backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Waspada! Ini 7 Penyakit yang Rentan Muncul Saat Cuaca Panas

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/10/2023

    Waspada! Ini 7 Penyakit yang Rentan Muncul Saat Cuaca Panas

    Cuaca panas ekstrem melanda beberapa daerah di Indonesia. Peningkatan suhu udara perlu Anda waspadai karena bisa mengakibatkan kasus penyakit akibat cuaca panas.

    Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan terkait cuaca panas yang harus diwaspadai.

    Penyakit akibat cuaca panas yang perlu diwaspadai

    apa itu sunburn kulit terbakar matahari

    Hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat beberapa wilayah di Indonesia mengalami suhu panas ekstrem yang berkisar antara 35–38 derajat Celsius (°C).

    Paparan suhu tinggi dari lingkungan serta kurangnya asupan cairan tubuh dapat menimbulkan penyakit terkait panas (heat-related illness). 

    Masalah kesehatan ini berkisar dari yang ringan hingga dapat menyebabkan komplikasi serius. Berikut ini adalah beberapa kondisi dan penyakit yang perlu Anda waspadai.

    1. Biang keringat

    Biang keringat muncul saat keringat terperangkap di bawah lapisan kulit. Karena sering muncul saat cuaca panas, kondisi ini juga disebut ruam panas (heat rash).

    Gangguan kulit ini cukup umum terjadi di negara-negara beriklim tropis. Suhu panas dan tingkat kelembapan yang tinggi cenderung membuat kulit Anda mudah berkeringat.

    Ketika pori-pori kulit tersumbat oleh sel kulit mati dan bakteri, keringat akan tertahan dan meradang di bawah kulit. Kondisi inilah yang dikenal sebagai biang keringat.

    Selain benjolan-benjolan kecil, biang keringat bisa memicu rasa gatal dan perih yang intens. Gejalanya biasanya muncul pada leher, bahu, dada, dan sekitar lipatan tubuh.

    2. Kulit terbakar matahari

    Jika terpapar sinar matahari pada siang bolong, Anda akan rentan terkena kulit terbakar (sunburn).

    Pasalnya, pada rentang waktu tengah hari, yakni mulai pukul 10.00 pagi dan 14.00 siang, sinar ultraviolet (UV) dari matahari sedang berada pada tingkat tertingginya.

    Paparan sinar UV ini dapat merusak sel-sel kulit. Ketika kulit terbakar matahari, Anda mungkin merasakan gejala seperti kulit merah, gatal, dan terasa panas.

    Efek terbakar matahari dapat bertahan selama beberapa hari. Pada kasus yang parah, hal ini bisa menyebabkan pembentukan lenting hingga pembengkakan pada tangan, kaki, dan wajah.

    3. Sakit kepala

    Beberapa orang menyebut bahwa dirinya kerap kali mengalami sakit kepala saat cuaca panas.

    Dr. Doris Kung, seorang profesor neurologi dari Baylor College of Medicine, menyatakan bahwa munculnya sakit kepala akibat panas mungkin terkait dengan dehidrasi.

    Saat kehilangan banyak cairan dan elektrolit, tubuh akan merespons dengan cara mengecilkan ukuran pembuluh darah, termasuk ke area kepala. Hal inilah yang memicu sakit kepala.

    Sakit kepala akibat panas bisa terasa tajam dan intens. Kondisi ini mungkin disertai gejala lain, seperti pusing, mual, dan perasaan seperti ingin pingsan.

    4. Infeksi saluran pernapasan akut

    Salah satu jenis penyakit yang juga dapat menyerang saat cuaca panas adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

    Suhu tinggi dan tingkat kelembapan rendah dapat mengiritasi saluran pernapasan. Hal ini yang akan meningkatkan risiko Anda terserang infeksi virus atau bakteri.

    Di kota-kota besar, gejala ISPA umumnya makin parah sebagai dampak dari polusi udara

    Sementara di wilayah lainnya, cuaca panas dan kering dapat memicu kebakaran hutan. Asap yang terhirup juga bisa meningkatkan risiko Anda terkena ISPA.

    5. Kram otot akibat panas

    kram otot

    Pekerja yang melakukan aktivitas di luar ruangan atau orang yang olahraga saat cuaca panas memiliki risiko tinggi untuk mengalami kram otot akibat panas (heat cramp).

    Kram otot ini disebabkan oleh dehidrasi, yakni ketika tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit akibat berkeringat berlebihan selama terkena panas berlebih.

    Saat mengalami kondisi ini, Anda mungkin saja merasakan ketegangan otot pada lengan, bahu, kaki, betis, perut, hingga tulang rusuk.

    6. Heat exhaustion

    Dalam kondisi yang lebih parah, dehidrasi bisa menyebabkan kelelahan ekstrem akibat panas (heat exhaustion).

    Penyakit akibat cuaca panas ini terjadi sebagai respons tubuh akan hilangnya air dan elektrolit secara berlebihan. Akibatnya, tubuh tidak mampu mendinginkan diri dengan baik.

    Heat exhaustion mungkin lebih banyak dialami orang yang berusia lebih tua, bekerja di lingkungan yang panas, atau mengidap tekanan darah tinggi.

    Secara umum, kelelahan akibat panas akan menimbulkan gejala, meliputi sakit kepala, pusing, perasaan linglung, kulit pucat, detak jantung cepat, dan urine berwarna keruh.

    7. Heat stroke

    Apabila tidak segera ditangani dengan baik, heat exhaustion bisa berkembang menjadi kondisi lebih fatal yang disebut sengatan panas (heat stroke).

    Sengatan panas terjadi saat tubuh mengalami peningkatan suhu dalam waktu cepat, lalu tidak mampu mendinginkan tubuh secara normal.

    Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), suhu tubuh dapat naik hingga 40°C atau lebih dalam waktu 10 hingga 15 menit.

    Heat stroke bisa menyebabkan cacat permanen atau kematian. Itu sebabnya, penyakit akibat cuaca panas ini termasuk dalam kondisi darurat medis.

    Kapan harus ke dokter?

    Segera hubungi nomor darurat (112) atau kunjungi IGD rumah sakit terdekat bila Anda mengalami gejala-gejala heat stroke, seperti:
    • demam tinggi 40ºC atau lebih,
    • kulit memerah,
    • denyut nadi cepat,
    • sakit kepala,
    • pusing,
    • kepala terasa ringan,
    • kejang, dan
    • penurunan kesadaran.

    Bagaimana cara mencegah penyakit akibat cuaca panas?

    Dengan mengetahui adanya risiko penyakit akibat cuaca panas, Anda bisa melakukan beberapa langkah pencegahan seperti berikut ini.

    • Tetap berada di tempat yang teduh atau ruangan ber-AC bila memungkinkan.
    • Gunakan pelindung tubuh, seperti topi, payung, dan pakaian yang menutupi tubuh, saat harus beraktivitas di luar ruangan.
    • Kenakan pakaian yang tipis, berwarna cerah, dan longgar saat cuaca panas.
    • Oleskan sunblock atau sunscreen secara rutin, minimal ber-SPF 30.
    • Minum air putih secara teratur pada saat cuaca panas sekalipun tidak merasa haus.
    • Hindari melakukan aktivitas olahraga secara berlebihan di bawah terik matahari.
    • Selalu pantau prakiraan cuaca dan waspadai peringatan panas ekstrem.

    Waspadai gejala penyakit saat cuaca panas, seperti pusing, mual, dan kulit kemerahan. Berikan perhatian lebih pada kelompok berisiko, termasuk anak-anak dan lansia.

    Apabila Anda punya pertanyaan lebih lanjut seputar kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.

    Kesimpulan

    • Cuaca panas ekstrem meningkatkan risiko penyakit akibat panas (heat-related illness).
    • Beberapa gangguan kesehatan terkait cuaca panas meliputi biang keringat, kulit terbakar matahari, sakit kepala, ISPA, heat exhaustion, dan heat stroke.
    • Segera cari pertolongan medis darurat bila Anda atau orang terdekat mengalami tanda dan gejalanya, seperti demam tinggi, pusing, sakit kepala, dan penurunan kesadaran.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan