backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Operasi Hidrokel (Hidrokelektomi)

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Operasi Hidrokel (Hidrokelektomi)

    Beberapa penyakit urologi (sistem perkemihan) mungkin tidak berbahaya, tetapi efeknya sangat mengganggu. Hidrokel misalnya, bisa membuat skrotum membengkak cairan. Dokter akan mengatasinya dengan operasi hidrokel.

    Apa itu operasi hidrokel?

    operasi mohs

    Operasi hidrokel adalah prosedur pembedahan untuk mengatasi hidrokel. Hidrokel merupakan penumpukan cairan pada lapisan di sekeliling testis yang dapat menyebabkan pembengkakan pada skrotum (kantong testis).

    Hidrokel umumnya terjadi pada bayi baru lahir dan bisa menghilang dengan sendirinya begitu bayi berusia satu tahun. Akan tetapi, anak laki-laki dan laki-laki dewasa juga bisa mengalaminya akibat peradangan atau cedera pada skrotum.

    Kondisi ini sebenarnya tidak selalu harus ditangani dengan pembedahan. Dokter baru akan menyarankan operasi bila hidrokel tidak mengempis dengan sendirinya atau berisiko menyebabkan komplikasi.

    Operasi yang juga disebut dengan hidrokelektomi ini dilakukan oleh dokter ahli urologi yang akan mengeluarkan cairan dari skrotum dan memperbaikinya. Jika yang membutuhkan operasi anak-anak, pasien akan dirujuk ke dokter anak spesialis urologi.

    Siapa yang perlu menjalani hidrokelektomi?

    Seseorang bisa saja memiliki hidrokel tanpa mengalami keluhan apa pun. Anda dapat menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman.

    Namun, Anda mungkin membutuhkan penanganan lebih lanjut bila hidrokel tidak juga mengempis atau justru semakin membesar. Dokter biasanya menyarankan prosedur ini kepada orang-orang yang mengalami gejala berupa:

  • nyeri pada salah satu atau kedua skrotum,
  • pembengkakan pada salah satu atau kedua skrotum, dan/atau
  • rasa berat yang tidak nyaman akibat pembengkakan skrotum.
  • Apa saja efek sampingnya?

    Hidrokelektomi jarang menimbulkan komplikasi. Meski begitu, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter bila mengalami gejala infeksi setelah operasi, seperti:

    • demam,
    • nyeri yang semakin parah,
    • pembengkakan yang semakin besar,
    • kemerahan atau rasa hangat pada area bedah, serta
    • keluarnya cairan berbau dari area bedah.

    Anda juga berisiko mengalami perdarahan pada area operasi, penggumpalan darah, serta efek samping obat bius. Kendati langka, ada pula risiko kerusakan jaringan pada testis yang mungkin memengaruhi kesuburan.

    Sebagai alternatif, dokter dapat mengeluarkan cairan dari skrotum menggunakan jarum (prosedur aspirasi). Setelah itu, dokter akan menyuntikkan zat kimia ke dalam skrotum (skleroterapi) agar cairan tidak menumpuk lagi.

    Cara ini memang lebih praktis, terutama bagi pasien yang tidak menginginkan operasi. Akan tetapi, hidrokel biasanya kembali muncul dalam hitungan bulan sehingga Anda harus mengulang prosedur ini.

    Tidak seperti prosedur aspirasi dan skleroterapi, operasi hidrokel memberikan hasil yang bertahan paling lama. Kasus kambuhnya hidrokel pun jauh lebih rendah, menurut laporan studi terbitan Cochrane Database of Systematic Reviews.

    Prosedur operasi hidrokel

    Anda akan menjalani tes urine dan tes darah sebelum menjalani operasi. Dokter atau perawat kemudian menjelaskan prosedur operasi, risiko komplikasi, dan apakah dokter akan memasang saluran khusus untuk mengeluarkan cairan dari skrotum.

    Beberapa hari sebelum operasi, Anda perlu berhenti mengonsumsi obat yang dapat mengganggu pembekuan darah seperti warfarin dan aspirin. Sekitar enam jam sebelum operasi, Anda mungkin perlu berpuasa makan dan minum.

    Hidrokelektomi merupakan prosedur rawat jalan sederhana. Dokter bedah akan membius Anda dengan anestesi (bius) umum sehingga Anda tidak sadarkan diri. Tim bedah juga memasang alat bantu napas serta infus yang mengalirkan cairan dan obat.

    Dokter bedah akan membuat sayatan kecil pada skrotum atau area selangkangan yang dekat dengan skrotum. Ia kemudian mengeluarkan cairan dalam skrotum menggunakan alat pengisap khusus (suction).

    Setelah menguras cairan, dokter bedah akan menutup saluran yang menyambungkan rongga perut dan skrotum. Apabila pasien memiliki kondisi hernia, dokter mungkin akan memperbaikinya sebelum menjahit kembali sayatan pada skrotum.

    Pada kasus tertentu, operasi hidrokel mungkin dilakukan secara laparoskopik. Dokter akan menggunakan laparoskop, yaitu alat berbentuk tabung panjang dengan kamera pada ujungnya. Metode ini menggunakan sayatan yang lebih kecil dari operasi biasa.

    Urologis, Dokter Spesialis yang Menangani Masalah Urologi

    Pemulihan setelah operasi hidrokel

    pemulihan pascaoperasi

    Hidrokelektomi tergolong sebagai operasi minor dan pasien biasanya bisa pulang pada hari yang sama. Anda dapat mengonsumsi obat ibuprofen serta menempelkan kompres es batu pada skrotum untuk mengurangi nyeri.

    Beberapa pasien mungkin mendapati memar dan sedikit pembengkakan pada area skrotum. Mungkin juga akan ada sedikit darah yang menempel pada perban. Anda tak perlu khawatir karena hal ini wajar dan akan membaik dengan sendirinya.

    Komplikasi yang harus Anda waspadai ialah infeksi pada area bedah. Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala infeksi. Anda juga tidak boleh mengabaikan darah yang muncul dalam jumlah banyak hingga membasahi perban.

    Sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas setelah dua hari, kecuali bila operasi hidrokel lebih rumit dari yang diperkirakan. Jika Anda ingin berhubungan seksual atau berolahraga berat, tunggulah dua minggu hingga jahitan mengering.

    Hidrokelektomi aman dan jarang menimbulkan komplikasi. Metode ini juga bisa mencegah pembentukan hidrokel kembali. Namun, jika Anda mengalami tanda-tanda munculnya hidrokel atau keluhan lainnya, jangan ragu untuk menghubungi dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan