Pneumonia adalah infeksi atau radang paru-paru yang bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi. Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi atau imunisasi dapat membangun kekebalan tubuh untuk menghindari terserang atau tertular sakit. Pemerintah Republik Indonesia telah menyediakan beberapa jenis vaksin sebagai upaya pencegahan pneumonia. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Vaksin apa saja yang dapat mencegah pneumonia?
Dikutip dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pemerintah menyediakan beberapa jenis vaksin yang dapat mencegah pneumonia tergantung penyebabnya, yaitu vaksin campak, vaksin Haemophilus influenza tipe b (Hib), dan vaksin Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV).
Vaksin campak
Pneumonia adalah salah satu komplikasi yang muncul akibat penyakit campak. Sebanyak 1 dari 20 anak dengan penyakit campak bisa menderita pneumonia. Komplikasi berupa pneumonia ini merupakan penyebab kematian paling banyak pada anak-anak yangg terserang campak.
Mencegah penyakit campak juga bisa mencegah atau menurunkan faktor risiko terserang pneumonia sebagai komplikasinya. Penyakit campak dapat dicegah dengan vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella).
Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC, memberikan anjuran dalam pemberian vaksin MMR, sebagai berikut:
- Dimulai dengan dosis pertama pada usia 12 hingga 15 bulan
- Dosis kedua pada usia 4 hingga 6 tahun
- Remaja dan orang dewasa juga harus memperbaharui vaksinasi mereka.
Dua dosis vaksin MMR sekitar 97% efektif mencegah campak. Sementara itu, satu dosis sekitar 93% efektif.
Vaksin Haemophilus influenza tipe b (Hib)
Vaksin ini dapat membantu mencegah penyakit Haemophilus influenza tipe b yang juga bisa mengakibatkan pneumonia. Ya, flu juga dapat berkembang ke pneumonia.
Meski begitu, vaksin ini hanya mampu memberikan perlindungan terhadap flu yang disebabkan oleh infeksi virus Haemophilus influenzae tipe b. Tidak untuk jenis influenza lainnya.
Vaksin Hib direkomendasikan untuk:
- Semua anak berusia di bawah 5 tahun
- Anak-anak dan orang dewasa yang belum menerima vaksin, serta mengalami kondisi medis tertentu
- Orang yang menerima transplantasi sumsum tulang
Vaksin pneumokokus
Vaksin pneumokokus dapat mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae atau pneumokokus yang menjadi penyebab pneumonia yang paling umum. Terdapat beberapa jenis vaksin pneumokokus, yaitu:
Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV)
Vaksin Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV) direkomendasikan untuk:
- Anak-anak berusia di bawah 2 tahun
- Anak-anak di atas dua tahun atau lebih yang memiliki kondisi kesehatan tertentu
Pemberian vaksin dilakukan pada anak usia di bawah 1 tahun dengan dosis 3 kali, yaitu pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Efek samping yang disebabkan oleh vaksin ini biasanya ringan lebih ringan daripada vaksin jenis lain. Anak-anak mungkin akan mengalami kemerahan, pembengkakan, nyeri di lokasi suntikan, demam, kehilangan nafsu makan, rewel, merasa lelah, sakit kepala, dan kedinginan.
Anak-anak juga mungkin mengalami peningkatan risiko kejang yang disebabkan oleh demam setelah mendapatkan vaksin PCV yang diberikan bersamaan dengan vaksin influenza tak aktif.
Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV)
Pada orang dewasa, pemberian vaksin dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, vaksin pneumokokus jenis konjugasi (PCV) dan pneumokokus polisakarida atau Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV).
PPSV direkomendasikan untuk:
- Semua orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih
- Semua orang yang berusia dua tahun atau lebih yang memiliki kondisi medis dan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit pneumokokus
Beberapa orang mungkin membutuhkan beberapa dosis atau dosis pendorong. Diskusikan dengan dokter tentang apa yang terbaik untuk kondisi kesehatan Anda atau anak Anda.
Vaksin influenza
Langkah terbaik dan paling penting dalam upaya pencegahan influenza yang dapat menyebabkan pneumonia adalah melakukan vaksin influenza setiap tahun. CDC merekomendasikan semua orang yang berusia lebih dari 6 bulan agar melakukan vaksin influenza.
Vaksin influenza juga direkomendasikan untuk wanita hamil dan orang dengan kondisi kesehatan kronis. Vaksin flu dapat dapat mengurangi sakit akibat flu, melewatkan aktivitas rutin, dan menghindari perawatan rumah sakit yang berhubungan dengan flu.
Vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus)
Vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) bisa mencegah pertusis (batuk rejan) yang mungkin saja mengakibatkan komplikasi berupa pneumonia. Vaksin ini termasuk dalam vaksin dasar yang wajib diberikan pada bayi.
Vaksin DPT direkomendasikan juga untuk semua anak-anak, remaja, hingga wanita hamil. Orang dewasa yang belum pernah divaksin juga disarankan untuk melakukan vaksinasi tersebut.
Vaksin DPT diberikan pada anak-anak sebanyak lima dosis pada usia:
- 2 bulan
- 4 bulan
- 6 bulan
- 15-18 bulan
- 4-6 tahun
Vaksin varicella
Pneumonia merupakan salah satu komplikasi serius dari infeksi Varicella (cacar air) pada orang dewasa. Oleh karena itu, vaksin varicella penting untuk mencegah pneumonia.
Dua dosis vaksin Varicella sekitar 90% efektif untuk mencegah cacar air. Namun, tak menutup kemungkinan Anda akan tetap mengalami cacar air meski telah melakukan vaksinasi. Hanya saja, penyakitnya tergolong lebih ringan daripada mereka yang tidak mendapatkan vaksin sama sekali.
Berikut rekomendasi pemberian vaksin Varicella, dikutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
- Diberikan pada anak berusia di atas 1 tahun, sebanyak 1 kali
- Pada anak berusia lebih dari 13 tahun, vaksin diberikan 2 kali dengan rentang waktu 4-8 minggu
- Apabila terlambat, vaksin varicella yang dapat mencegah pneumonia bisa diberikan kapan saja sampai dewasa.