backup og meta

Stres Ternyata Bisa Menyebabkan Hipertensi, Ini Alasannya

Stres Ternyata Bisa Menyebabkan Hipertensi, Ini Alasannya

Anda mungkin pernah mendengar bahwa respons emosional, seperti stres dan kecemasan, bisa menyebabkan tekanan darah tinggi alias hipertensi.

Namun, apakah benar bahwa stres yang disebabkan oleh banyak pikiran bisa menyebabkan tekanan darah tinggi? Bagaimana keduanya saling berkaitan? Temukan jawabannya melalui informasi berikut supaya Anda bisa melakukan pencegahan.

Hubungan stres dan tekanan darah

pusing setelah makan

Stres dan cemas adalah reaksi fisik dan emosional saat Anda menghadapi suatu ancaman, tantangan, atau tuntutan tertentu sehingga menimbulkan tekanan pada diri Anda.

Stres sebenarnya tidak selalu bersifat negatif. Ada pula eustress, yakni stres positif yang dapat memotivasi Anda untuk mencapai target tertentu.

Sementara itu, stres negatif yang dibiarkan atau berlangsung secara terus-menerus bisa berdampak pada tubuh Anda, termasuk menyebabkan kenaikan tekanan darah.

Saat stres, tubuh Anda melepaskan hormon yang disebut adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Ketiganya merupakan hormon yang bisa meningkatkan denyut dan kontraksi otot jantung.

Karena hal tersebut, pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung akan ikut melebar sehingga meningkatkan jumlah darah yang dipompa. Dalam kondisi ini, tekanan darah akan ikut meningkat.

Pelepasan hormon stres, terutama kortisol, juga dapat meningkatkan gula (glukosa) darah. Jika dibiarkan, ini bisa membuat pembuluh darah kaku sehingga meningkatkan tekanan darah.

Berbagai respons tersebut sebenarnya merupakan hal yang normal karena hanya berlangsung sementara. Detak jantung, pembuluh darah, dan tekanan darah akan kembali normal setelah penyebab stres teratasi.

Hubungan stres dan hipertensi

Stres yang terjadi sementara memang bersifat normal dan tidak menyebabkan hipertensi.

Namun, hal sebaliknya bisa terjadi jika Anda terus-terusan merasa stres. Kondisi ini dikenal sebagai stres kronis atau stres berkepanjangan.

Sebuah studi dalam Journal of Epidemiology and Public Health (2022) pernah membahas perbedaan risiko hipertensi pada kelompok dengan tingkat stres yang berbeda.

Studi tersebut menunjukkan bahwa orang dewasa yang kerap mengalami stres berat memiliki risiko hipertensi 1,66 kali lebih besar dibandingkan mereka yang tingkat stresnya rendah.

Risiko hipertensi bisa semakin meningkat jika Anda memiliki lebih dari satu faktor penyebab stres, seperti pekerjaan yang penuh tekanan, lingkungan sosial yang kurang mendukung, dan kurang tidur.

Pada saat yang bersamaan, stres bisa menciptakan kebiasaan buruk, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau mengonsumsi makanan tidak sehat.

Ketiganya merupakan faktor-faktor penyebab hipertensi, terutama dari jenis hipertensi esensial atau primer.

Tensi tinggi juga bisa disebabkan oleh beberapa obat untuk mengatasi cemas, seperti antidepresan SNRI. Karena itulah, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi obat tersebut sesuai resep dokter.

Seperti yang disebutkan di atas, hormon stres juga bisa menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah. Ketika pembuluh darah rusak, jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Jika dibiarkan, hal tersebut bisa menyebabkan hipertensi. Alhasil, Anda mungkin merasakan gejala hipertensi, seperti sakit kepala, nyeri dada, dan lainnya.

Apabila Anda mengalami gejala hipertensi seperti disebutkan di atas, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan obat darah tinggi yang sesuai dengan kondisi Anda.

Cara mencegah hipertensi karena stres

stres menyebabkan hipertensi

Apabila dibiarkan, pembuluh darah yang rusak akibat stres juga bisa meningkatkan risiko komplikasi hipertensi.

Komplikasi tersebut mencakup penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Karena itulah, stres tidak boleh dibiarkan dan perlu segera diatasi.

Jika masih berada dalam tahap ringan, stres bisa diatasi dengan berbagai cara sederhana berikut. Ketika stres teratasi, risiko hipertensi akan ikut menurun.

  • Curhat atau membagikan tekanan hidup Anda pada orang yang bisa dipercaya.
  • Olahraga rutin setidaknya 30 menit sehari.
  • Melakukan hal-hal yang Anda sukai atau bisa mengalihkan pikiran, seperti mendengarkan musik, journaling, atau menonton film.
  • Makan makanan bergizi yang kaya magnesium dan vitamin B.
  • Melakukan teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan, meditasi, dan teknik mindfulness.

Di samping berbagai cara di atas, jangan lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi.

Ketika stres sudah menyebabkan hipertensi, Anda mungkin perlu mendapatkan perawatan dari psikolog untuk psikiater.

Pasalnya, jika stres sebagai faktor risiko tidak teratasi, tekanan darah tinggi mungkin kembali lagi.

Kesimpulan


  • Saat stres, tubuh Anda akan melepaskan berbagai hormon yang bisa meningkatkan denyut dan kontraksi otot jantung sehingga tekanan darah meningkat. Kondisi ini seharusnya membaik ketika penyebab stres hilang.
  • Sementara itu, stres berkepanjangan atau yang terjadi berulang bisa meningkatkan risiko hipertensi hingga 1,66 kali lebih besar.
  • Untuk mengurangi risiko hipertensi karena stres, Anda dapat mencoba melakukan olahraga rutin, menceritakan apa yang Anda rasakan pada orang yang tepercaya, dan melakukan hal-hal yang Anda sukai.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Can anxiety cause high blood pressure? (2022, March 8). Mayo Clinic. Retrieved 25 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/expert-answers/anxiety/faq-20058549

Chronic stress puts your health at risk. (2023, August 1). Mayo Clinic. Retrieved 25 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/stress/art-20046037

Stress and your health: MedlinePlus medical encyclopedia. (n.d.). MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. Retrieved 25 February 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/003211.htm

Ni’mah, S. L., & Sukma, S. (2022). Relationship of high stress with hypertension in adults: Meta analysis. Journal of Epidemiology and Public Health7(1), 130-141. Retrieved 25 February 2025, from https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2022.07.01.11

Versi Terbaru

09/03/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Makanan Penurun Darah Tinggi untuk Pengidap Hipertensi

Benarkah Timun Dapat Menurunkan Tekanan Darah untuk Penderita Hipertensi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan