backup og meta

4 Gangguan Mental yang Menyebabkan Anda Insomnia Alias Susah Tidur

4 Gangguan Mental yang Menyebabkan Anda Insomnia Alias Susah Tidur

Susah tidur nyenyak membuat tubuh jadi lelah keesokan harinya. Anda jadi mengantuk dan tidak dapat konsentrasi dengan baik ketika saat beraktivitas. Walaupun umum terjadi, gejala insomnia cenderung lebih sering menyerang orang dengan gangguan mental. Apa saja penyakit mental yang menyebabkan Anda susah tidur? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Apa itu insomnia?

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari dan sulit untuk tidur kembali, serta bangun lebih awal dari jam biasanya dan susah untuk tidur kembali setelah terbangun.

Insomnia bukan hanya penyakit, tapi juga gejala dari suatu penyakit. Bagaimana bisa? Jika gangguan tidur ini terjadi tanpa diikuti oleh masalah kesehatan lain, insomnia disebut sebagai penyakit atau insomnia primer. Biasanya ini terjadi akibat penggunaan alkohol atau efek samping obat-obatan tertentu.

Sementara, jika insomnia muncul akibat adanya kondisi medis tertentu, insomnia disebut sebagai insomnia sekunder. Umumnya gejala insomnia ini terjadi pada orang dengan penyakit asma, radang sendi, atau masalah mental.

Masalah mental yang menimbulkan gejala insomnia

Ada beberapa masalah mental yang menyebabkan gejala insomnia, di antaranya:

1. Depresi

terapi cahaya cara mengatasi depresi menghilangkan depresi

Sekitar tiga perempat dari pasien depresi memiliki gejala insomnia. Gejala ini berdampak besar pada kualitas hidup dan dapat mendorong pasien untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Depresi merupakan gangguan mood yang menyebabkan seseorang merasa sedih, putus asa, tidak berdaya, dan tidak berharga. Semua emosi negatif tersebut menyita pikiran Anda sehingga membuat Anda kesulitan untuk tidur.

2. Gangguan kecemasan

merasa kesepian

Hampir 90% orang dewasa dengan gangguan kecemasan melaporkan mengalami gejala insomnia sedang hingga parah. Orang dengan gangguan kecemasan cenderung lebih mudah cemas, mengekspresikannya secara berlebihan, dan kesulitan untuk mengatasinya.

Meski tubuh sudah kelelahan, rasa takut, waspada, dan khawatir yang terus muncul membuat seseorang sulit untuk mencoba tidur dengan nyenyak.

3. Serangan panik

perbedaan skizofrenia dan bipolar disorder

Serangan panik menyebabkan jantung berdetak cepat, gemetar, pusing, keringat berlebihan, dan sesak napas. Mayoritas pasien dengan gangguan ini biasanya pernah mengalami serangan panik nokturnal, yaitu serangan panik yang terjadi selama tidur.

Serangan panik nokturnal dapat mengembangkan gejala insomnia karena pasien merasa takut dan berusaha untuk menghindari tidur.

4. Gangguan bipolar

gangguan bipolar

Gangguan bipolar menyebabkan seseorang mengalami perubahan mood yang ekstrem, dari depresi (tertekan) ke mania (aktif tidak terkendali). Sebuah studi menunjukkan bahwa selama episode depresi maupun mania, hampir semua pasien merasakan gejala insomnia.

Sama seperti depresi pada umumnya, pasien bipolar yang sedang mengalami episode ini juga tidak bisa tidur dengan tenang. Sementara selama episode mania, kemungkinan membuat mereka melupakan rasa lelah sehingga tidak bisa memulai tidur.

Jika gejala insomnia terus terjadi, apa dampaknya?

Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk beristirahat. Jika waktu tidur tidak cukup, Anda jadi mengantuk, lelah, dan mudah marah. Apalagi pada orang dengan masalah mental. Gangguan insomnia yang tidak kunjung membaik, akan menurunkan kualitas hidup pasien.

Orang dengan depresi, misalnya. Mereka yang cenderung tidak makan dengan baik, tentu akan semakin menurun sistem kekebalan tubuhnya. Berbagai infeksi dari virus, jamur, atau bakteri jadi lebih rentan terjadi. Gejala depresi lainnya pun jadi semakin parah.

Cara memperbaiki tidur jika punya masalah mental

Kunci untuk mengatasi gejala insomnia terkait masalah mental adalah dengan mengobati masalah mental yang dimiliki. Jika tidak, kualitas tidur mungkin tidak akan membaik secara maksimal atau akan mudah kambuh.

Nah, untuk mengatasi masalah mental biasanya, Anda akan mengikuti terapi obat, terapi perilaku kognitif (CBT), terapi inhalasi dengan visualisasi, dan terapi lainnya yang direkomendasikan dokter.

Selain itu, ada cara tambahan yang bisa Anda terapkan untuk memperbaiki kualitas tidur, yaitu membuat jadwal jam tidur dan bangun tidur. Jika biasanya Anda tidur pada pukul 1 malam, maka usahakan untuk tidur lebih awal, yaitu mengurangi satu jam sebelumnya. Lakukan penerapannya secara bertahap dalam beberapa minggu supaya Anda terbiasa.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Versi Terbaru

23/06/2021

Ditulis oleh dr. Chrisendy Hakim

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

7 Jenis Insomnia yang Paling Umum dan Penting Diketahui

Apa Benar Kurang Tidur Bisa Menurunkan Berat Badan?


Ditulis oleh

dr. Chrisendy Hakim

General Practitioner · None


Tanggal diperbarui 23/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan