backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Nebulizer untuk Bayi dan Anak-anak, Ini Tips Cara Pakainya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Nebulizer untuk Bayi dan Anak-anak, Ini Tips Cara Pakainya

    Penggunaan nebulizer untuk bayi dan anak-anak yang menderita penyakit pernapasan adalah metode perawatan rumahan yang tepat. Ini karena kemudahan pemakaiannya.

    Nebulizer adalah alat medis untuk mengubah obat cair menjadi uap agar lebih mudah dihirup oleh paru-paru. Alat ini akan mengantarkan obat cair dalam bentuk butiran uap air yang sangat kecil supaya langsung masuk ke dalam paru-paru.

    Nebulizer umum digunakan sebagai terapi untuk mengatasi berbagai macam penyakit pernapasan pada anak-anak, seperti asma, batuk croup, fibrosis kistik (cystic fibrosis), infeksi paru RSV (Respiratory Syncytial Virus), pneumonia pada anak, dan lainnya. 

    Cara pakai nebulizer untuk bayi dan anak kecil

    genose alat deteksi covid-19 dari embusan napas

    Anda mungkin sedikit bingung ketika pertama kali harus memasangkan nebulizer pada si kecil. Namun, mengikuti tips di bawah ini dapat membantu Anda mahir saat menggunakannya.

    Proses pengantaran cairan obat menjadi uap akan berbeda-beda tergantung jenis nebulizer yang dipakai. 

    Namun secara umum, cara pakai nebulizer untuk bayi dan anak kecil di rumah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

    1. Cuci tangan Anda sebelum memulai perawatan.
    2. Pastikan peralatan nebulizer bersih dan steril.
    3. Masukkan obat ke dalam tabung nebulizer. Pastikan ia sudah dalam bentuk cair dan cocok untuk jenis nebulizer Anda.
    4. Pasangkan selang penyalur obat terpasang dengan baik di kedua ujungnya; satu di tabung obat dan satunya lagi di ujung alat hirup. 
    5. Dudukkan anak tegak di pangkuan Anda agar ia bisa menarik napas lebih dalam sehingga obat dapat terhirup ke seluruh bagian paru-parunya.
    6. Pasangkan masker ke wajah anak dan pastikan menutupi hidung dan mulutnya.
    7. Nyalakan mesin nebulizer.
    8. Selama obat tersalurkan lewat selang, pastikan Anda tetap memegang masker di wajah anak agar tidak ada uap obat yang keluar.
    9. Selesaikan terapi ketika uap sudah semakin sedikit dan obat cair dalam tabungnya juga sudah habis. 
    10. Lepaskan masker dari wajah anak.
    11. Bersihkan dan sterilkan nebulizer setiap habis pakai.

    Bagaimana agar anak tidak rewel saat pakai nebulizer?

    Meski cara pakai nebulizer cukup mudah, cara ini bisa bikin bayi rewel dan menangis. Maka, Anda harus pandai mengakalinya. Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu.

    • Alihkan perhatian si kecil saat menggunakan nebulizer.
    • Cobalah menyalakan musik atau film kartun selama terapi nebulizer untuk bayi agar ia tidak terlalu terbebani dengan proses pengobatannya.
    • Setiap selesai terapi, jangan lupa juga untuk memuji si kecil atas keberhasilannya, misalnya dengan bersorak dan bertepuk tangan.
    • Konsultasikan ke dokter anak Anda jika Anda tetap merasa kesulitan untuk memakaikan nebulizer untuk anak.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan nebulizer untuk bayi

    ttn pada bayi

    Agar terapi nebulizer berjalan efektif, perhatikan hal-hal berikut.

    1. Perhatikan jenis obat yang digunakan

    Sebelum menuang obat cair ke dalam tabung nebulizer, baca baik-baik instruksi di labelnya. Pastikan Anda menggunakan obat yang sesuai.

    Beberapa jenis obat mungkin sudah siap pakai dalam bentuk cair sedangkan yang lainnya masih dalam bentuk bubuk atau puyer.

    Obat yang berbentuk bubuk biasanya perlu dilarutkan lebih dulu dengan air atau cairan saline sebelum digunakan.

    2. Pilih jenis masker yang cocok untuk anak

    Umumnya, nebulizer menggunakan masker sebagai alat untuk menghirup uap. Masker biasanya digunakan untuk anak-anak karena mereka lebih terbiasa bernapas lewat hidung daripada mulut

    Namun, jika bayi tidak nyaman dengan masker, ibu bisa mencoba alat hirup berbentuk empeng. Alat ini juga bisa membantu menenangkan bayi yang rewel selama perawatan.

    3. Pegang masker dengan tangan Anda

    Meski kebanyakan masker nebulizer sudah dilengkapi tali pengait untuk menjaga posisi masker agar tidak bergeser. 

    Umumnya, bayi tidak merasa nyaman dengan tali tersebut. Akan lebih mudah jika Anda memegang masker langsung di wajahnya.

    4. Tetapkan jadwal khusus untuk terapi nebulizer untuk bayi

    Sebenarnya Anda bisa gunakan nebulizer kapan saja jika diperlukan. Namun, lebih baik jika Anda menetapkan waktu khusus di saat bayi biasanya merasa nyaman.

    Sebagai contoh, setelah bayi makan, sebelum tidur siang, atau sebelum tidur malam. Pada saat ini, biasanya bayi dalam keadaan mengantuk sehingga lebih mudah menjalani terapi.

    5. Pastikan situasi dan kondisi siap untuk melakukan terapi

    Perawatan dengan nebulizer biasanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Maka sebisa mungkin, jauhkan segala hal yang dapat mengganggu atau menghentikan terapi di tengah jalan. 

    Minta anak-anak Anda yang lain untuk bermain di ruangan lain agar tidak mengganggu kelancaran proses terapi.

    Matikan ponsel atau ubah dalam mode sunyi, pastikan kompor atau oven di dapur tidak menyala, dan selesaikan tugas-tugas lainnya sebelum mulai memasangkan nebulizer untuk bayi Anda.

    6. Jagalah selalu kebersihan nebulizer

    Nebulizer yang tidak dibersihkan rentan menjadi sarang bakteri dan jamur. Mikroba patogen ini dapat hidup di selang ataupun celah-celah alat sehingga berisiko masuk ke paru-paru bayi saat menggunakan alat tersebut.

    Oleh karena itu, setelah digunakan, pastikan Anda melepas semua komponen nebulizer dari mesin. Rendamlah selama 15 menit dalam air hangat yang sudah dicampur sabun atau disinfektan.

    7. Lakukan disinfeksi secara rutin

    Selain membersihkan setelah dipakai, Anda juga perlu melakukan disinfeksi pada nebulizer setidaknya sekali dalam seminggu atau sesuai petunjuk yang disarankan. 

    Mengutip My Cleveland Clinic, Anda bisa melakukan disinfeksi dengan cara berikut.

    Untuk nebulizer sekali pakai (disposable nebulizers), rendamlah alat tersebut ke dalam salah satu dari 3 jenis cairan berikut.

    • Cairan alkohol 70% selama 5 menit.
    • Hidrogen peroksida 3% selama 30 menit.
    • Larutan cuka dan air (perbandingan cuka:air sebesar 1:3) selama 30 menit.

    Untuk nebulizer non-disposable, selain melakukan cara di atas, Anda juga bisa melakukan cara berikut.

    8. Simpan nebulizer di tempat yang bersih dan kering. 

    Setelah dibersihkan dan disterilkan, pastikan Anda mengeringkan nebulizer dengan baik lalu menyimpannya di tempat yang bersih dan kering. 

    Tujuannya agar nebulizer tidak lembab dan terhindar dari kontaminasi bakteri dan jamur.

    Kelebihan dan kekurangan menggunakan nebulizer untuk bayi

    nebulizer alat hirup uap untuk obat masalah pernapasan

    Melansir situs Health Guidance, terapi nebulizer untuk mengatasi asma dan gangguan pernapasan pada bayi dan anak menuai pro dan kontra. Beberapa ahli tidak menyarankan terapi ini pada usia yang terlalu muda. 

    Meski begitu, terapi ini menawarkan sejumlah kelebihan. Untuk lebih jelasnya, simak kelebihan dan kekurangan menggunakan nebulizer untuk bayi berikut ini.

    Kelebihan nebulizer untuk mengatasi gangguan pernafasan anak.

    • Anak tidak perlu mendorong atau menarik dengan kuat seperti pada inhaler karena proses pengisapan uap dibantu dengan masker atau empeng.
    • Lebih mudah digunakan untuk bayi karena uap dapat langsung dihirup.
    • Dapat dilakukan dalam keadaan santai.
    • Takaran dosis yang dipakai lebih akurat.

    Adapun kekurangan terapi nebulizer untuk anak adalah sebagai berikut.

    • Berisiko terkontaminasi bakteri dan jamur jika alat tidak dibersihkan dengan baik.
    • Proses terapi memakan waktu yang cukup lama.
    • Kemungkinan anak akan mengalami efek samping seperti pusing dan efek lainnya tergantung obat yang digunakan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan