DHEA atau dehydroepiandrosterone adalah salah satu hormon dalam tubuh manusia yang terutama diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki fungsi dalam mengelola kadar testosteron. Sehingga banyak orang mengonsumsi suplemen DHEA yang merupakan steroid anabolik untuk meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh.
Konsumsi suplemen DHEA bisa meningkatkan kadar testosteron seiring bertambahnya usia pria. Sebuah penelitian dalam European Journal of Applied Physiology menguji suplementasi DHEA pada kelompok pria paruh baya berusia rata-rata 49 tahun dan kelompok pria muda berusia rata-rata 21 tahun.
Setiap peserta menerima suplemen DHEA 50 mg dan diminta untuk melakukan latihan HIIT yang bisa menurunkan kadar testosteron dalam lima sesi selama 2 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan suplementasi DHEA dapat meningkatkan kadar testosteron bebas pada pria paruh baya dan mencegahnya menurun setelah latihan HIIT.
Sementara, hal serupa tidak ditemukan pada kelompok pria muda. Hal ini menjadikan suplemen testosteron ini cukup efektif pada pria berusia lanjut dan mengalami andropause, kondisi menurunya kadar hormon seiring dengan proses penuaan.
5. Zinc

Zinc atau seng merupakan salah satu mineral penting yang penting bagi tubuh Anda. Secara umum, kandungan mineral ini bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, metabolisme sel, dan memecah protein. Di samping itu, terdapat juga manfaat zinc untuk kesuburan pria yang salah satunya dengan meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh.
Dalam sebuah tulisan pada Journal of Reproduction and Infertility mencatat adanya hubungan antara zinc dan kesehatan seksual pria. Dalam hal ini, seorang pria yang memiliki kadar zinc rendah dalam tubuhnya berpotensi berdampak negatif sehingga bisa memicu masalah ketidaksuburan atau infertilitas pada pria.
Para ahli menyarankan, pria dengan kadar testosteron rendah atau mengalami infertilitas bisa mengonsumsi 220 mg suplemen zinc sulfat dua kali sehari selama 1 hingga 4 bulan. Walaupun begitu, konsumsi suplemen ini perlu konsultasi dengan dokter sebelumnya.
Efektifkah mengonsumsi suplemen hormon testosteron?

Efek penggunaan suplemen hormon testosteron sebenarnya akan berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin mengakui adanya peningkatan pada hormon mereka, sedangkan tidak sedikit yang melaporkan tidak adanya perubahan setelah menggunakan suplemen.
Hal ini juga terbukti melalui penelitian dalam The World Journal of Men’s Health. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurang dari 25 persen produsen suplemen mempunyai data untuk mendukung klaim mereka. Tidak sedikit suplemen yang mengandung vitamin dan mineral dosis tinggi, bahkan terkadang melebihi batas toleransi.
Cara kerja suplemen tidak sama seperti obat-obatan yang berfungsi mengobati, mencegah, hingga menyembuhkan penyakit. Salah satu cara yang cukup aman untuk menambah produksi hormon testosteron adalah mulai berkonsultasi dengan dokter atau mencari alternatif alami.
Apa saja efek samping suplemen yang perlu diwaspadai?

Sama seperti kebanyakan obat-obatan dan suplemen, suplemen penambah hormon testosteron pun memiliki efek samping bagi penggunanya. Terlebih lagi jika Anda mengonsumsi suplemen testosteron dalam dosis yang berlebihan atau dalam kondisi medis tertentu.
Suplemen testosteron ternyata bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan jantung dan prostat, sehingga bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk:
- sleep apnea,
- munculnya jerawat,
- pembengkakan kaki,
- pembekuan darah,
- payudara membesar, dan
- ukuran testis menyusut.
Pada beberapa kasus, minum suplemen testosteron juga menyebabkan masalah pada jantung. Menurut penelitian dari The New England Journal of Medicine menunjukkan adanya beberapa pria yang mengalami peningkatan masalah jantung setelah menggunakan gel testosteron.
Pemakaian suplemen hormon testosteron mungkin tidak begitu efektif pada sebagian orang. Jika masih ingin tetap mencobanya, sebaiknya konsultasikan ke dokter Anda lebih dulu untuk meminta saran dan menjalani pemeriksaan sebelum memperoleh penanganan yang tepat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar