Apa saja gejala neuromyelitis optica?

Gejala neuromyelitis optica bisa berbeda- beda pada satu penderita dengan penderita lainnya. Gejala juga dapat terjadi secara ringan hingga berat.
Beberapa gejala neuromyelitis optica yang umum dialami meliputi berikut ini.
- Nyeri mata.
- Kehilangan penglihatan.
- Warna tampak pudar atau kurang jelas.
- Kelemahan pada lengan dan tungkai.
- Nyeri pada lengan dan tungkai, yang terasa menusuk, panas, atau mati rasa.
- Sensitif terhadap dingin atau panas.
- Kejang yang terasa kencang dan sakit pada otot lengan dan tungkai.
- Muntah dan cegukan yang sulit ditahan.
- Gangguan kandung kemih, usus, atau fungsi seksual.
- Kesulitan menahan buang air kecil atau buang air besar.
Sebaiknya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala neuromyelitis optica seperti di atas.
Perlu Anda Ketahui
Jika Anda melakukan konsultasi dengan dokter umum, biasanya Anda akan dirujuk ke ahli saraf untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ini diperlukan untuk memastikan diagnosis dan dugaan adanya kondisi lain dengan gejala yang mirip, misal multiple sclerosis.
Apa penyebab neuromyelitis optica?
Belum diketahui penyebab pasti dari neuromyelitis optica. Namun, kondisi ini biasanya terjadi setelah adanya infeksi atau gangguan autoimun di dalam tubuh.
Saat terjadi NMO, sistem imun menyerang zat di dalam tubuh yang disebut dengan myelin yang terdapat di sekitar saraf. Utamanya, kondisi ini terjadi pada sumsum tulang belakang dan saraf optik.
NMO umumnya bukan merupakan kondisi keturunan. Namun, pada beberapa penderita, ada riwayat penyakit atau gangguan autoimun di dalam keluarga yang diduga bisa menjadi pemicu NMO.
Bagaimana cara dokter mendiagnosis neuromyelitis optica?
Untuk mendiagnosis neuromyelitis optica, dokter akan melakukan pemeriksaan yang terperinci. Diawali dengan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala serta dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Selain itu, melansir dari Mayo Clinic, dokter juga akan melakukan beberapa tes, di antaranya sebagai berikut.
1. Pemeriksaan saraf
Ini dilakukan dengan melihat kemampuan pergerakan, kekuatan otot, koordinasi, indra peraba, ingatan, fungsi kognitif, penglihatan, dan berbicara.
2. MRI
MRI scan bertujuan untuk menghasilkan gambar detail dari otak dan sumsum tulang belakang agar bisa mendeteksi luka atau kerusakan pada otak atau saraf optik dan sumsum tulang belakang.
3. Tes darah
Sampel darah dan cairan tulang belakang diambil untuk mendeteksi adanya antibodi NMO yang bisa membantu dokter membedakan NMO dengan kondisi lain.
4. Tes respons rangsangan
Untuk melihat bagaimana respons otak terhadap rangsangan, seperti suara dan sentuhan, dokter akan melakukan tes khusus.
Tes dilakukan dengan memasangkan kabel kecil (elektroda) ke kulit kepala atau pada beberapa kasus di lubang telinga, leher, lengan, tungkai, dan punggung. Kabel tersebut berfungsi merekam respons otak terhadap rangsangan.
Ini dapat membantu dokter mendeteksi luka atau kerusakan pada saraf, sumsum tulang belakang, saraf optik, otak, atau batang otak.
Apa saja pengobatan untuk mengatasi neuromyelitis optica?

Sayangnya, neuromyelitis optica belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Meski begitu, dengan pengobatan yang tepat, kondisi ini bisa diredakan untuk waktu yang lama.
NMO biasanya perlu ditangani dengan beberapa terapi untuk meredakan kondisi dan mencegah kekambuhan. Tergantung dari tujuannya, berikut adalah jenis-jenis terapinya.
1. Untuk meredakan gejala
Pada tahap awal, dokter akan memberikan obat kortikosteroid, yaitu methylprednisolone, melalui vena di lengan selama lima hari. Kadar obat kemudian akan dikurangi sedikit demi sedikit selama beberapa hari.
Penggantian plasma darah mungkin juga akan disarankan pada pengobatan pertama atau kedua dan biasanya akan disertai dengan penggunaan steroid.
Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sejumlah darah untuk membuang plasma didalamnya menggunakan mesin dan menggantinya dengan cairan pengganti. Darah kemudian akan dikembalikan ke dalam tubuh.
Dokter juga dapat menjalankan pengobatan lain untuk meredakan gejala yang mungkin dialami, seperti nyeri atau gangguan pada otot.
2. Untuk mencegah kekambuhan
Dokter mungkin akan memberikan obat kortikosteroid dengan kadar yang lebih rendah selama beberapa waktu untuk mencegah terjadinya kekambuhan.
Dokter juga mungkin akan menyarankan obat untuk menekan sistem imun tubuh, seperti azathioprine, mycophenolate, atau rituximab.
Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai pengobatan ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar