backup og meta

9 Faktor yang Meningkatkan Risiko Penularan Pneumonia

9 Faktor yang Meningkatkan Risiko Penularan Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit peradangan paru-paru yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit ini bisa menyerang siapa pun, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena pneumonia.

Faktor-faktor inilah yang sering kali justru terlupakan dan membuat seseorang terlambat menyadari keberadaan pneumonia. Supaya Anda bisa lebih waspada, kenali berbagai faktor risiko berikut!

Apa saja faktor risiko pneumonia?

Virus, jamur, dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah ditemukan di udara. Jika jumlahnya masih dalam batas wajar, sistem kekebalan tubuh mampu mengatasinya.

Namun, jika jumlah virus sudah terlalu banyak, sistem kekebalan tubuh akan kewalahan sehingga terjadilah infeksi pada paru-paru Anda.

Nah, berikut adalah beberapa faktor yang membuat Anda lebih mudah terkena atau tertular pneumonia.

1. Bekerja di lingkungan yang rawan penularan

Penularan Pneumonia

Tahukah Anda bahwa pekerjaan bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko pneumonia?

Penyakit yang bisa menyebabkan paru-paru terisi cairan ini lebih berisiko menyebar jika Anda bekerja di tempat dengan polusi udara atau asap beracun.

Selain itu, seseorang yang bekerja di pusat pengolahan ayam, toko hewan peliharaan, atau klinik hewan juga memiliki risiko serupa.

Ini bisa terjadi karena beberapa kuman penyebab pneumonia dapat menginfeksi burung dan hewan lainnya, kemudian menular ke Anda melalui udara.

2. Berasal dari kelompok usia tertentu

Laman National Heart, Lung, and Blood Institute menyebutkan bahwa bayi, anak-anak di bawah dua tahun, dan lansia di atas 65 tahun berisiko lebih tinggi terkena pneumonia.

Anak-anak dinilai lebih berisiko karena kekebalan tubuhnya yang belum sempurna. Sementara itu, lansia dinilai lebih berisiko karena kekebalan tubuhnya yang sudah menurun.

Selain itu, anak-anak dan orang tua yang belum mendapatkan vaksin untuk mencegah pneumonia juga akan mengalami peningkatan risiko.

Tahukah Anda?

Selama beberapa tahun terakhir, pneumonia menjadi penyebab tertinggi kematian pada balita di dunia, bersamaan dengan diare.

3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

Beberapa kondisi berikut dapat membuat sistem kekebalan tubuh melemah sehingga risiko terkena penyakit menular, termasuk pneumonia, turut meningkat.

  • Hamil.
  • HIV/AIDS atau masalah kesehatan lain yang menyerang sistem imun.
  • Transplantasi organ atau sumsum tulang.
  • Kemoterapi.
  • Penggunaan obat steroid dalam jangka panjang.

4. Memiliki kebiasaan merokok

Tembakau dalam rokok dapat merusak kemampuan paru-paru dalam melawan infeksi. Oleh karena itu, perokok merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengidap pneumonia.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One (2019) menemukan bahwa paparan asap tembakau sangat terkait dengan perkembangan community-acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia yang didapat dari komunitas.

Pneumonia bahkan tidak hanya mengintai perokok aktif. Perokok pasif, terutama yang berusia di atas 65 tahun, juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit paru ini.

5. Menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau alkohol

Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh Anda akan kesulitan menyerang bakteri dan virus penyebab pneumonia.

Selain itu, jika Anda tersedak atau muntah saat tidak sadar akibat overdosis, cairan dari kerongkongan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi.

6. Pernah dirawat di rumah sakit

Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko pneumonia adalah riwayat rawat inap di rumah sakit. Jenis pneumonia yang berasal dari rumah sakit disebut hospital-acquired pneumonia atau HAP.

Pseudomonas aeruginosa dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan dua jenis bakteri penyebab pneumonia yang banyak ditemukan di rumah sakit.

Semakin lama seseorang dirawat di rumah sakit, semakin tinggi pula risiko terjadinya HAP. Infeksi bahkan bisa terjadi dalam kurun 48 jam Anda berada di rumah sakit.

Namun, bukan berarti Anda harus takut pergi ke rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat yang tepat untuk berobat. Untuk mencegah penularan penyakit, gunakanlah masker saat pergi ke rumah sakit.

7. Berada di lingkungan dengan risiko penularan yang tinggi

Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang mudah menular. Inilah alasan mengapa banyak orang tertular pneumonia dari orang-orang di sekitarnya.

Seseorang yang banyak menghabiskan waktu di tempat ramai, seperti panti jompo, asrama, atau barak militer, tentu memiliki risiko yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk memakai masker ketika berada di keramaian, terutama saat Anda berada di dekat seseorang yang mengalami gejala pneumonia.

8. Mengidap gangguan pada otak

Beberapa gangguan otak, seperti disfangia, stroke, hingga penyakit Parkinson bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk menelan atau batuk.

Jika Anda tidak bisa menelan atau batuk, makanan atau minuman yang seharusnya masuk ke kerongkongan justru bisa masuk ke dalam paru-paru.

Akibatnya, Anda bisa mengalami pneumonia aspirasi. Ini adalah jenis pneumonia yang disebabkan oleh masuknya benda asing ke paru-paru.

9. Mengidap masalah kesehatan lainnya

Seseorang dengan penyakit gangguan saluran pernapasan, seperti asma, bronkiektasis, hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dinilai lebih berisiko terkena pneumonia.

Begitu pula dengan orang-orang yang mengidap penyakit kronis, seperti gagal jantung atau gagal ginjal.

Jika Anda memiliki satu atau beberapa faktor di atas, cara terbaik untuk mengurangi risiko pneumonia adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan rutin mengunjungi dokter.

Pneumonia termasuk penyakit yang bisa disembuhkan dengan minum obat dan perawatan rumahan asalkan Anda patuh menjalani pengobatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is pneumonia?. (2022). National Heart, Lung, and Blood Institute. Retrieved 15 December 2023, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia.

American Lung Association. (2022, November 17). Learn about pneumonia. Retrieved 15 December 2023, from https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/learn-about-pneumonia.

Pneumonia – Symptoms and causes. (2020, June 13). Mayo Clinic. Retrieved 15 December 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204#.

Baskaran, V., Murray, R. L., Hunter, A., Lim, W. S., & McKeever, T. M. (2019). Effect of tobacco smoking on the risk of developing community acquired pneumonia: A systematic review and meta-analysis. PLOS ONE14(7), e0220204. Retrieved 15 December 2023, from https://doi.org/10.1371/journal.pone.0220204.

Simou, E., Britton, J., & Leonardi-Bee, J. (2018). Alcohol and the risk of pneumonia: A systematic review and meta-analysis. BMJ Open8(8), e022344. Retrieved 15 December 2023, from https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-022344.

Chang, M. C., Choo, Y. J., Seo, K. C., & Yang, S. (2022). The relationship between dysphagia and pneumonia in acute stroke patients: A systematic review and meta-analysis. Frontiers in Neurology13. Retrieved 15 December 2023, from https://doi.org/10.3389/fneur.2022.834240.

Versi Terbaru

02/01/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Waspada! Ini 5 Komplikasi Pneumonia yang Bisa Berakibat Fatal

7 Vitamin dan Mineral yang Baik untuk Kesehatan Paru-Paru


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 02/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan