Secara umum, tanda penyakit menular seksual yang dialami oleh pria seperti di bawah ini.
- Benjolan di sekitar alat kelamin.
- Penis mengeluarkan cairan, tapi bukan urine atau air mani.
- Buang air kecil terasa panas dan menyakitkan.
- Rasa sakit selama berhubungan seksual.
- Rasa sakit pada perut bagian bawah.
- Kelenjar getah bening sakit dan membengkak, khususnya di selangkangan.
- Ruam pada anggota tubuh, seperti tangan dan kaki.
- Gejala umum lainnya, seperti demam dan lesu.
5. Infeksi saluran kencing
Infeksi saluran kencing umumnya dialami perempuan, namun laki-laki juga berpotensi mengalaminya. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri yang menyebar dan menginfeksi saluran kencing Anda.
Kondisi lain yang juga bisa menyebabkan infeksi saluran kencing, seperti tidak disunat, sistem kekebalan tubuh lemah, penyumbatan pada saluran kencing, pembesaran prostat, dan terjangkit orang yang terinfeksi melalui hubungan seks.
Jika Anda mengalaminya, ada beberapa gejala umum yang dapat dirasakan.
- Keinginan untuk terus buang air kecil, walaupun tidak ada urine yang keluar.
- Sering buang air kecil.
- Rasa nyeri dan sensasi panas saat buang air kecil.
- Urine berwarna keruh, berbau tajam, berdarah, hingga bernanah.
6. Cedera penis
Cedera bukan hanya terjadi pada bagian yang terlihat saja. Anda juga bisa mengalami cedera penis, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Beberapa situasi yang dapat memicu terjadinya cedera pada penis, antara lain:
- Terlibat pada kecelakaan,
- Terbakar,
- Terlibat dalam hubungan seks yang kasar,
- Memasukkan benda berlubang seperti cincin pada penis Anda sebelum ereksi, dan
- Memasukkan benda asing pada saluran uretra—tabung yang menyalurkan urine ke luar dari penis.
7. Fimosis
Fimosis adalah kondisi yang terjadi pada laki-laki yang belum disunat di mana kulup penis terlalu ketat sehingga tidak dapat ditarik menjauh dari kepala penis saat ereksi. Gangguan ini dapat memengaruhi proses berkemih, hubungan seksual, dan meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.
8. Parafimosis
Parafimosis adalah kondisi yang terjadi ketika kulup penis tidak dapat ditarik kembali pada kepala penis, terutama untuk menutupi kepala penis pada pria yang tidak disunat.
Tanda dan gejala parafimosis dapat meliputi pembengkakan dan nyeri pada penis dan kulup, serta kepala penis berubah kemerahan atau kebiruan. Kondisi ini dapat membuat Anda kesulitan buang air kecil.
Untuk mengurangi pembengkakan akibat parafimosis, Anda dapat memberikan kompres es pada kepala penis. Dokter dapat memperbaiki kulup agar bisa kembali ke kondisi normal. Jika kondisinya parah, dokter akan menyarankan untuk memotong kulit kulup alias disunat.
9. Kanker
Kanker kelamin pria, seperti kanker kandung kemih, kanker testis, dan kanker penis memang tidak biasa terjadi. Berbagai kondisi tersebut dapat terjadi dan menyebabkan penis serta area di sekitarnya menjadi nyeri.
Berbagai faktor risiko yang yang dapat menyebabkan kanker, seperti usia, kebiasaan merokok, terinfeksi virus HPV (human papillomavirus), tidak disunat, dan tidak menjaga kebersihan penis dan kulit kulup.
Beberapa gejala kanker kelamin pria yang perlu Anda waspada, antara lain:
- Perubahan kondisi kulit penis, mulai dari penebalan bagian kulit, perubahan warna, timbul benjolan, luka terbuka, hingga keluarnya cairan berbau tak sedap.
- Pembengkakan yang terjadi pada penis maupun testis.
- Benjolan pada kelenjar getah bening di sekitar organ reproduksi pria.
- Urine berdarah dan kebiasaan buang air berubah.
Kapan harus ke dokter jika penis sakit?

Penis sakit bukan hanya memengaruhi penderitanya saja, tapi juga bisa berisiko pada orang lain, misalnya saja pasangan yang bisa terinfeksi penyakit menular seksual. Beberapa kondisi yang mengharuskan Anda ke dokter bila penis terasa sakit antara lain sebagai berikut.
1. Ujung penis terasa sakit seperti terbakar
Rasa sakit dan panas seperti terbakar pada ujung penis, biasanya disebabkan adanya sisa sabun yang belum hilang dengan sempurna saat Anda membersihkan penis. Jika hal ini yang terjadi, penis bisa iritasi setelah sabun meresap ke uretra. Makanya saat buang air kecil, terkadang akan timbul rasa sakit.
Hal ini juga bisa jadi gejala dari suatu penyakit kelamin, terlebih jika rasa sakit ini tidak hilang setelah satu atau dua hari. Anda juga perlu lebih waspada apabila kondisi ini disertai dengan keluarnya cairan hijau atau putih.
Kemungkinan penyebab lainnya adalah batu ginjal. Walaupun begitu rasa sakit di ujung penis akibat batu ginjal, biasanya juga disertai rasa sakit pada perut bagian bawah Anda.
Dengan istirahat yang cukup, mungkin Anda dapat membiarkan kondisi ini selama beberapa hari. Namun, jika rasa sakit tidak hilang atau malah semakin memburuk, sebaiknya Anda segera hubungi dokter.
2. Skrotum terasa pegal dan berat
Skrotum adalah kantong yang melindungi testis, yakni bagian organ reproduksi pria yang memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan sperma dan hormon pria. Rasa pegal atau berat pada skrotum dapat ditimbulkan akibat Anda mengangkat beban berat, memindahkan perabot berat, atau berdiri terlalu lama.
Varikokel atau pembesaran vena dalam skrotum dapat memanaskan testis Anda dan timbul rasa nyeri. Penyakit ini umumnya tidak memengaruhi aktivitas, namun bisa saja merusak kemampuan Anda menghasilkan sperma dan hormon testosteron.
Penis sakit di bagian skrotum ini biasanya akan mereda ketika Anda berbaring. Namun, jika rasa penis sakit tidak hilang dan semakin parah, Anda perlu pergi ke dokter segera.
3. Sakit saat ereksi
Penis sakit saat ereksi umumnya disebabkan kondisi bernama priapismus, yaitu masalah dengan aliran darah yang keluar dari penis saat ereksi, sehingga menyebabkan ereksi berkelanjutan. Padahal ereksi pria yang sehat, darah harus mengalir dua arah.
Hal ini salah satunya dapat terjadi akibat efek dari mencampur obat disfungsi ereksi seperti Viagra atau Cialis dengan obat-obatan seperti kokain atau ekstasi. Kondisi dapat menimbulkan kerusakan permanen, sehingga perlu segera dibawa ke dokter atau ruang gawat darurat.
4. Nyeri tajam pada testis
Rasa nyeri yang tajam dan menusuk pada testis mungkin disebabkan oleh torsio testis. Torsio testis adalah kondisi testis terpelintir yang mengakibatkan aliran darah dan oksigen tidak lancar.
Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan yang dapat mengancam nyawa, sehingga perlu perawatan medis segera. Segera hubungi dokter atau ke rumah sakit jika Anda mengalaminya.
Dr. Jon Pryor, ahli urologi dari University of Minnesota mengatakan testis masih dapat berfungsi normal apabila kondisi ini ditangani dalam 4-6 jam. Namun penanganan lebih dari 12 jam berisiko pada pengangkatan testis akibat jaringan yang rusak dan tidak bisa diselamatkan.
5. Sakit di bagian atas skrotum dekat pangkal penis
Penis sakit di sekitar pangkal atau di bagian atas skrotum bisa semakin memburuk dan juga bisa disertai dengan pembengkakan atau kemerahan. Epididimitis umumnya jadi penyebabnya, di mana organ pada testis yang menyimpan sperma ini mengalami infeksi.
Pria berumur 35 tahun atau lebih muda, rentan mengalami infeksi yang disebabkan penyakit kelamin. Sementara, pada pria berusia 35 tahun ke atas, kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Jika Anda mengalami rasa sakit seperti ini, segera periksakan ke dokter.
6. Penis nyeri saat buang air kecil
Penyebab terburuk dari penis sakit saat buang air kecil adalah kanker kandung kemih. Terlebih lagi, jika penis nyeri saat buang air kecil ini disertai dengan urine berdarah. Hal ini juga dapat menyebabkan warna urine tampak seperti berkarat.
Namun, penyebab penis sakit saat buang air kecil yang lebih umum adalah infeksi saluran kemih atau mengalami penyakit kelamin, seperti kencing nanah. Jika kondisi ini Anda alami, segera kunjungi dokter.
Bagaimana cara mencegah penis nyeri atau sakit?
Rasa sakit pada penis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, salah satu yang paling umum adalah melalui infeksi menular seksual. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa cara mencegah penyakit penis dan organ vital pria lainnya.
- Melakukan seks aman dengan menggunakan kondom dan menghindari bergonta-ganti pasangan seks.
- Menjaga kebersihan penis dengan menggunakan sabun dan air secara rutin, maupun setelah atau sebelum berhubungan seksual.
- Melakukan pemeriksaan kondisi penis dan testis secara rutin.
- Berhenti merokok dan batasi minum alkohol.
- Melakukan vaksinasi, terutama vaksin HPV (human papillomavirus) untuk menghindari kanker yang disebabkan oleh virus.
- Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang dan berolahraga rutin untuk menjaga berat badan ideal.
- Menjaga kesehatan mental, jika mengalami gejala depresi, stres, dan gangguan kecemasan segera konsultasi ke dokter atau tenaga ahli.
- Mengetahui efek konsumsi obat-obatan tertentu, konsultasikan ke dokter apabila pengobatan memengaruhi kesehatan penis.
Segera berkonsultasi ke dokter apabila menemukan perubahan pada kondisi penis Anda. Penanganan dini dapat meminimalisir risiko gangguan yang Anda alami.