Bibir yang tampak miring saat berbicara, tersenyum, atau dalam keadaan diam bisa menjadi tanda adanya gangguan pada fungsi otot atau saraf wajah. Kondisi ini sering kali menimbulkan kekhawatiran, baik dari segi kesehatan maupun penampilan. Faktanya, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bibir miring. Apa saja? Ketahui di bawah ini.
Penyebab bibir miring
Bibir atau mulut miring biasanya disebabkan oleh gangguan pada saraf wajah, otot wajah, atau struktur wajah itu sendiri.
Masalah penyebab muka mencong ini bisa terjadi sejak lahir atau muncul secara mendadak di kemudian hari.
Pada kondisi ini, bibir tampak miring saat berbicara atau tersenyum disebabkan oleh otot di satu sisi wajah tidak bekerja sebaik sisi lainnya.
Kondisi ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa penyebab yang mendasari bentuk bibir tidak simetris.
1. Kelainan bawaan sejak lahir (kongenital)
Beberapa bayi dilahirkan dengan otot wajah yang tidak berkembang sempurna, khususnya otot yang menarik sudut bibir ke bawah (depressor anguli oris).
Kondisi ini disebut congenital unilateral lower lip palsy. Bayi tampak normal saat diam, tapi saat menangis atau tersenyum, satu sisi bibir bawah tidak ikut bergerak.
Ini bukan stroke pada bayi dan tidak selalu berkaitan dengan kerusakan saraf, tetapi lebih ke otot yang kurang terbentuk.
2. Kelumpuhan saraf wajah (facial nerve palsy)
Saraf wajah (nervus fasialis) mengatur gerakan otot wajah, termasuk bibir. Bila saraf ini terganggu, bisa terjadi kelumpuhan di satu sisi wajah, termasuk bibir jadi miring.
Penyebabnya meliputi berikut ini.
- Bell’s Palsy, terjadi tiba-tiba, biasanya karena infeksi virus yang menyebabkan peradangan saraf wajah. Satu sisi wajah melemah, termasuk sudut bibir.
- Sindrom Ramsay Hunt, disebabkan oleh virus herpes zoster, bisa lebih parah dari Bell’s palsy, disertai nyeri dan ruam di telinga.
- Trauma, infeksi telinga tengah, atau operasi leher juga bisa melukai saraf wajah.
3. Stroke atau kelainan otak (lesi otak / upper motor neuron lesion)
Stroke adalah penyebab umum wajah mati rasa sebelah dan miring mendadak pada orang dewasa. Penyakit ini merusak bagian otak yang mengontrol otot wajah.
Biasanya, stroke menyebabkan kelemahan otot di bawah mata, termasuk bibir, tapi dahi masih bisa digerakkan. Ini berbeda dari Bell’s palsy yang memengaruhi seluruh sisi wajah.
4. Sindrom saraf lain atau penyakit sistem saraf
Beberapa kondisi saraf langka bisa menyebabkan bibir miring karena memengaruhi otot wajah secara tidak seimbang. Berikut di antaranya.
- Guillain Barré syndrome: gangguan autoimun yang menyerang saraf tepi.
- Lyme disease: infeksi akibat gigitan kutu yang bisa menyerang saraf wajah.
- Multiple sclerosis: penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat.
- Melkersson–Rosenthal syndrome: menyebabkan pembengkakan wajah, kelumpuhan wajah berulang, dan lidah berkerut.
- Parry–Romberg syndrome: kelainan langka di mana jaringan di satu sisi wajah mengalami pengecilan.
5. Kelainan otot wajah (myopati)
Terkadang, masalah bibir miring bukanlah pada saraf, tapi pada otot itu sendiri.
Beberapa orang memiliki gangguan otot wajah (myopati), misalnya akibat distrofi otot, sehingga otot wajah tidak kuat dan gerakannya tidak seimbang.
Akibatnya, bibir bisa tampak turun atau tidak simetris saat tersenyum.
6. Cedera atau komplikasi operasi
Pembedahan di leher atau rahang bawah, seperti operasi kelenjar air liur atau kanker leher, bisa mengenai cabang saraf wajah yang mengontrol bibir.
Akibatnya, satu sisi bibir bawah tidak dapat digerakkan dengan baik setelah operasi, dan tampak miring saat tersenyum.
7. Kelainan pertumbuhan wajah dan struktur tulang
Beberapa anak mengalami gangguan pembentukan tulang wajah, seperti Goldenhar syndrome atau hemifacial microsomia.
Ini menyebabkan pertumbuhan wajah tidak seimbang di dua sisi, termasuk struktur bibir. Kondisi ini sudah ada sejak lahir dan biasanya memerlukan terapi jangka panjang.
Cara mengatasi bibir miring
Penanganan bibir miring tergantung pada penyebabnya. Namun, secara umum, penanganan dapat meliputi berikut ini.
1. Latihan wajah (fisioterapi wajah)
Latihan otot wajah atau fisioterapi adalah cara yang cukup aman dan umum untuk membantu memperbaiki bibir miring.
Tujuannya adalah untuk melatih otot wajah agar bisa kembali bergerak seimbang. Latihannya bisa berupa senam wajah, senyum berulang, meniup pipi, dan latihan mimik di depan cermin (mirror therapy).
Melansir dari jurnal Scientific Reports, latihan ini terbukti membantu meningkatkan simetri wajah, terutama untuk kasus Bell’s palsy atau gangguan saraf wajah ringan.
Terapi ini juga bisa dipadukan dengan alat seperti biofeedback, yang membantu pasien belajar mengontrol gerakan wajah dengan lebih baik.
2. Suntik botulinum toxin (botox)
Pada kasus bibir miring karena otot tidak seimbang, misalnya pada bayi yang lahir dengan otot bibir sebelah yang tidak terbentuk sempurna, dokter bisa menyuntikkan botulinum toxin (Botox) ke otot di sisi yang normal.
Tujuannya adalah untuk “melemahkan” otot yang terlalu aktif agar kedua sisi bibir tampak lebih seimbang saat tersenyum.
Botox biasanya mulai bekerja dalam beberapa hari dan efeknya bertahan 3–6 bulan, sehingga perlu diulang. Ini adalah pilihan yang minim rasa sakit dan tidak memerlukan operasi.
3. Operasi bedah ringan (myectomy atau neurectomy)
Jika fisioterapi atau botox tidak cukup membantu, dokter bisa melakukan operasi kecil untuk memperbaiki bentuk bibir.
Salah satu caranya adalah dengan memotong sebagian otot atau saraf kecil di sisi bibir yang terlalu kuat agar otot wajah jadi lebih seimbang.
Operasi ini disebut myectomy (pemotongan otot) atau neurectomy (pemotongan saraf kecil).
Biasanya dilakukan pada anak yang sudah lebih besar atau orang dewasa yang merasa penampilannya terganggu.
4. Cangkok jaringan (fascia graft)
Untuk memperbaiki bibir yang turun atau tidak bisa tersenyum normal, dokter bisa melakukan pencangkokan jaringan dari tubuh pasien sendiri, seperti dari otot paha (fascia lata).
Jaringan ini dipasang di wajah untuk membantu mengangkat bibir saat berbicara atau tersenyum.
Prosedur ini membantu memberikan dukungan tambahan bagi otot yang lemah. Biasanya prosedur dilakukan jika tidak ada saraf atau otot yang bisa digunakan secara langsung.
5. Transfer otot atau saraf (rekonstruksi dinamis wajah)
Pada kasus yang lebih berat, seperti kelumpuhan wajah jangka panjang akibat stroke atau cedera berat, dokter bisa melakukan operasi transfer otot atau saraf.
Contohnya, dokter bisa memindahkan otot dari leher atau paha dan menyambungkannya ke wajah agar bisa digunakan untuk menggerakkan bibir.
Dokter juga bisa memindahkan saraf dari sisi wajah yang sehat ke sisi yang lumpuh agar fungsi senyum bisa pulih kembali.
Operasi ini rumit dan biasanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik saraf yang berpengalaman.
6. Pengawasan tanpa tindakan (observasi)
Pada beberapa kasus, terutama pada bayi yang lahir dengan kondisi bibir miring ringan, dokter bisa menyarankan untuk menunggu dan mengamati terlebih dahulu.
Banyak bayi yang akan mengalami perbaikan seiring waktu tanpa perlu pengobatan.
Bila seiring tumbuh kembangnya tidak ada perubahan atau semakin terlihat asimetris, barulah dokter akan mempertimbangkan terapi seperti botox atau operasi kecil.
Kesimpulan
- Bibir miring dapat terjadi akibat gangguan otot, saraf, atau struktur wajah, baik yang bersifat bawaan sejak lahir maupun karena kondisi tertentu seperti Bell’s palsy, stroke, atau cedera.
- Penanganannya disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan, mulai dari terapi wajah, suntik botox, hingga operasi bedah rekonstruksi.
- Oleh karena itu, pemeriksaan yang tepat sangat penting agar pengobatan efektif dan fungsi serta penampilan wajah dapat membaik.
[embed-health-tool-bmi]