialami atlet karena penggunaan kaki yang berlebihan dan adanya perubahan arah tumpuan secara tiba-tiba.
- Disebabkan oleh kram, terkilir, jumper’s knee, iliotibial band syndrome, kista baker, radang sendi, cedera otot hamstring, dan kondromalasia.
- Diatasi dengan metode RICE, terapi, dan suntikan langsung ke otot.
[embed-health-tool-bmi]