Beberapa penyakit urologi (sistem perkemihan) mungkin tidak berbahaya, tetapi efeknya sangat mengganggu. Hidrokel misalnya, bisa membuat skrotum membengkak cairan. Dokter akan mengatasinya dengan operasi hidrokel.
Apa itu operasi hidrokel?
Operasi hidrokel adalah prosedur pembedahan untuk mengatasi hidrokel. Hidrokel merupakan penumpukan cairan pada lapisan di sekeliling testis yang dapat menyebabkan pembengkakan pada skrotum (kantong testis).
Hidrokel umumnya terjadi pada bayi baru lahir dan bisa menghilang dengan sendirinya begitu bayi berusia satu tahun. Akan tetapi, anak laki-laki dan laki-laki dewasa juga bisa mengalaminya akibat peradangan atau cedera pada skrotum.
Kondisi ini sebenarnya tidak selalu harus ditangani dengan pembedahan. Dokter baru akan menyarankan operasi bila hidrokel tidak mengempis dengan sendirinya atau berisiko menyebabkan komplikasi.
Operasi yang juga disebut dengan hidrokelektomi ini dilakukan oleh dokter ahli urologi yang akan mengeluarkan cairan dari skrotum dan memperbaikinya. Jika yang membutuhkan operasi anak-anak, pasien akan dirujuk ke dokter anak spesialis urologi.
Siapa yang perlu menjalani hidrokelektomi?
Seseorang bisa saja memiliki hidrokel tanpa mengalami keluhan apa pun. Anda dapat menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman.
Namun, Anda mungkin membutuhkan penanganan lebih lanjut bila hidrokel tidak juga mengempis atau justru semakin membesar. Dokter biasanya menyarankan prosedur ini kepada orang-orang yang mengalami gejala berupa:
- nyeri pada salah satu atau kedua skrotum,
- pembengkakan pada salah satu atau kedua skrotum, dan/atau
- rasa berat yang tidak nyaman akibat pembengkakan skrotum.
Apa saja efek sampingnya?
Hidrokelektomi jarang menimbulkan komplikasi. Meski begitu, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter bila mengalami gejala infeksi setelah operasi, seperti:
- demam,
- nyeri yang semakin parah,
- pembengkakan yang semakin besar,
- kemerahan atau rasa hangat pada area bedah, serta
- keluarnya cairan berbau dari area bedah.
Anda juga berisiko mengalami perdarahan pada area operasi, penggumpalan darah, serta efek samping obat bius. Kendati langka, ada pula risiko kerusakan jaringan pada testis yang mungkin memengaruhi kesuburan.
Sebagai alternatif, dokter dapat mengeluarkan cairan dari skrotum menggunakan jarum (prosedur aspirasi). Setelah itu, dokter akan menyuntikkan zat kimia ke dalam skrotum (skleroterapi) agar cairan tidak menumpuk lagi.
Cara ini memang lebih praktis, terutama bagi pasien yang tidak menginginkan operasi. Akan tetapi, hidrokel biasanya kembali muncul dalam hitungan bulan sehingga Anda harus mengulang prosedur ini.
Tidak seperti prosedur aspirasi dan skleroterapi, operasi hidrokel memberikan hasil yang bertahan paling lama. Kasus kambuhnya hidrokel pun jauh lebih rendah, menurut laporan studi terbitan Cochrane Database of Systematic Reviews.