backup og meta

Ejakulasi Tertunda

Ejakulasi Tertunda

Selain ejakulasi terlalu cepat, sebagian pria bisa juga mengalami gangguan berupa orgasme yang tidak kunjung datang saat bercinta. Kondisi ini dikenal sebagai ejakulasi tertunda.

Simak gejala, penyebab, dan cara mengatasi ejakulasi tertunda pada pembahasan berikut ini.

Apa itu ejakulasi tertunda?

Ejakulasi tertunda atau delayed ejaculation adalah gangguan ejakulasi saat pria membutuhkan rangsangan seksual yang lebih lama untuk mencapai ejakulasi.

Pada kondisi ini, rangsangan seksual dari bercinta maupun masturbasi mungkin tidak cukup untuk membuat pria mencapai ejakulasi. Terkadang, mereka bahkan tidak bisa ejakulasi sama sekali.

Sama halnya dengan ejakulasi dini, gangguan ejakulasi ini terbilang umum. Masalah ejakulasi ini mungkin dapat bersifat sementara atau berlangsung seumur hidup.

Meski begitu, masalah ejakulasi yang berkepanjangan bisa menyebabkan stres dan mengganggu hubungan Anda dan pasangan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter bila mengalaminya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Delayed ejaculation merupakan kondisi yang dapat terjadi pada pria dengan usia berapa pun. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Translational Andrology and Urology (2016) menyebutkan bahwa kondisi ini memengaruhi sekitar 1–4% laki-laki dari populasi umum.

Jenis ejakulasi tertunda

Dikutip dari Mayo Clinic, orgasme tertunda pada pria dapat dibagi menjadi kategori berikut berdasarkan gejalanya.

  • Seumur hidup vs diperoleh. Ejakulasi tertunda seumur hidup dapat mulai terjadi saat seorang pria mencapai kematangan seksual. Sementara itu, ejakulasi tertunda yang diperoleh terjadi setelah seorang pria pernah memiliki fungsi seksual yang normal.
  • Umum vs situasional. Ejakulasi tertunda umum tidak terbatas pada pasangan seksual atau jenis rangsangan tertentu. Ejakulasi tertunda situasional terjadi hanya dalam keadaan tertentu.

Kategori ini membantu dalam mendiagnosis penyebabnya. Hal ini juga membantu dokter menentukan pengobatan yang paling efektif.

Tanda dan gejala ejakulasi tertunda

disfungsi ereksi dan ejakulasi dini

Seorang pria dikatakan mengidap ejakulasi tertunda apabila mereka tidak dapat mencapai klimaks dan mengeluarkan air mani setelah mendapatkan rangsangan lebih dari 30–45 menit.

Bahkan, sebagian pria yang memiliki masalah ejakulasi ini tidak bisa berejakulasi sama sekali.

Tanda pria mengalami delayed ejaculation juga terlihat bila penundaan tersebut menyebabkan perasaan kesusahan, stres, frustrasi, atau bahkan depresi.

Terkadang, mereka harus menghentikan aktivitas intimnya karena merasa kelelahan, mengalami iritasi fisik, gagal ereksi, dan atas dasar permintaan dari pasangannya.

Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan pada daftar di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.

Penyebab ejakulasi tertunda

Ejakulasi tertunda dapat disebabkan oleh gangguan fisik, psikologis, atau kombinasi keduanya.

1. Penyebab fisik

Beberapa penyebab fisik dari masalah ejakulasi ini antara lain:

  • cacat lahir pada sistem reproduksi pria,
  • cedera saraf panggul,
  • infeksi tertentu, seperti infeksi saluran kemih (ISK),
  • operasi prostat, seperti pengangkatan prostat,
  • gangguan saraf, seperti neuropati diabetes dan stroke,
  • gangguan hormon, seperti hipotiroidisme dan hipogonadisme,
  • ejakulasi retrograde
  • penyalahgunaan alkohol, dan
  • efek samping obat-obatan, seperti antidepresan, antipsikotik, dan diuretik.

2. Penyebab psikologis

Sementara itu, beberapa penyebab psikologis dari ejakulasi tertunda adalah:

  • depresi dan kecemasan,
  • komunikasi yang buruk dengan pasangan,
  • kecemasan mengenai kinerja seksual,
  • pencitraan tubuh yang buruk,
  • tabu budaya atau agama, dan
  • perbedaan antara realita dan fantasi seksual.

Diagnosis ejakulasi tertunda

Dalam mendiagnosis delayed ejaculation, dokter terlebih dahulu akan bertanya mengenai gejala yang Anda alami, riwayat kesehatan seksual, dan penggunaan obat-obatan.

Selain wawancara, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti berikut ini.

  • Pemeriksaan fisik. Prosedur ini dapat meliputi pemeriksaan penis dan testis. Dokter akan menggunakan sentuhan ringan untuk memastikan bahwa Anda merasakan sensasi yang normal pada organ genital.
  • Tes darah. Pemeriksaan sampel darah Anda bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda penyakit jantung, diabetes, atau kadar testosteron yang rendah.
  • Tes urine (urinalisis). Pemeriksaan sampel urine untuk mengetahui apakah terdapat gejala diabetes atau infeksi pada saluran kemih.

Pengobatan ejakulasi tertunda

tes kesehatan sebelum menikah pria

Pengobatan delayed ejaculation bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Secara umum, hal ini dapat meliputi penggunaan obat-obatan dan terapi psikologis.

1. Obat-obatan

Apabila Anda sedang menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan ejakulasi tertunda, penyesuaian dosis atau penggantian obat biasanya membantu menyelesaikan masalah. 

Secara umum, tidak ada obat yang secara spesifik diakui untuk pengobatan masalah ejakulasi.

Obat-obatan untuk masalah ejakulasi ini utamanya bermanfaat untuk mengobati kondisi yang mendasarinya, seperti obat antidepresan untuk depresi.

Pada kasus yang disebabkan rendahnya testosteron, dokter dapat menyarankan suntik testosteron untuk mengatur kadar hormon pria agar kembali normal.

2. Terapi psikologis

Terapi psikologis atau psikoterapi membantu menangani gangguan mental yang menyebabkan ejakulasi tertunda, seperti depresi atau kecemasan.

Perawatan ini dapat melibatkan terapi perilaku kognitif (CBT) yang bertujuan untuk mengetahui dan mengubah pola pikir negatif yang dapat memengaruhi fungsi seksual.

Konseling dengan psikolog ini dapat Anda lakukan sendiri maupun bersama pasangan.

Selain itu, Anda juga bisa menemui terapis seksual, yakni seorang konselor kesehatan mental yang mengkhususkan diri pada terapi bicara untuk masalah seksual.

Pencegahan ejakulasi tertunda

Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah di bawah ini dapat membantu Anda mengatasi ejakulasi ini.

  • Bicarakan dengan pasangan mengenai masalah ini dan mintalah dukungan darinya.
  • Lakukan teknik relaksasi, misalnya pernapasan dalam atau meditasi, untuk mengurangi stres yang memengaruhi ejakulasi.
  • Eksplorasi kembali sensasi seksual yang santai ketika bercinta untuk mengurangi kecemasan.
  • Praktikkan latihan Kegel pria untuk menguatkan otot dasar panggul yang bisa meningkatkan kontrol ejakulasi.
  • Terapkan gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, olahraga rutin, dan cukup istirahat untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.
  • Batasi konsumsi alkohol dan hindari penggunaan obat-obatan terlarang yang berisiko memengaruhi ejakulasi.

Apabila masalah ejakulasi tertunda berlanjut, mintalah bantuan dari dokter atau terapis seksual Anda untuk memperoleh pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kesimpulan

  • Ejakulasi tertunda (delayed ejaculation) adalah kondisi yang membuat pria mengalami kesulitan mencapai orgasme saat melakukan aktivitas seksual.
  • Seseorang dikatakan mengidap gangguan ini bila tidak dapat mencapai klimaks setelah mendapatkan rangsangan lebih dari 30–45 menit.
  • Pengobatannya meliputi penggunaan obat-obatan guna mengatasi penyebabnya dan terapi psikologis untuk mengatasi gangguan mental yang terkait.
  • Komunikasi dengan pasangan dan gaya hidup sehat merupakan kunci penting dalam pencegahan masalah ejakulasi ini pada pria.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Delayed ejaculation. (2022). MedlinePlus. Retrieved June 14, 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/001954.htm

Delayed ejaculation – Symptoms and causes. (2022). Mayo Clinic. Retrieved June 14, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delayed-ejaculation/symptoms-causes/syc-20371358

Delayed ejaculation – Diagnosis and treatment. (2022). Mayo Clinic. Retrieved June 14, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delayed-ejaculation/diagnosis-treatment/drc-20371363

Abdel-Hamid, I. A., & Ali, O. I. (2018). Delayed Ejaculation: Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment. The world journal of men’s health, 36(1), 22–40. https://doi.org/10.5534/wjmh.17051

Chen, J. (2016). The pathophysiology of delayed ejaculation. Translational Andrology and Urology, 5(4), 549-562. https://doi.org/10.21037/tau.2016.05.03

Abdel-Hamid, I. A., Elsaied, M. A., & Mostafa, T. (2016). The drug treatment of delayed ejaculation. Translational andrology and urology, 5(4), 576–591. https://doi.org/10.21037/tau.2016.05.05

Versi Terbaru

19/06/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

5 Macam Warna Sperma pada Pria, Mana yang Baik dan Tidak?

3 Tipe Pria yang Paling Berisiko Mengalami Ejakulasi Terbalik (Ejakulasi Retrogade)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 19/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan