backup og meta

Berapa Lama Manusia Bisa Menahan Napas?

Berapa Lama Manusia Bisa Menahan Napas?

Saat berenang, menyelam, atau memainkan instrumen musik, Anda perlu menahan napas. Namun, manusia tidak bisa menahan napas terlalu lama karena bernapas diperlukan agar organ tubuh berfungsi dengan baik.

Ada beberapa reaksi yang akan muncul saat Anda mencoba menahan napas. Apa saja? Ketahui berapa lama manusia mampu menahan napas dan efeknya pada tubuh dalam penjelasan berikut.

Berapa lama manusia bisa menahan napas?

Pada dasarnya, manusia bisa menahan napas dalam waktu yang lama. Meski demikian, durasinya sangat bergantung pada faktor biologis, lingkungan, dan latihan.

Lantas, manusia bisa tahan napas normal berapa lama? Rata-rata, orang yang tidak menjalani latihan pernapasan khusus mampu menahan napas selama 1 hingga 2 menit.

Saat menahan napas, kadar oksigen dalam tubuh akan menurun (hipoksia), sedangkan kadar karbon dioksida meningkat, yang memicu dorongan otak untuk bernapas kembali.

Sensasi nyeri atau tercekik sering muncul akibat kontraksi otot diafragma.

Jika menahan napas lebih dari 2 menit, risiko kehilangan kesadaran meningkat, dan jika berlangsung lebih dari 5 menit, kerusakan organ seperti otak, ginjal, dan hati bisa terjadi.

Namun, beberapa orang mampu menahan napas lebih lama, tergantung pada kapasitas paru-paru, fungsi limpa, dan adaptasi tubuh terhadap lingkungan.

Orang yang tinggal di pegunungan atau daerah pantai umumnya bisa menahan napas lebih lama. Misalnya suku Bajau yang mampu menyelam tanpa alat bantu hingga lima jam.

Kemampuan ini berkat adaptasi lingkungan dan ukuran limpa yang lebih besar, yang menyimpan lebih banyak sel darah kaya oksigen.

Selain itu, penyelam profesional, atlet, atau orang yang berlatih teknik sistem pernapasan tertentu bisa menahan napas hingga lebih dari 10 menit, dengan cara menghirup udara bersih sebanyak mungkin sebelum menahan napas.

Bahaya menahan napas terlalu lama

Bahaya menahan napas

Namun jangan coba-coba menahan napas lebih dari 2 menit jika Anda tidak terlatih melakukan teknik pernapasan tersebut. 

Seperti yang telah dijelaskan, menahan napas terlalu lama bisa menyebabkan sesak napas, kejang, hilang kesadaran sampai kerusakan organ.

Sebuah studi dari Journal Sports Medicine bahkan menyebutkan penyelam atau orang yang terbiasa menahan napas lama bisa mengalami gangguan kesehatan seperti:

  • nitrogen narcosis (peningkatan kadar nitrogen di dalam tubuh),
  • perdarahan paru, 
  • cedera paru,
  • edema paru,
  • serangan jantung, 
  • kerusakan DNA, dan 
  • gangguan fungsi otak.

Lantas, bisakah seseorang meninggal karena menahan napas? Risiko kematian akibat menahan napas akan lebih besar ketika Anda berada di dalam air.

Pasalnya, Anda bisa saja tenggelam karena refleks tubuh untuk mengambil oksigen malah membuat Anda menghirup banyak air yang langsung memenuhi paru-paru.

Jika tidak berada di dalam air, tubuh sebenarnya akan secara otomatis kembali bernapas setelah Anda mulai kehilangan kesadaran.

Dampak fatal bisa dialami ketika Anda secara sengaja terus menahan napas. 

Adakah manfaat dari menahan napas?

barotrauma saat menyelam

Beberapa penelitian menunjukkan terdapat beberapa manfaat dari latihan menahan napas.

Manfaat tersebut salah satunya adalah meningkatkan fungsi paru atau memperbaiki kemampuan pernapasan. Sementara manfaat lainnya adalah:

  • meningkatkan harapan hidup,
  • menyehatkan otak karena menjaga fungsi regenerasi sel, 
  • meningkatkan kekebalan terhadap infeksi bakteri, dan
  • merilekskan tubuh.

Namun penting diketahui, penelitian mengenai manfaat menahan napas ini masih sebatas pengujian awal yang sebagian besar dilakukan pada hewan atau sel percobaan di laboratorium.

Jadi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan potensi manfaat tersebut. 

Keahlian menahan napas dalam waktu lama terkadang memang diperlukan untuk melakukan aktivitas tertentu.

Namun, jika sembarangan dilakukan menahan napas bisa menimbulkan risiko serius.

Apabila ingin meningkatkan kemampuan menahan napas, Anda sebaiknya melakukan latihan pernapasan khusus yang dipandu ahli profesional yang terlatih.

Konsultasi kepada dokter atau terapis pernapasan juga dapat memberikan rekomendasi latihan pernapasan yang dapat meningkatkan kapasitas paru.

Kesimpulan

  • Menahan napas memang memungkinkan dilakukan oleh manusia, tetapi durasinya sangat bergantung pada faktor biologis, lingkungan, dan latihan.
  • Rata-rata, orang yang tidak terlatih hanya dapat menahan napas selama 1 hingga 2 menit, dan menahan napas lebih lama dapat menyebabkan dampak negatif seperti hipoksia, kerusakan organ, atau bahkan kehilangan kesadaran.
  • Meskipun ada manfaat dari latihan menahan napas, seperti meningkatkan fungsi paru-paru dan kesehatan tubuh, latihan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah bimbingan profesional.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Lust, K., & Wittbrodt, J. (2015). Hold your breath!. eLife, 4, e12523. Retrieved 27 December 2024, from https://doi.org/10.7554/eLife.12523

Mohrin, M., Shin, J., Liu, Y., Brown, K., Luo, H., Xi, Y., Haynes, C. M., & Chen, D. (2015). Stem cell aging. A mitochondrial UPR-mediated metabolic checkpoint regulates hematopoietic stem cell aging. Science (New York, N.Y.), 347(6228), 1374–1377. Retrieved 27 December 2024, from https://doi.org/10.1126/science.aaa2361

Kox, M., van Eijk, L. T., Zwaag, J., van den Wildenberg, J., Sweep, F. C., van der Hoeven, J. G., & Pickkers, P. (2014). Voluntary activation of the sympathetic nervous system and attenuation of the innate immune response in humans. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 111(20), 7379–7384. Retrieved 27 December 2024, from https://doi.org/10.1073/pnas.1322174111

Dujic, Z., & Breskovic, T. (2012). Impact of Breath Holding on Cardiovascular Respiratory and Cerebrovascular Health. Sports Medicine, 42(6), 459-472. Retrieved 27 December 2024, from 10.2165/11599260-000000000-00000

Lust, K & Wittbrodt, J. (2015). Regeneration: Hold your breath!. Retrieved 27 December 2024, from https://elifesciences.org/articles/12523

Redcross Canada. (2021). Holding Your Breath Underwater – Canadian Red Cross. Retrieved 27 December 2024, from https://www.redcross.ca/training-and-certification/swimming-and-water-safety-tips-and-resources/swimming-boating-and-water-safety-tips/holding-your-breath-underwater

Magana, A. (2012).WAITING TO INHALE: WHY IT HURTS TO HOLD YOUR BREATH. Retrieved 27 December 2024, from https://www.scq.ubc.ca/waiting-to-inhale-why-it-hurts-to-hold-your-breath/

Versi Terbaru

07/01/2025

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Memahami Perbedaan Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut

4 Teknik Pemberian Napas Buatan dalam Situasi Darurat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan