backup og meta

Salmonellosis

Salmonellosis

Definisi

Apa itu salmonellosis?

Salmonellosis adalah salah satu penyakit pada sistem pencernaan yang timbul akibat infeksi bakteri Salmonella di dalam usus. Bakteri ini adalah salah satu penyebab diare yang paling umum.

Manusia seringnya terinfeksi melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Sebagian besar pasien dengan infeksi ringan akan sembuh dalam waktu 4 – 7 hari tanpa pengobatan, bahkan ada juga yang tidak menunjukkan gejala.

Dalam beberapa kasus, diare yang disebabkan oleh Salmonella juga bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga pasien membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

Bakteri Salmonella bisa saja mengalir di dalam darah. Bila terus berkembang dan sudah menyebar ke luar usus, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Seberapa umumkah salmonellosis?

Salmonellosis lebih sering didiagnosis pada bayi dan anak-anak. Sebagian besar pasien yang terkena penyakit ini hidup di daerah yang sistem sanitasinya kurang baik.

Faktor tersebut mungkin menjadi pendukung, sebab lingkungan di sekitar yang kurang higienis bisa saja memengaruhi kualitas kebersihan makanan dan minuman.

Tanda dan gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala salmonellosis?

Gejala salmonellosis biasanya muncul dalam rentang waktu enam jam atau beberapa hari setelah terpapar dengan bakteri.

Gejala yang paling sering dirasakan adalah diare, bisa dalam intensitas ringan atau lebih parah. Berbagai gejala lainnya termasuk:

Biasanya gejala akan berlangsung selama dua hari hingga seminggu. Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin akan merasakan gejala yang lebih parah.

Kemungkinan terdapat beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu mengenai gejala di atas, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus segera periksa ke dokter bila mengalami gejala berikut.

  • Diare dan demam lebih dari 38℃.
  • Diare tidak kunjung membaik setelah tiga hari.
  • BAB berdarah.
  • Muntah berkepanjangan yang membuat Anda sulit untuk menahan cairan.
  • Mulai menunjukkan tanda dehidrasi, seperti mulut dan tenggorokan kering serta pusing saat berdiri.

Perlu diingat, tubuh setiap orang berbeda-beda, reaksi terhadap infeksi penyakit juga akan berbeda pula. Selalu diskusikan dengan dokter Anda tentang pilihan terbaik bagi kondisi kesehatan Anda.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab salmonellosis?

Kebanyakan orang terinfeksi bakteri karena mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella. Bakteri ini biasa ditemukan pada:

  • daging mentah, baik daging merah maupun daging unggas, kemungkinan bakteri hinggap bila daging terkena kotoran selama proses pemotongan,
  • telur mentah, bila ayam yang menghasilkan telur telah terinfeksi sebelumnya, serta
  • buah-buahan dan sayur-sayuran, bisa terkontaminasi saat dicuci dengan air yang telah terpapar Salmonella.

Bakteri dalam makanan tersebut akan tetap tinggal bila tidak dimasak sampai matang.

Makanan juga bisa terkontaminasi bila seseorang yang memasaknya baru selesai menggunakan toilet atau mengganti popok, lalu langsung mulai mengolah makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Tidak hanya lewat makanan, Anda bisa ikut terkena penyakit bila langsung makan dengan tangan setelah menyentuh hewan peliharaan yang terinfeksi.

Apa yang meningkatkan risiko terkena salmonellosis?

Risiko Anda terkena salmonellosis akan lebih tinggi bila:

  • menempuh perjalanan atau bekerja di daerah yang terdeteksi epidemi salmonellosis,
  • bekerja di laboratorium atau melakukan kontak dengan bakteri Salmonella,
  • melakukan kontak langsung dengan penderita tifus,
  • memiliki peliharaan burung atau reptil,
  • memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah,
  • memiliki penyakit radang usus, serta
  • menggunakan obat yang bersifat menurunkan kadar asam dalam perut seperti antacid atau antibiotik.

Diagnosis dan pengobatan

Apa saja pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit ini?

Pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui gejala yang Anda rasakan. Pada saat itu, dokter mungkin juga menanyakan riwayat kesehatan serta makanan yang Anda konsumsi pada beberapa hari terakhir.

Setelah itu, dokter mengambil sampel feses atau darah Anda. Nantinya, sampel ini akan diamati di laboratorium guna mendeteksi adanya bakteri Salmonella.

Apa saja pilihan pengobatan untuk salmonellosis?

Infeksi Salmonellosis yang ringan tidak membutuhkan pengobatan. Kebanyakan pasien akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 24 – 48 jam.

Anda harus dikarantina atau menggunakan kamar mandi yang berbeda. Mencuci tangan sangat penting untuk mencegah penyebaran kuman.

Saat pemulihan, Anda disarankan untuk minum banyak air guna mencegah dehidrasi. Ganti juga pola makan sehari-hari dengan makanan yang mudah dicerna, sebagai contoh Anda bisa mengikuti diet BRAT.

Setelah itu, Anda bisa secara bertahap mengonsumsi makanan normal kembali.

Hindari juga makanan yang dapat memicu diare. Misalnya, produk susu dapat membuat diare menjadi lebih buruk sehingga Anda harus menghindari susu selama beberapa hari. Jika diare kian parah, Anda akan memerlukan cairan infus.

Untuk kasus yang lebih parah, biasanya obat yang diberikan adalah antibiotik guna membunuh bakteri.

Namun pemberian obat juga didasari dengan beberapa pertimbangan seperti seberapa parah gejala yang dirasakan, riwayat kesehatan dan obat yang diminum, serta usia.

Pengobatan di rumah

Apa pengobatan rumahan untuk mengatasi salmonellosis?

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi penyakit ini.

  • Makanan seperti daging merah dan daging unggas harus dimasak.
  • Simpanlah makanan dengan benar. Sebagai contoh: tidak membiarkan salad sayur yang dicampur dengan mayones pada suhu kamar selama beberapa jam.
  • Hanya minum susu hasil pasteurisasi.
  • Minumlah hanya air kemasan saat bepergian.
  • Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi atau hewan yang terinfeksi Salmonella seperti kura-kura.
  • Cuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet untuk menghindari penyebaran penyakit.
  • Minum air dengan elektrolit (misalnya saat berolahraga) sampai diare berhenti sepenuhnya.
  • Lakukan diet rendah kalori setelah diare benar-benar berhenti.
  • Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami dehidrasi atau memiliki gejala yang berlangsung lebih dari 48 jam, seperti demam tinggi, diare akut, kulit atau mata menjadi kuning.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Salmonella Infection. (2019). Mayo Clinic. Retrieved 17 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/salmonella/symptoms-causes/syc-20355329

Salmonellosis. (2017). Department of Health – New York State. Retrieved 17 December 2020, from https://www.health.ny.gov/diseases/communicable/salmonellosis/fact_sheet.htm

Salmonella. (2020). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 17 December 2020, from https://www.cdc.gov/salmonella/index.html

Salmonella Infections. (n.d.). Johns Hopkins Medicine. Retrieved 17 December 2020, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/salmonella-infections

 

Versi Terbaru

08/01/2021

Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bagaimana Bakteri Bisa Menyebar dan Menyebabkan Penyakit?

Cara Mengatasi Gejala Leptospirosis, Penyakit Khas di Musim Hujan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 08/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan