Saat mengalami batuk, terutama di malam hari, banyak orang merasa sulit untuk tidur nyenyak. Batuk yang terus-menerus tidak hanya mengganggu istirahat, tetapi juga dapat memperlambat proses pemulihan tubuh. Salah satu faktor yang sering diabaikan tapi berpengaruh besar adalah posisi tidur. Lantas, bagaimana sebaiknya posisi tidur saat batuk? Ketahui di bawah ini.
Kesalahan dalam memilih posisi tidur saat batuk
Posisi tidur yang tidak tepat dapat memperburuk iritasi tenggorokan, menyebabkan lendir menumpuk, dan memicu batuk di malam hari yang lebih parah.
Ada beberapa kesalahan umum dalam memilih posisi tidur ketika batuk, di antaranya sebagai berikut.
1. Tidur telentang tanpa elevasi
Tidur dalam posisi telentang datar (flat on the back) saat sedang batuk dapat memperburuk gejala.
Posisi ini membuat lendir atau cairan dari hidung dan tenggorokan mudah mengalir ke saluran napas, sehingga memicu batuk terus-menerus.
Beberapa sumber seperti Sleep Foundation menekankan bahwa posisi ini bisa memperparah kondisi, terutama pada penderita batuk akibat postnasal drip atau GERD (asam lambung naik).
2. Tidur tanpa penyangga kepala (flat supine)
Kesalahan lain adalah tidur telentang tanpa menggunakan bantal atau penyangga kepala yang cukup.
Menurut Cleveland Clinic, posisi ini membuat saluran napas bagian atas lebih sempit, sehingga lebih sulit bernapas dengan nyaman.
Pada saat batuk, jalan napas yang sempit akan lebih mudah teriritasi, sehingga menyebabkan batuk semakin parah dan mengganggu tidur.
3. Mengangkat kepala terlalu tinggi atau tidak ergonomis
Beberapa orang mungkin berusaha mengatasi batuk malam hari dengan menumpuk banyak bantal.
Namun, jika kepala dan leher terlalu tinggi atau dalam posisi yang tidak alami, ini bisa menyebabkan ketegangan pada otot leher dan punggung.
Menurut pakar tidur, posisi ini justru dapat mengganggu tidur karena rasa tidak nyaman dan menambah stres pada tubuh.
4. Tidur tengkurap (prone position)
Tidur tengkurap bukan pilihan yang aman atau nyaman, terutama bagi anak-anak dan bayi. Selain membuat leher menjadi tegang, posisi ini dapat mempersempit saluran napas.
Untuk bayi, posisi ini sangat berbahaya karena meningkatkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS).
Oleh karena itu, posisi tengkurap sebaiknya dihindari oleh semua usia saat mengalami batuk.
5. Tidak mengubah posisi saat batuk memburuk
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tetap bertahan pada satu posisi tidur meskipun batuk terasa semakin parah.
Padahal, mengubah posisi, misalnya dari telentang ke miring dengan kepala sedikit terangkat, dapat membantu mengalirkan lendir dan mengurangi iritasi tenggorokan.
Columbia Doctors menyarankan posisi miring dengan penyangga sebagai salah satu posisi tidur yang baik saat batuk.
Posisi tidur yang tepat saat batuk
Sebagai cara mencegah dan meredakan batuk saat tidur, selain menghindari posisi tidur yang salah, sebaiknya perbaiki juga kebiasaan tidur dengan posisi yang tepat.
Memahami posisi tidur yang baik saat batuk menjadi penting untuk membantu mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.
Berikut beberapa posisi tidur yang dianjurkan saat sesak napas dan batuk.
1. Tidur dengan posisi setengah duduk (semi-recumbent)
Posisi tidur yang baik untuk orang batuk yaitu dengan kepala dan tubuh bagian atas sedikit terangkat, sekitar 30 hingga 45 derajat.
Posisi ini sangat dianjurkan karena membantu membuka saluran napas dan memudahkan lendir turun dari tenggorokan.
Menurut Sleep Foundation, posisi semi-recumbent dapat mengurangi batuk di malam hari yang disebabkan oleh postnasal drip atau refluks asam.
Penelitian juga menunjukkan bahwa posisi ini mengurangi frekuensi batuk saat prosedur medis seperti bronkoskopi.
2. Menggunakan bantal tambahan untuk menopang kepala dan punggung atas
Tidur dengan kepala sedikit lebih tinggi dari tubuh membantu mengurangi iritasi tenggorokan akibat aliran lendir.
Menggunakan bantal tambahan atau bantal berbentuk wedge (baji) adalah cara yang efektif untuk menjaga posisi tidur tetap nyaman dan aman.
Disarankan elevasi kepala sekitar 10–20 cm untuk meredakan batuk tanpa menyebabkan sakit leher atau punggung.
3. Tidur menyamping (side-sleeping)
Tidur menyamping, terutama ke sisi kanan atau kiri, membantu mencegah lendir menumpuk di tenggorokan dan mengurangi iritasi.
Posisi ini juga menjaga saluran napas tetap terbuka dan dapat membuat pernapasan lebih lega.
Tidur menyamping lebih baik daripada terlentang, terutama saat batuk disebabkan oleh alergi, pilek, atau infeksi saluran pernapasan atas.
Bila setelah mengubah posisi seperti di atas batuk tetap tidak kunjung sembuh, ada baiknya lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan penyebab dan mendapat penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Posisi tidur yang tepat saat batuk sangat penting untuk membantu meredakan gejala dan meningkatkan kualitas tidur.
- Tidur dengan kepala dan tubuh bagian atas sedikit terangkat (semi-recumbent) atau tidur menyamping dapat membantu melancarkan aliran lendir, mengurangi iritasi tenggorokan, serta mencegah batuk yang memburuk di malam hari.
- Sebaliknya, tidur telentang datar atau dengan elevasi berlebihan justru dapat memperparah batuk.
- Oleh karena itu, memilih posisi yang ergonomis dan nyaman merupakan langkah sederhana tetapi efektif dalam mendukung pemulihan saat batuk.