Ada begitu banyak mineral dalam tubuh yang berfungsi membantu melancarkan seluruh proses metabolisme, salah satunya fosfor atau disebut juga fosfat. Normalnya, kadar fosfat darah dalam tubuh orang berusia 18 tahun ke atas adalah 2.5-4.5 mg/dL. Sama seperti kadar zat dan mineral lainnya, kadar fosfat dalam darah idealnya harus selalu dalam batas wajar — tidak boleh terlalu sedikit, apalagi berlebihan. Nah, hiperfosfatemia adalah kondisi fosfat yang terlalu tinggi dalam darah. Kondisi ini bisa berbahaya bagi kesehatan tulang dan jantung apabila tidak cepat ditangani.
Penyebab hiperfosfatemia adalah gangguan ginjal
Fosfat adalah mineral yang memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, termasuk membantu menjaga kekuatan tulang dan gigi. Kadar fosfat dalam tubuh diatur oleh ginjal. Kelebihan fosfat biasanya dibuang lewat urin. Jika ginjal mengalami gangguan dan tidak bisa berfungsi dengan baik, ginjal tidak mungkin dapat membuang sisa fosfat dari dalam tubuh. Akibatnya, kadar fosfat jadi terlalu tinggi dalam darah.
Selain karena penyakit ginjal, beberapa kondisi lainnya yang juga dapat menyebabkan hiperfosfatemia adalah:
- Diabetes yang tidak terkontrol. Diabetes yang tidak terkontrol menimbulkan tingginya kadar gula darah yang dapat memicu kerusakan dalam organ tubuh, salah satunya ginjal.
- Diabetik asidosis
- Hormon paratiroid rendah
- Kelebihan vitamin D
- Hipokalemia
- Infeksi serius di seluruh tubuh
- Mengonsumsi suplemen fosfat dosis tinggi (>250 mg) setiap hari
Peningkatan kadar fosfat dalam darah yang terjadi secara tiba-tiba di dalam darah bisa terjadi akibat minum obat pencahar yang mengandung fosfor sebagai persiapan kolonoskopi.
Seperti apa gejala hiperfosfatemia?
Gejala hiperfosfatemia tidak begitu jelas terlihat. Biasanya, gejala penyakit atau kondisi dasar penyebabnyalah yang lebih tampak terlihat. Misalnya, jika hiperfosfatemia Anda disebabkan oleh komplikasi diabetes, maka yang tampak adalah gejala diabetesnya.
Apa akibat dari hiperfosfatemia pada tubuh?
Dalam darah, fosfat berikatan dengan kalsium. Maka, dampak dari hiperfosfatemia adalah penurunan kalsium dalam darah. Ketika kalsium dalam darah Anda berkurang, maka tubuh akan mengambil persediaan dari tulang sebagai. Lama-kelamaan, simpanan kalsium dalam tulang akan habis terkuras karenanya dan bisa menyebabkan pengeroposan tulang.
Selain itu, risiko kalsifikasi pada dinding pembuluh darah, jaringan maupun organ lain pun meningkat. Kalsifikasi adalah pengendapan plak kalsium garam dalam jaringan lunak tubuh yang kemudian mengeras. Pengerasan dinding arteri jantung, misalnya, adalah aterosklerosis yang menjadi awal mula dari stroke.
Apa penanganan yang bisa dilakukan di rumah?
Hiperfosfatemia bisa ditanggulangi sendiri di rumah dengan mengubah pola makan yang lebih sehat, dan membatasi porsi makanan-makanan berikut:
- Susu
- Daging merah
- Daging ayam atau daging unggas lainnya
- Ikan
- Kacang-kacangan
- Kuning telur
Makanan-makanan di atas adalah sumber makanan tinggi protein. Mengonsumsi protein terlalu berlebihan akan menyebabkan ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan limbah yang dihasilkan oleh protein tersebut.Oleh karena itu, jangan terlalu berlebihan mengonsumsi protein.
Dilansir dalam laman Healthline, dokter juga dapat meresepkan obat penurun kadar fosfat dalam darah, seperti:
- Kalsium aserar dan kalsium bikarbonat
- Lanthanum (Fosrenol)
- Sevelamer hydrochloride (Renagel)
Sebelum menggunakan obat-obtan tersebut, Anda harus berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Bagaimana pencegahannya?
Cara utama mencegah hiperfosfatemia adalah dengan melindungi kesehatan ginjal, atau segera mendapatkan pengobatan untuk penyakit ginjal Anda untuk melindunginya dari kerusakan lebih lanjut. Menjaga tekanan darah tetap stabil juga berperan penting dalam menjaga kesehatan ginjal.
[embed-health-tool-bmi]