Hidrokel adalah salah satu kondisi yang umumnya terjadi pada laki-laki, terutama bayi. Meskipun biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, hidrokel tetap memerlukan penanganan medis, terutama saat kondisinya semakin membesar hingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Lalu apa itu hidrokel dan apa penyebab yang mendasarinya? Yuk cari tahu jawabannya melalui artikel di bawah ini.
Apa itu hidrokel?
Hidrokel adalah kondisi di mana skrotum membengkak akibat adanya penumpukan cairan di dalamnya. Skrotum merupakan kantong kulit yang menggantung pada bagian belakang penis.
Cairan yang menumpuk di sekitar skrotum mungkin terjadi akibat adanya gangguan pada lapisan jaringan antara skrotum dengan organ perut (usus).
Selain itu, penumpukan cairan juga bisa disebabkan oleh tidak seimbangnya produksi dan penyerapan cairan di dalam tubuh.
Hidrokel umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, orang yang mengalami kondisi ini mungkin merasa tidak nyaman.
Hidrokel lebih sering ditemukan pada bayi, terutama yang lahir secara prematur. Pada beberapa kasus pun, kondisi ini dapat terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.
Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini dialami oleh laki-laki yang beranjak dewasa.
Pada dasarnya, hidrokel dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut.
- Hidrokel nonkomunikan. Terjadi akibat produksi cairan berlebih dan tidak diimbangi dengan penyerapan. Hal ini menyebabkan cairan bisa terperangkap pada skrotum.
- Hidrokel komunikan. Terjadi saat cairan dari perut mengalir ke dalam kantong skrotum melalui saluran yang tidak tertutup dengan sempurna.
Seberapa umum kondisi ini?
Hidrokel adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Kasus ini terjadi pada sekitar 10% kelahiran bayi laki-laki. Persentasenya pun semakin menurun pada laki-laki yang beranjak dewasa, yaitu 1%.
Kondisi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya, terutama setelah bayi berusia 6 hingga 24 bulan.
Namun pada beberapa kasus, penumpukan cairan di sekitar skrotum masih akan menetap hingga bayi tumbuh besar.
Mengutip Kids Health, hidrokel pada bayi lebih sering terjadi dalam kasus kelahiran prematur.
Sementara itu, apabila kondisi ini ditemukan di usia dewasa, kemungkinan pemicunya adalah infeksi atau penyakit menular seksual.
Apa tanda-tanda dan gejala hidrokel?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hidrokel adalah kondisi yang mungkin tidak menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan tanda-tanda apa pun.
Namun, satu-satunya gejala atau ciri-ciri hidrokel pada bayi yang dapat dilihat dan dirasakan adalah adanya pembengkakan di bagian skrotum.
Namun, skrotum yang bengkak ini dapat berubah ukuran sepanjang hari. Kondisi ini pun dapat memburuk saat bayi beraktivitas. Sementara pada malam hari ketika berbaring, skrotum dapat mengecil.
Walaupun tidak menyakitkan, benjolan atau bengkak biasanya mengakibatkan rasa tidak nyaman dan mengganjal di area skrotum.
Selain pembengkakan pada skrotum, penyakit ini juga mungkin disertai dengan timbulnya rasa nyeri dan muncul kemerahan di area skrotum.
Pembengkakan ini dapat terjadi di kedua testis. Untuk mengetahui lebih lanjut gejala dari penyakit ini, sebaiknya konsultasi ke dokter.
Kapan sebaiknya bayi dibawa ke dokter?
Apa penyebab hidrokel pada bayi?
Hidrokel biasanya telah terbentuk sejak bayi belum lahir atau masih berada di dalam kandungan.
Ketika hampir mendekati waktu kelahiran, testis bayi laki-laki akan turun dari perut menuju skrotum. Skrotum adalah kulit berupa kantung yang akan menahan testis saat turun.
Pada masa perkembangan bayi, setiap testis yang dibungkus oleh kulit skrotum akan memiliki cairan di sekitarnya.
Umumnya, kantung ini akan menutup dengan sendirinya dan tubuh akan menyerap cairan tersebut pada tahun pertama setelah bayi lahir.
Dalam beberapa kasus, cairan tersebut tetap berada di dalam skrotum hingga akhirnya hidrokel terjadi.
Meski demikian, sampai saat ini penyebab utama dari tidak terserapnya cairan tersebut belum juga diketahui.
Apa saja komplikasi yang disebabkan oleh hidrokel?
Sangat jarang ditemukan kasus di mana pembengkakan skrotum membahayakan kesehatan dan memengaruhi kesuburan penderitanya.
Namun dalam sedikit kasus, kondisi ini dapat dikaitkan dengan adanya masalah pada testis dan berpotensi mengakibatkan komplikasi yang cukup serius, seperti berikut ini.
1. Infeksi atau tumor
Kemungkinan infeksi atau tumor dapat terjadi pada skrotum atau testis. Selain itu, kondisi ini juga mungkin dapat memengaruhi penurunan produksi atau fungsi sperma.
2. Hernia inguinal
Hernia inguinal adalah kondisi di mana sebagian kecil usus masuk ke dalam skrotum. Apabila tidak ditangani, kondisi ini mungkin dapat membahayakan nyawa penderitanya.