Pernahkah Anda merasakan dingin pada telapak kaki? Kondisi ini biasanya disebabkan oleh hal sederhana seperti penurunan suhu, tetapi ada pula masalah kesehatan yang mungkin mendasarinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Pernahkah Anda merasakan dingin pada telapak kaki? Kondisi ini biasanya disebabkan oleh hal sederhana seperti penurunan suhu, tetapi ada pula masalah kesehatan yang mungkin mendasarinya.
Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
Umumnya, kaki dingin merupakan reaksi normal tubuh terhadap suhu lingkungan sekitar yang lebih rendah.
Saat terpapar suhu yang lebih dingin, pembuluh darah pada beberapa bagian tubuh akan menyempit.
Penyempitan pembuluh darah dapat terjadi di mana saja, tapi biasanya bagian tubuh yang paling jauh dari jantunglah yang paling terkena dampaknya.
Itulah sebabnya tangan dan kaki terasa dingin ketika Anda berada di tempat bersuhu rendah.
Kondisi ini dapat memburuk bila tubuh terpapar dingin dalam waktu lama. Anda mungkin juga akan mengalami kram pada tungkai bagian bawah, kesemutan, hingga mati rasa.
Kedinginan pada telapak kaki atau tangan memang tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, ini memang respons tubuh untuk mengatur suhu intinya agar tetap stabil.
Namun, bila Anda sering mengalaminya tanpa alasan yang jelas, besar kemungkinan ini menandakan penyakit tertentu.
Berikut merupakan beberapa penyebab telapak kaki terasa dingin selain akibat pengaruh suhu.
Jika peredaran darah Anda tidak lancar, darah kaya oksigen yang hangat akan lebih sulit mencapai tangan dan kaki. Apalagi, letak keduanya berjauhan dengan jantung sebagai organ pemompa darah.
Akibatnya, bagian ini akan terasa lebih cepat dingin daripada bagian tubuh yang lain. Beberapa kondisi yang bisa mengganggu peredaran darah meliputi:
Anemia ditandai dengan jumlah sel darah merah yang berada di bawah normal. Gangguan ini dapat terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi, vitamin B12, folat, atau akibat masalah kesehatan tertentu.
Gejala anemia yang paling umum yakni kelelahan, tangan dan telapak kaki dingin, pusing, sesak napas, sakit kepala, dan kulit pucat.
Beragam kondisi tersebut sering dialami oleh pengidap kasus anemia sedang sampai berat.
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid kurang aktif sehingga tidak dapat menghasilkan cukup hormon tiroid. Gangguan ini bisa mengganggu proses metabolisme tubuh.
Metabolisme tubuh yang normal berperan dalam mengendalikan detak jantung dan suhu tubuh.
Apabila Anda mengalami masalah pada metabolisme, aliran darah ke bagian paling ujung tubuh akan terhambat sehingga kaki menjadi lebih dingin dari biasanya.
Kadar gula darah tinggi pada pengidap diabetes secara tidak langsung membuat pembuluh darah arteri mengalami penyempitan.
Penyempitan arteri dapat menghambat aliran darah sehingga menyebabkan tangan atau kaki terasa dingin.
Pengidap diabetes juga dapat mengalami komplikasi seperti neuropati perifer diabetik. Ini merupakan kerusakan saraf tepi yang dapat membuat kaki terasa dingin, kesemutan, dan bahkan mati rasa.
Berada dalam kondisi stres dan cemas bisa membuat ujung-ujung tubuh Anda terasa dingin. Ini merupakan salah satu respons alami tubuh terhadap rasa stres karena adrenalin dipompa ke dalam aliran darah.
Adrenalin menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini menurunkan aliran darah ke bagian terluar tubuh sehingga membuat tangan dan kaki dingin.
Pada umumnya, cara rumahan untuk mengurangi stres dan ketegangan bisa membantu menghilangkan sensasi dingin tersebut.
Penyakit Raynaud terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke jari tangan, jari kaki, dan telinga sebagai respons tubuh terhadap suhu dingin dan stres.
Orang yang mengalami penyakit Raynaud juga akan mengalami perubahan warna kulit. Mulanya kulit berwarna putih pucat, kemudian biru hingga merah saat terkena hangat.
Gangguan yang sering juga disebut fenomena Raynaud ini lebih sering terjadi pada wanita berusia 20–40 tahun dan pada orang-orang yang tinggal di daerah beriklim dingin.
Radang dingin atau frostbite merupakan kondisi ketika jaringan tubuh membeku dan rusak akibat terpapar suhu dingin yang berlebihan.
Frostbite sering terjadi pada tangan, kaki, pipi, dagu, telinga, dan hidung. Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai yaitu kulit dingin serasa ditusuk-tusuk, kesemutan, dan mati rasa.
Apabila tidak segera ditangani, radang dingin bisa menimbulkan komplikasi yang serius, seperti kehilangan kulit, jari, dan kaki, dan bahkan cacat permanen.
Berikut beberapa cara rumahan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi dan meringankan kaki dingin.
Dengan menggerakkan tubuh, aliran darah akan kembali normal sehingga tubuh terasa lebih hangat.
Cobalah untuk berjalan-jalan setiap kali Anda mulai merasakan dingin yang menusuk pada kaki. Lakukanlah hal ini secara teratur, misalnya setiap satu jam sekali saat duduk lama.
Memakai kaus kaki berbahan cukup tebal dan hangat dapat membantu menghangatkan kaki.
Di samping itu, Anda juga disarankan untuk menggunakan sandal di dalam ruangan bila lantai ruangan membuat telapak kaki terasa dingin.
Anda bisa merendam kaki dalam baskom berisi air hangat selama 10–15 menit untuk menjaga kelancaran aliran darah ke bagian kaki.
Selain merilekskan otot kaki, merendam kaki dalam air hangat juga dapat membuat Anda tidur lebih nyenyak bila dilakukan rutin sebelum tidur.
Jika Anda kesulitan tidur karena rasa dingin yang mengganggu, Anda bisa menempatkan bantalan pemanas atau botol berisi air panas pada bagian kaki.
Metode ini akan membuat kaki lebih hangat saat Anda tidur. Hal ini juga sekaligus membantu menenangkan otot-otot yang terasa pegal setelah seharian beraktivitas.
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika sensasi dingin yang Anda rasakan mulai tidak normal dan/atau disertai gejala seperti:
Rasa dingin pada kaki umumnya normal dan tidak memerlukan perawatan khusus. Akan tetapi, bila kondisi ini terasa mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh perawatan terbaik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar