Hampir setiap orang pasti pernah mengalami cegukan. Kondisi yang disertai dengan suara ‘hik’ ini sering kali membuat kita merasa tidak nyaman dan buru-buru minum air untuk meredakannya. Sebenarnya, apa itu cegukan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu cegukan?
Cegukan, atau yang dikenal dengan istilah singultus dalam bahasa medis, adalah bunyi ‘hik’ yang muncul secara tidak sengaja ketika otot diafragma menegang atau berkontraksi secara tak terkendali.
Akibatnya, udara masuk ke dalam paru-paru secara mendadak. Hal ini menyebabkan katup saluran pernapasan menutup sangat cepat, sehingga muncul suara seperti terjepit.
Cegukan atau singultus adalah kondisi yang sangat umum terjadi. Hampir setiap orang pasti pernah mengalaminya.
Keadaan ini juga dapat menimpa semua orang dari seluruh golongan usia, termasuk bayi dan anak-anak. Cegukan pada bayi juga sangat lumrah terjadi, bahkan sejak masih di dalam kandungan.
Untungnya, kondisi ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak membahayakan kesehatan.
Namun, pada beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, cegukan bisa terjadi terus-menerus dan tak kunjung berhenti selama beberapa hari, bahkan bulan. Ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan lain.
Apa penyebab cegukan?
Penyebab cegukan bisa terjadi karena berbagai macam hal, mulai dari masalah organ tubuh, saraf, hingga jenis obat-obatan yang Anda konsumsi.
Namun, biasanya cegukan yang akut atau ringan disebabkan oleh hal-hal umum, seperti:
- minum minuman bersoda,
- minum terlalu banyak alkohol,
- makan terlalu banyak,
- kegembiraan atau stres emosional,
- perubahan suhu mendadak, dan
- menelan udara saat mengunyah permen karet atau mengisap permen.
Selain penyebab-penyebab di atas, terdapat berbagai pemicu yang juga mengakibatkan kondisi tersebut bertahan hingga lebih dari 48 jam.
Biasanya, penyebab cegukan tak bisa berhenti selama beberapa hari dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, tertentu, seperti berikut ini.
1. Masalah otak
Kondisi pembuluh darah otak yang bermasalah dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak, dan hal ini memengaruhi kemunculan kondisi ini.
Beberapa penyakit akibat bermasalahnya pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan munculnya kondisi tersebut, antara lain:
- stroke,
- lupus eritematosus sistemik (SLE), dan
- aneurisma otak.
2. Masalah pada sistem saraf perifer
Cegukan jangka panjang juga dapat disebabkan oleh kerusakan atau iritasi pada sistem saraf perifer, yang juga memengaruhi pergerakan otot diafragma.
3. Kelainan pada sistem pencernaan
Menurut sebuah studi dari Journal of Neurogastroenterology and Motility, cegukan adalah kondisi yang kemungkinan memiliki kaitan erat dengan masalah sistem pencernaan, seperti:
- kenaikan asam lambung,
- heartburn,
- kesulitan menelan (disfagia), dan
- tumor atau kanker esofagus.
4. Pascaoperasi
Beberapa kasus pengencangan otot diafragma terjadi setelah prosedur operasi. Penggunaan obat bius sebelum operasi dapat menyebabkan kondisi ini.
Namun, hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah kondisi tersebut muncul akibat tindakan operasi itu sendiri atau dipicu oleh penggunaan obat bius.
5. Kelainan sistem metabolisme
Sistem metabolisme tubuh yang bermasalah dapat menjadi penyebab terjadinya cegukan jangka panjang.
Penyakit-penyakit yang biasanya berkaitan dengan sistem metabolisme tubuh adalah diabetes dan gagal ginjal.
6. Konsumsi obat-obatan tertentu
Obat-obatan yang dapat memicu munculnya cegukan di antaranya:
- pengobatan Parkinson,
- morfin,
- steroid,
- obat-obatan barbiturat,
- azithromycin, dan
- aripiprazole.
Apa saja komplikasi yang muncul akibat cegukan?
Pada umumnya, kondisi ini tidak membahayakan kesehatan, terutama jenis yang masih tergolong ringan atau akut.
Namun, Anda perlu mewaspadai jika kondisi ini berlangsung kronis atau persisten hingga lebih dari 48 jam.
Berbagai komplikasi yang muncul akibat cegukan jangka panjang adalah sebagai berikut.
1. Berat badan turun dan dehidrasi
Apabila kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dan memiliki jeda yang pendek, Anda dapat mengalami kesulitan untuk makan dan minum dengan normal.
2. Insomnia
Jika kondisi ini terus terjadi, bahkan saat Anda sedang tertidur, kemungkinan Anda akan mengalami kesulitan tidur dan terus terbangun di malam hari.
3. Kelelahan
Cegukan kronis sangat melelahkan bagi tubuh, terutama jika kondisi tersebut memengaruhi pola makan dan minum Anda.
4. Kesulitan berkomunikasi
Tidak hanya makan dan minum, kondisi ini juga mungkin dapat menyebabkan terganggunya komunikasi Anda dengan orang lain.
5. Depresi
Depresi klinis adalah komplikasi lainnya yang kemungkinan berawal dari cegukan persisten.
6. Pemulihan luka lebih lama
Cegukan terus-menerus dapat menyebabkan luka pascaoperasi membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Hal ini tentunya meningkatkan risiko terjadinya infeksi atau pendarahan setelah tindakan operasi.
Bagaimana cara memeriksa penyebab cegukan?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, umumnya kondisi ini akan hilang dengan sendirinya, setidaknya kurang dari 48 jam.
Namun, jika cegukan terus terjadi sampai lebih dari 48 jam, segera periksakan diri Anda.
Dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab cegukan Anda tak kunjung berhenti dengan melakukan pemeriksaan fisik dan saraf untuk mengetahui:
- refleks,
- keseimbangan,
- koordinasi,
- penglihatan,
- indra peraba,
- kekuatan otot, dan
- bentuk otot.
Apabila dokter mencurigai adanya masalah kesehatan lainnya di tubuh Anda yang dapat memicu munculnya cegukan, maka beberapa tes pemeriksaan berikut akan dilakukan.
1. Tes laboratorium
Dokter akan mengambil sampel darah Anda. Sampel tersebut akan dicek di laboratorium untuk mengetahui apakah ada kondisi-kondisi seperti diabetes, infeksi, atau penyakit pada ginjal.
2. Tes pencitraan
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan untuk mengetahui adanya kelainan yang memengaruhi saraf vagus, saraf frenikus, atau diafragma.
Tes yang akan dilakukan meliputi tes X-ray, CT scan, dan magnetic resonance imaging (MRI).
3. Tes endoskopi
Tidak hanya kedua tes di atas, dokter juga mungkin akan melakukan tes endoskopi. Prosedurnya adalah dengan memasukkan kamera kecil yang terdapat di tabung tipis, kecil, dan fleksibel.
Tabung dengan kamera tersebut kemudian dimasukkan melewati tenggorokan untuk mengecek apakah ada gangguan pada esofagus atau batang tenggorokan Anda.
Bagaimana cara menghilangkan cegukan?
Biasanya, kondisi ini dapat menghilang dengan sendirinya tanpa perlu adanya bantuan atau penanganan medis.
Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa cara menghilangkan cegukan yang bisa Anda coba, seperti.
- Bernapas dengan kantong kertas.
- Kumur dengan air es.
- Tahan napas selama beberapa detik.
- Minum air dingin.
- Makan dengan porsi yang lebih sedikit.
- Hindari minuman bersoda dan makanan yang memicu produksi gas dalam tubuh.
Teknik pijat untuk mengatasi cegukan di titik tertentu juga diketahui bisa menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan.
Akan tetapi, ada kalanya kondisi ini disebabkan oleh masalah kesehatan lain dan gejala terus muncul bahkan lebih dari 48 jam.
Dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan berikut untuk mengatasi cegukan yang tak kunjung hilang.
- Chlorpromazine.
- Obat antikejang (antikonvulsan).
- Simethicone.
- Obat prokinetik.
- Baclofen.
- Nifedipine.
- Midazolam.
- Methylphenidate.
- Lidocaine.
- Sertraline.