Pernahkah Anda terbangun di tempat yang berbeda dari tempat Anda tidur? Ini mungkin menandakan bahwa Anda mengalami sleepwalking.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Apakah sleepwalking perlu dikhawatirkan? Cari tahu jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu sleepwalking?
Sleepwalking atau tidur berjalan adalah gangguan yang menyebabkan seseorang berjalan atau melakukan kegiatan tertentu dalam keadaan tertidur. Kondisi ini juga dikenal sebagai somnambulisme.
Mengutip dari Penn Medicine, sleepwalking biasanya terjadi dalam tahap tidur non-REM atau sekitar dua jam setelah Anda tertidur dan berlangsung selama kurang-lebih dari 5–30 menit.
Tak jarang, seseorang yang mengalami somnambulisme melakukannya sambil melantur. Namun, mereka tidak akan memberi respons saat ditegur atau diajak berbicara.
Tanda & gejala sleepwalking
Ketika Anda melihat seseorang yang tidur tiba-tiba berperilaku seperti berikut, besar kemungkinan mereka sedang mengalami sleepwalking.
- Turun dari tempat tidur dan berjalan.
- Mata terbuka dengan tatapan kosong.
- Melakukan berbagai aktivitas, seperti berganti pakaian, berbicara, atau makan dalam keadaan tidur.
- Mengigau atau tidak merespons saat diajak berbicara.
- Mengantuk di siang hari.
- Berperilaku agresif atau kasar saat dibangunkan.
Pada kasus yang lebih ekstrem, sleepwalking bisa membuat seseorang berkendara atau memasak.
Karena hal itulah, seseorang yang mengalami somnambulisme sering kali memiliki luka atau lebam yang tidak disadari saat bangun tidur.
Kapan harus periksa ke dokter?
Episode gangguan tidur yang terjadi sesekali biasanya tidak mengkhawatirkan. Namun, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter jika memiliki kondisi berikut.
- Somnambulisme sering terjadi, misalnya lebih dari 1–2 kali seminggu.
- Telah membahayakan atau menimbulkan cedera pada diri sendiri atau orang lain di sekitar Anda.
- Mengalami sleepwalking untuk pertama kalinya saat dewasa.
- Tidak bisa tidur nyenyak atau mengalami gangguan tidur.
- Sudah mengalaminya sejak kecil dan berlanjut sampai remaja.
Penyebab sleepwalking
Sampai saat ini, penyebab sleepwalking belum diketahui secara pasti. Meski begitu, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa dinilai lebih berisiko mengalaminya.
Sleepwalking ditemukan lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 4–16 tahun. Beberapa kondisi berikut juga dikaitkan sebagai faktor risiko somnambulisme.
- Kurang tidur.
- Kelelahan.
- Stres.
- Depresi.
- Kegelisahan.
- Demam.
- Gangguan pada jadwal tidur.
- Efek samping pengobatan antispikotik, stimulan, antihistamin, serta konsumsi alkohol.
Di samping berbagai faktor di atas, kondisi kesehatan berikut juga dikaitkan dengan penyakit tidur berjalan.
- Kelainan pernapasan saat tidur, seperti obstructive sleep apnea.
- Narkolepsi.
- Restless legs syndrome.
- Penyakit refluks asam lambung (GERD).
- Migrain.
- Penyakit tiroid.
- Cedera kepala.
- Stroke.
Komplikasi sleepwalking
Sleepwalking biasanya hanya terjadi sesekali dan menghilang seiring dengan bertambahnya usia.
Meski begitu, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena berisiko menyebabkan berbagai masalah berikut.
- Cedera, seperti jatuh dari tangga, mengendarai mobil, atau mengonsumsi sesuatu yang tidak seharusnya.
- Gangguan tidur berkepanjangan yang bisa menyebabkan kekurangan tidur dan mengantuk pada siang hari sehingga produktivitas menurun.
- Melukai orang lain.
Diagnosis somnambulisme
Untuk mendiagnosis penyakit tidur berjalan, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda. Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya seputar:
- riwayat gangguan tidur yang pernah Anda alami,
- riwayat gangguan mental,
- kondisi medis atau penyakit yang Anda miliki,
- penggunaan obat-obatan,
- kemungkinan penyalahgunaan zat.
Jika dibutuhkan, dokter mungkin melakukan pemeriksaan fisik melalui polisomnografi atau elektroensefalografi untuk mencari tahu kemungkinan lain yang menyebabkan sleepwalking.
Polisomnografi adalah pemeriksaan untuk mengamati gelombang otak, kadar oksigen, denyut jantung, pola napas, dan pergerakan tubuh Anda saat tidur.
Sementara itu, elektroensefalografi bertujuan untuk mengukur aktivitas listrik di otak.
Apa saja pengobatan untuk sleepwalking?
Somnambulisme biasanya tidak membutuhkan pengobatan karena bisa sembuh dengan sendirinya, kecuali jika kondisi ini disebabkan oleh penyakit tertentu.
Pengobatan seperti berikut mungkin dibutuhkan ketika sleepwalking sudah membahayakan atau mengganggu banyak orang.
1. Bangun dengan antisipasi
Jika anggota keluarga Anda biasa mengalami sleepwalking, coba bangunkan mereka sekitar 15 menit sebelum mereka biasanya berjalan.
Setelah itu, biarkan mereka terjaga selama lima menit sebelum tidur kembali. Cara ini diharapkan bisa mengubah siklus tidurnya.
2. Penyesuaian obat-obatan
Seperti yang disebut di atas, sleepwalking bisa muncul sebagai salah satu efek obat-obatan, seperti benzodiazepine atau antidepresan.
Apabila Anda merasakan hal ini, bicarakan dengan dokter untuk menyesuaikannya. Ingat, jangan pernah mengganti obat resep tanpa izin dari dokter.
2. Psikoterapi
Bagi Anda yang mengalami somnambulisme berulang kali, dokter mungkin menyarankan psikoterapi, salah satunya menggunakan metode CBT.
CBT atau terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengubah pola pikir pasien terkait gangguan tidur yang dialaminya.
Perawatan di rumah
Tidak ada perawatan rumahan khusus untuk mengatasi tidur berjalan. Akan tetapi, beberapa tips berikut bisa membantu Anda untuk melindungi diri saat sleepwalking terjadi.
- Buatlah lingkungan yang aman, bebas dari benda berbahaya atau benda tajam.
- Kunci pintu dan jendela.
- Tutup jendela kaca dengan gorden berat.
- Pasang alarm atau bel pada pintu kamar tidur.
Apabila Anda tidak tidur sendiri, jangan lupa untuk memberi tahu pasangan atau keluarga Anda terkait kecenderungan Anda untuk mengalami sleepwalking.
Pencegahan sleepwalking
Cara terbaik untuk mencegah sleepwalking adalah dengan menerapkan kebiasaan tidur yang sehat atau sleep hygiene seperti berikut.
- Tingkatkan kualitas tidur dengan mengikuti jadwal tidur yang teratur.
- Hindari minum minuman berkafein atau alkohol mendekati jam tidur.
- Lakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur.
- Biasakan untuk buang air kecil sebelum tidur.
- Buat kamar Anda senyaman mungkin dengan menyesuaikan suhu atau cahaya di sekitarnya.
Mengetahui cara mengelola stres, berpikir positif, dan olahraga juga sama pentingnya untuk mengurangi risiko sleepwalking.
Kesimpulan
- Sleepwalking adalah gangguan tidur yang membuat Anda bisa terbangun dari tidur lalu berjalan, bahkan dengan menutup mata.
- Periksakanlah ke dokter jika kondisi ini sering terjadi (1–2 kali seminggu), mengakibatkan cedera pada diri sendiri atau orang sekitar, baru terjadi saat Anda dewasa, atau terus terjadi sejak Anda masih kecil.
- Coba atasi gangguan tidur ini dengan bangun menggunakan antisipasi, penyesuaian obat-obatan, dan psikoterapi.
- Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan sleep hygiene.
[embed-health-tool-heart-rate]